Tuan Putri Yang Tersembunyi

Tuan Putri Yang Tersembunyi

Kehidupan yang Keenam Belas

“Aku harus kabur dari sini, aku tidak boleh mati lagi di tempat mengerikan ini.”

Seorang gadis cantik berambut keemasan tengah memanjat tembok tinggi yang dipenuhi tanaman berduri. Sekujur badannya dipenuhi balutan perban akibat luka yang dia terima, lehernya juga dihiasi tanda merah bekas kecupan, sekilas tergurat rasa takut mendalam dari sinar mata hazel nan bening miliknya. Pandangannya terus mengedar ke sekeliling sembari berharap tidak ada orang yang mengawasi pergerakannya.

“Bagaimana pun caranya aku harus pergi jauh dari istana ini.” Disertai tekad kuat di hati, gadis cantik rupawan itu perlahan berlari menjauhi kastil tempatnya tadi berada.

Tidak ada cahaya di garis wajahnya, hanya ada kepucatan mewarnai muka cantiknya itu, sungguh dia berada pada kondisi di mana dirinya nyaris jatuh dan tumbang. Walaupun telapak kakinya terdapat banyak luka goresan, dia tidak mempedulikannya, yang ada di otaknya hanyalah cara menjauh dari tempat yang dia anggap sebagai neraka.

“Yang Mulia Permaisuri melarikan diri! Ayo cepat kejar dia!” Suara sejumlah kesatria bergema dari balik tembok kastil, mereka mengejar gadis yang mereka sebut sebagai Permaisuri itu.

Melewati hutan belantara yang dihuni berbagai jenis binatang buas, gadis tersebut terus menyusuri jalanan yang diisi duri. Berbekal sebilah belati, dia menerobos semak belukar dan menebas segala jenis binatang yang mencoba menghalangi langkahnya. Sementara itu, di belakang punggungnya terdengar jelas derap kaki kesatria yang berupaya mengejarnya. Gaun yang ia kenakan mulai robek sana sini, suara napasnya juga mulai terputus-putus. Sekarang hidupnya berada di ambang kematian, tapi dia tidak menyerah untuk mengubah akhir dari hidupnya kala itu.

“Celaka! Di depanku ada jurang, aku tidak bisa lari ke mana-mana lagi.” Terpaksa gadis itu menghentikan langkahnya tatkala ia melihat tebing yang curam di hadapannya. Para kesatria yang mengejarnya kini tepat berada di belakangnya, mereka berhasil mengejar gadis itu.

“Yang Mulia, Anda tidak bisa lagi kabur dari sini. Tolong menyerah saja dan kembali bersama kami ke kastil,” ujar seorang kesatria.

“Jangan mendekat!” Gadis itu memberi peringatan sambil menodongkan belati tajam yang sedari tadi dia genggam. “Jika kalian mendekat, aku akan melompat ke bawah!” lanjutnya mengancam.

Para kesatria tampak kebingungan, mereka membatu di tempat seraya mencari cara untuk membujuk gadis itu supaya bersedia kembali lagi ke kastil bersama mereka. Namun, mereka kian ditimpa kebingungan sebab saat ini situasinya benar-benar genting. Apabila gadis itu mundur satu langkah lagi ke belakang, maka dia akan terjun bebas ke dalam jurang yang tidak terlihat dasarnya.

“Kami mohon kepada Anda, jangan bersikap bodoh dan membahayakan diri Anda sendiri, Yang Mulia. Anda harus kembali bersama kami, jika tidak nanti Kaisar akan memarahi kami,” tutur para kesatria berupaya membujuk gadis itu.

“Tidak!” Gadis itu menolak tegas disertai nada suara bergetar, perlahan tangannya gemetar hebat. Dari sudut mata indah si gadis berjatuhan bulir-bulir air mata, kedua pipinya basah tergenang butiran air mata kesedihan dan kesakitan. “Aku tidak akan pernah kembali lagi ke tempat yang mengerikan itu. Kalian hanya akan menyuruhku melayani setiap pria yang tidak aku kenali, aku tidak mau lagi … aku tidak mau lagi melakukannya!”

Terlintas di kepala gadis itu sebuah bayangan kelam tentang dirinya yang dibawa dari sebuah kekaisaran yang telah hancur. Dia dulunya adalah seorang Tuan Putri dari kekaisaran paling berjaya dan diberkahi kemakmuran. Nama ia yaitu Xaveryn Graziella, siapa pun kenal nama itu, nama gadis paling cantik yang terlahir dari darah murni seorang Kaisar dan Permaisuri Graziella. Namun, segalanya seketika lenyap, Kekaisaran Saverio melakukan pemberontakan tak terduga lalu membawa Xaveryn ke Saverio sebagai tawanan.

Xaveryn menjadi Permaisuri Saverio, tapi dia tidak pernah mendapat perlakuan sebagai Permaisuri. Kekuatan tersembunyi dari tubuhnya membuat semua orang buta, mereka menyiksa gadis cantik ini hingga memberinya keputusasaan serta ketakutan luar biasa. Sebuah rasa trauma yang mencabik-cabik hatinya terus menerus berdatangan, gadis yang selalu memamerkan keindahan senyumnya sudah mati karena rasa trauma yang dia peroleh.

