Selama 4 tahun lamanya berumah tangga, tak sedikit pun Naya mengecap keadilan.
Hidup satu atap dengan mertua begitu menyesakkan dada Naya, dia di tuntut sempurna hanya karena dia belum bisa memberikan keturunan. Di sepelekan, di olok-olok oleh mertua dan juga iparnya. Sang suami cuek dengan keluh kesahnya, bahkan dengan teganya ia menikah kembali tanpa meminta izin dari Naya selaku istri pertama.
Daripada di madu, Naya lebih baik mengajukan gugatan perceraian. siapa sangka setelah ketuk palu, dirinya ternyata sudah berbadan dua.
Bagaimana kehidupan yang Naya jalani setelah bercerai, akankah dia kembali pada mantan suaminya demi sang buah hati?
"Jangan sentuh anakku! Berani menggapainya itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawa." Naya Suci Ramadhani.
Woowww... bagaimana kah karakter Naya? apakah dia lemah lembut? atau justru dia adalah sosok perempuan yang tangguh.
Yuk, simak ceritanya jangan sampai ketinggalan 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belajar jalan
Kediaman Fernando.
Zoya dan Nando menunggu di depan pintu utama, mereka berdua tak sabar menyambut kedatangan Khalisa yang pastinya sudah akrab dengan keduanya. Meskipun Zoya dan Nando seringkali bertingkah konyol, mereka memiliki hati yang baik.
Tak berselang lama, mobil Arzan tiba di halaman rumah. Zoya segera berlari kecil menghampiri putranya, ia merentangkan tangannya dengan heboh ketika wajah Khalisa muncul di jendela mobil.
"Aahhhh.... Gemes banget sih kamu tuh, nak!" Seru Zoya heboh.
Tangan Zoya memainkan kedua pipi Khalisa seperti yang biasa di lakukan oleh Arzan, pintu mobil di buka oleh Zoya dan Khalisa pun langsung merentangkan tangannya meminta Zoya menggendongnya.
"Utututu, cayangku. Kangen ya cama aku, udah lama ya gak ketemu kamu dan sekarang udah tambah tembem aja." Ucap Zoya.
"Tapi kok kayak bau asem ya?" Nando mencium aroma tak sedap, ia menutup hidungnya karena baunya semakin lama semakin menyengat.
"Kayaknya tuh si demplon bertelor deh." Terang Arzan.
Zoya pun memeriksa diapers Khalisa, dan benar saja kalau Khalisa buang air besar. Wajah Khalisa memerah lantaran ia mengejan, raut wajahnya terlihat sangay lucu saat mengejan dan hal itu justru mengundang tawa para orang dewasa di sekitarnya.
"Gue rekam ah. Hahaha." Ucap Arzan tertawa.
Wajah Khalisa langsung masuk ke dalam kamera video, nampak sekali keluarga Arzan menyayangi Khalisa tanpa melihat statusnya.
"Gak heran, ternyata sifat Tante Yaya nurun ke si Tarzan, cuman gilanya nurun dari om Tupai dikit." Gumam Galaxy.
"Ma, tolong bersihin pupnya ya. Arzan mau ganti baju dulu ya, kalo udah ajak aja main di taman." Pinta Arzan.
"Mana diapersnya, Zan?" Tanya Zoya.
"Ada di mobil, sebentar aku ambilkan dulu." Ucap Arzan sambil membuka pintu mobilnya dan mengambil tas yang berisikan perlengkapan kebutuhan Khalisa.
Zoya pun membawa Khalisa masuk ke dalam rumah di ikuti Nando yang berjalan membawa tas milik Khalisa, sedangkan Arzan mengajak Galaxy mengganti pakaiannya. Galaxy tak pulang ke rumahnya karena ia tengah kesal pada kembarannya yakni Angkasa, jadi ia lebih memilih mendatangi Arzan.
Beberapa menit kemudian.
Zoya dan yang lainnya tengah berada di taman, Arzan menggendong Khalisa dan mulai mengajarinya berdiri. Kaki mungil itu berdiri tegak namun, ia masih ragu melangkah dan wajahnya pun mendongak menatap kearah Arzan seolah meminta bantuan.
"Ayo, belajar jalan. Om yakin kamu pasti bisa, kalau kamu jatuh itu wajar karena masih belajar, nangis pun gapapa asal jangan lama-lama ya cantik. Oke!" Pesan Arzan.
Khalisa seolah-olah mengerti akan ucapan Arzan, ia menganggukkan kepalanya pelan dan..
Bukkk...
P****t Khalisa langsung mendarat diatas rumput hijau, Arzan menggunakan tangannya sebagai kode meminta Khalisa kembali berdiri. Begitu Khalisa berdiri, semua orang bertepuk tangan mengapresiasi usahanya.
Arzan berjalan mundur secara pelan, Khalisa yang masih belajar untuk melangkah sedikit limbung karena belum bisa menyeimbangkan tubuhnya.
dua sampai tiga langkah Khalisa masih terjatuh, tetapi Arzan terus menyemangatinya sampai akhirnya langkah mungilnya berhasil berjalan beberapa langkah.
"Yeeaaayyyyy, akhirnya kamu bisa!" Pekik Arzan sambil mengangkat tubuh Khalisa dan mengangkatnya ke udara, Khalisa tertawa lebar dan bertepuk tangan ikut bahagia.
Melihat reaksi Arzan membuat Zoya dan Nando mengingat bagaimana bangganya mereka saat dulu anak pertamanya belajar berjalan. Galaxy menatap tak percaya melihat betapa bahagianya Arzan bersama anak kecil yang belum lama ia kenal, dalam kurun waktu satu tahun Khalisa mengubah dunia Arzan.
Arzan kembali membuat Khalisa berdiri, ia ingin melihat kembali dan merekam hasil usaha Khalisa dan mengabadikannya di dalam memori berharganya.
Saat Khalisa terus berjalan walaupun tetap terjatuh, melihat perjuangan Khalisa membuat air mata Arzan terjatuh. Hati Arzan begitu tersentuh, ia bangga selayaknya orangtua melihat tumbuh kembang anaknya.
Greppp...
Khalisa memeluk tubuh Arzan yang tengah berjongkok, ia memiringkan wajahnya dan tangannya terulur mengusap pipi Arzan yang basah oleh air mata.
"Papaaa..pa.. Paaa.. Paa..." Celoteh Khalisa.
"Iya? Demplon cape?" Tanya Arzan lembut. Tangan kekarnya mengusap kening Khalisa yang basah oleh keringat.
"No no, hihihi." Jawab Khalisa.
Arzan tersenyum hangat, ia menggandeng tangan Khalisa mengajaknya masuk karena ia kasihan jika si bayi kelelahan.
"Zan, gue tahu loe kayak gimana. Gue harap, loe jalani hidup ini dengan penuh warna." Gumam Galaxy menapa punggung Arzan yang semakin menjauh.