“Hahaha, apa yang Anda katakan, Yang Mulia? Itu merupakan sebuah kewajiban bagi Anda. Tubuh indah Anda sekaligus kekuatan tersembunyi di inti tubuh Anda, seluruh manusia di muka bumi ini menginginkannya. Lagi pula Anda menikmatinya, bukan? Karena kebanyakan dari pria yang Anda layani adalah pria muda dan penuh karisma.”

Para kesatria terkekeh, mereka menghina Xaveryn secara terang-terangan, mereka tidak pernah menganggap Xaveryn seorang manusia. Seluruh rakyat Saverio menganggap Xaveryn sebagai alat agar mereka memperoleh kekuatan mahadahsyat.

“Aku tidak pernah menikmatinya … semua yang kalian lakukan padaku tidak pernah aku nikmati sekali pun! Aku membenci kalian, aku ingin mengutuk seluruh orang yang menyakitiku dan menyakiti keluargaku. Karena kalian aku jadi kehilangan segalanya, aku takkan lagi menyerahkan tubuhku pada orang lain. Kekuatan ini tidak akan pernah sampai ke tubuh kalian, aku akan membawanya bersamaku ke alam kematian.”

Xaveryn merogoh sebuah pistol dari balik gaunnya, dia menodongkan pistol tersebut ke kepalanya. Suara tawa para kesatria meredup sesaat mereka melihat Xaveryn tidak bermain-main mengancam dirinya. Tidak terhitung berapa kali dia berada pada posisi terjepit antara hidup dan mati, yang dia inginkan saat ini hanyalah mengakhiri hidupnya lalu meninggalkan dunia ini.

“Yang Mulia, letakkan pistol itu! Anda tidak bisa melakukan ini, jika Anda mati maka kami yang menjadi sasaran kemarahan Kaisar. Tolong menurutlah, Yang Mulia!”

Xaveryn tersenyum pahit. “Aku harap aku tidak akan pernah bangun lagi, aku sudah muak mati dan mengulang hidupku berkali-kali tapi tidak ada yang bisa aku ubah satu pun. Aku mengutuk kalian! Manusia biad*b yang menghancurkan hidupku, aku tidak akan memaafkan kalian sampai kapan pun itu.”

DOR!

Xaveryn menarik pelatuk pistol, satu peluru menembus masuk ke kepalanya, dia nekat mengakhiri hidupnya sendiri tanpa ada rasa takut akan kematian. Semua mata membelalak kaget ketika Xaveryn membunuh dirinya lalu terjatuh ke jurang tak berdasar. Samar-samar kedua netra hazel itu masih terbuka, dia merasakan dirinya sedang berada di udara. Setiap tetes darah segar mengalir di sisi kepalanya yang terluka akibat tembakan pistol.

‘Sudah enam belas kali kehidupan, tapi tidak ada satu pun yang berubah, setiap kali aku mati maka aku akan kembali hidup lagi di hari terjadinya pemberontakkan. Aku terbangun di dalam kurungan besi, selalu saja seperti itu. Sebenarnya, apa maksud dewa membiarkanku mengulang kehidupan pada situasi yang sama? Dia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk mengubah hidupku. Aku hanya mengulangi penderitaan yang sama, lalu apakah setelah ini aku juga akan terbangun lagi di waktu yang sama pada hari pemberontakkan? Aku harap aku tidak usah hidup lagi, aku lelah … sangat lelah ….’

Terpopuler

Comments

RS

RS

menarik,,renkarnasinya gak main main sdh belasan x,,lanjuttttt baca

2023-05-19

0

Sulati Cus

Sulati Cus

capek jg klu hrs ngulangin sp 16 x

2022-08-30

1

anes wahyu

anes wahyu

awal cerita menarik, semoga sampai tamat ya, jdi tdak menyesal bacanya....soalnya ada bbrapa novel diikuti baca, ternyata ndk sampai selesai, berhenti di tengah2 cerita

2022-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan yang Keenam Belas
2 Mengulang Waktu Kembali
3 Percobaan Bunuh Diri
4 Depresi Berat
5 Apakah Ayah Membenciku?
6 Pulang ke Istana
7 Bertemu Ketiga Pangeran
8 Perintah Membongkar Istana
9 Sisa Waktu
10 Menceritakan yang Sebenarnya
11 Resep Obat
12 Impian Riley
13 Pembunuhan Pertama
14 Serangkaian Rencana Licik
15 Kemampuan Ingatan Super
16 Apa Kau Seorang Malaikat?
17 Roh Suci
18 Dimulainya Kelas Etiket
19 Amarah yang Tertunda
20 Mimpi Buruk
21 Hadiah
22 Takhta Tertinggi
23 Kemurkaan
24 Rumor Palsu yang Menyebar
25 Ide nan Menakjubkan
26 Percobaan Menggoda Jonathan
27 Luapan Amarah Jonathan
28 Kehebohan Ibu Kota
29 Menyiksa Countess Suhail
30 Kekhawatiran Claes
31 Suku Bintang Biru
32 Ingatan Tentang Felician
33 Pembebasan Suku Bintang Biru
34 Permintaan Xaveryn
35 Berbicara Soal Bisnis
36 Membuat Blueprint
37 Xaveryn yang Luar Biasa
38 Dimulainya Kelas Berpedang
39 Putra dan Putri Duke Egenbert
40 Tawaran Pekejaan
41 Kemunculan Helbert Saverio
42 Keriuhan Suasana Istana
43 Menangislah, Xaveryn!
44 Dimulainya Perjamuan
45 Perkenalan
46 Asisten Pribadi
47 Surat Lamaran Pernikahan
48 Bangunnya Roxilius
49 Kemunculan Eliza
50 Maksud Tersembunyi
51 Xaveryn Murka
52 Kepulangan Claes
53 Ulah Duke Solfrid
54 Para Pembunuh Berdatangan
55 Alvaro Terkena Racun Mematikan
56 Bayangan Sihir
57 Ancaman Pembunuhan Lagi
58 Keinginan Claes
59 Claes Mencoba Jujur
60 Eris Diculik
61 Dalang Penculikan Eris
62 Harapan
63 Count Arnis Berhasil Ditangani
64 Lima Tahun Kemudian
65 Fakta Baru
66 Xaveryn Ditipu?
67 Ancaman Xaveryn
68 Desakan Para Bangsawan
69 Bisakah Kita Berteman?
70 Berita Duka
71 Rencana Duke Solfrid
72 Curahan Perasaan Trevor
73 Undangan Pesta Minum Teh
74 Penyergapan
75 Xaveryn Masuk Jurang
76 Pencarian Xaveryn
77 Xaveryn Berhasil Ditemukan
78 Kondisi yang Amat Buruk
79 Alam Bawah Sadar
80 Mata yang Kembali Terbuka
81 Kunjungan
82 Bertemu Eliza
83 Sebuah Hukuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Kehidupan yang Keenam Belas
2
Mengulang Waktu Kembali
3
Percobaan Bunuh Diri
4
Depresi Berat
5
Apakah Ayah Membenciku?
6
Pulang ke Istana
7
Bertemu Ketiga Pangeran
8
Perintah Membongkar Istana
9
Sisa Waktu
10
Menceritakan yang Sebenarnya
11
Resep Obat
12
Impian Riley
13
Pembunuhan Pertama
14
Serangkaian Rencana Licik
15
Kemampuan Ingatan Super
16
Apa Kau Seorang Malaikat?
17
Roh Suci
18
Dimulainya Kelas Etiket
19
Amarah yang Tertunda
20
Mimpi Buruk
21
Hadiah
22
Takhta Tertinggi
23
Kemurkaan
24
Rumor Palsu yang Menyebar
25
Ide nan Menakjubkan
26
Percobaan Menggoda Jonathan
27
Luapan Amarah Jonathan
28
Kehebohan Ibu Kota
29
Menyiksa Countess Suhail
30
Kekhawatiran Claes
31
Suku Bintang Biru
32
Ingatan Tentang Felician
33
Pembebasan Suku Bintang Biru
34
Permintaan Xaveryn
35
Berbicara Soal Bisnis
36
Membuat Blueprint
37
Xaveryn yang Luar Biasa
38
Dimulainya Kelas Berpedang
39
Putra dan Putri Duke Egenbert
40
Tawaran Pekejaan
41
Kemunculan Helbert Saverio
42
Keriuhan Suasana Istana
43
Menangislah, Xaveryn!
44
Dimulainya Perjamuan
45
Perkenalan
46
Asisten Pribadi
47
Surat Lamaran Pernikahan
48
Bangunnya Roxilius
49
Kemunculan Eliza
50
Maksud Tersembunyi
51
Xaveryn Murka
52
Kepulangan Claes
53
Ulah Duke Solfrid
54
Para Pembunuh Berdatangan
55
Alvaro Terkena Racun Mematikan
56
Bayangan Sihir
57
Ancaman Pembunuhan Lagi
58
Keinginan Claes
59
Claes Mencoba Jujur
60
Eris Diculik
61
Dalang Penculikan Eris
62
Harapan
63
Count Arnis Berhasil Ditangani
64
Lima Tahun Kemudian
65
Fakta Baru
66
Xaveryn Ditipu?
67
Ancaman Xaveryn
68
Desakan Para Bangsawan
69
Bisakah Kita Berteman?
70
Berita Duka
71
Rencana Duke Solfrid
72
Curahan Perasaan Trevor
73
Undangan Pesta Minum Teh
74
Penyergapan
75
Xaveryn Masuk Jurang
76
Pencarian Xaveryn
77
Xaveryn Berhasil Ditemukan
78
Kondisi yang Amat Buruk
79
Alam Bawah Sadar
80
Mata yang Kembali Terbuka
81
Kunjungan
82
Bertemu Eliza
83
Sebuah Hukuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!