Terpaksa Menikah

Syakira baru saja pulang bertemu akmal. Di rumahnya bu shanum telah menunggunya. Dia ingin membicarakan tentang perjodohannya dengan nak husain.

"assalamualaikum buk",salam syakira sembari menyalami ibunya. Ibunya tersenyum dan segera menarik tangan syakira agar duduk di sampingnya.

"Waalaikumsalam nak. Sini duduk sini dulu",pinta ibunya.

"Eh tadi habis ketemu nak husain ya gimana? Ngobrol apa aja syaki?",tanya ibunya yang penasaran. Sebab yang bersemangat dengan perjodohan ini ya orangtua syakira dan orangtua husain. Sementara husain tidak, kalau syakira dia tetap menurut. Syakira memang tipikal anak yang penurut. Bahkan, di usia yang sampai segini dia belum pernah berpacaran. Sempat dekat dengan beberapa lelaki namun hanya sebatas sahabat tidak pacaran.

"Syaki tadi tidak ketemu Kak husain kok buk. Tadi syaki ketemu akmal, teman sekolah syaki sejak SMA buk. Biasa buk ngerjain tugas kuliah. Kan syaki sama akmal belum lulus kuliahnya. Kalau kak husain mah sudah buk, jadi beda. Memangnya kenapa buk?",tanya syaki si penurut. Entah anak ini didasari oleh hal apa?! Segala hal yang ibunya minta selama tidak melanggar syariat dia menurut. Sampai ibunya ngira syakira mah kayak gapunya nafsu dunia.

"Oalah, kirain kamu ketemu nak husain. Ini loh ibuk mau tanya syakira sudah yakin kan sama nak husain?",tanya ibunya memastikan.

"Insya Alloh yakin buk.Kak husain baik kok orangnya walau agak judes",jawab syakira sederhana.

"Hmm, dia ga pernah bentak kamu kan?",tanya ibu syakira memastikan supaya dirinya semakin mantap.

"Enggak. Yaudah buk, syaki mau ke atas mau mandi ya buk",pamit syaki.

"eh..syaki..Kalau ada apa apa antara kamu sama husain bilang ibuk ya?",pinta ibu syakira khawatir kalau kalau syakira diperlakukan tidak baik oleh husain. Meski setiap melihat kebersamaan keduanya selalu baik. Terkadang ibu syakira merasa khawatir jika husain berlaku tak baik pada syakira. Sebab syakira anak satu satunya di keluarganya. Begitupun husain. Jadi kalau memang dari sebelum menikah sudah nampak buruk ya mungkin dibatalin. Sebab pernikahan ibadah bersama yang lama. Membutuhkan akhlak yang baik untuk melakoninya. Mengingat buah hatinya hanya syakira.

"Aman buk." Syakira bergegas naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk bersih-bersih diri.

------

Sementara itu, husain di rumahnya yang juga baru pulang langsung disambut ibunya, bu yani. Beliau khawatir kalau husain habis kena amuk keluarga kekasihnya itu, yang bakal menjadi bekas kekasih.

"assalamualaikum buk. " Sapa husain datar dan dingin. Dirinya langsung masuk ke kamarnya.

"Waalaikumsalam sayang"

Melihat hal itu, bu yani sudah menduga kalau husain habis kena amuk. Dia paham jika anaknya tengah menjalani hari hari buruknya. Ia tidak mau memperkeruhnya, jadi mungkin bisa dibicarakan besok lagi. Melihat husain sedang tidak mood. Pelan bu yani mengetuk pintu mengajak husain makan.

tok tok tok

"Husain makan dulu nak. Kamu pasti belum makan kan?",duga bu yani akurat.

"Udah kok buk. Husain mau istirahat capek", jawab husain bohong. Sebetulnya husain belum makan, tapi dia berbohong demi ibunya tenang. Padahal dirinya sendiri dalam perasaan kalut.

"Yaudah kalau begitu."

Bu yani pun memilih enyah dan mangkat ke kamarnya untuk ikut bobok juga. Husain semoga pernikahanmu langgeng ya nak meski hanya perjodohan. Ibu sayang kamu nak, batin ibunya sembari berlalu meninggalkan husain dalam kekalutannya.

Di dalam kamarnya husain melihat bingkai foto di dekat jam weker di kamarnya. Foto husain dan hanum. Hanum sosok gadis yang ayu dan pintar di sekolahnya. Husain sedih, air matanya pun ikut jatuh sebab kesedihannya. Ia masih sangat menyayangi hanum dan tak ingin melepasnya.

Sembari melihat kenangan di sebuah album foto. Masih teringat kilas balik kenangan berdua di ingatan husain. Bersama hanum, husain pernah saling menyuapi, olahraga bersama, renang bersama dan liburan bersama. Keduanya sangat ceria dan senang saat itu. Tak ia duga sebentar lagi semua hanya sebatas kenangan. Dan tak ada lagi hari ceria itu.

Terus ia buka dan buka isi album foto itu. Terlihat juga foto Syakira yang tengah tertawa setelah berhasil menangkap ikan koi. Juga foto syakira yang tengah tertawa bermain air di kolam ikan itu. Foto ini yang mengambil dirinya sendiri dan yang nempelin juga dirinya. Selama ini, ia menganggap syakira sudah seperti adik sendiri bukan orang yang dia cintai.

Tiba- tiba ia teringat kalau tadi syakira baru saja bertemu teman cowoknya. apa mereka pacaran ya? apa yang mereka lakukan tadi ya? atau jangan jangan syakira pelukan dan-- eshhhhh, pikiran buruk meliputi pikiran husain. Husain pun ingin melihat syakira sekarang juga dan menanyakan hal itu.

Husain membuka pintu dan melihat ibunya tidak ada di ruang tengah. Ia menduga pasti ibunya sudah tidur. Jadi dirinya pamit di depan pintu kamarnya.

"buk husain mau keluar sebentar ya. Ke rumah syakira",pamit husain.

"Eh, iya nak. Hati hati", balas ibunya tanpa membuka pintu.

Mendengar jawaban ibunya ia bergegas menemui syakira di rumahnya. Dengan motor supranya ia melaju menuju rumah syakira. Entah apa yang sedang syakira lakukan.

Tak berselang lama, husain telah sampai di depan rumah syakira. Tepat pukul 21.00, walau sebenarnya sungkan mengunjunginya semalam ini. Tapi rasa penasaran yang menghampirinya membuatnya nekat. Ia menekan bel di depan dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum",salam husain.

Dilihatnya tidak ada yang keluar. Namun, saat melihat koridor jendela di lantai atas terbuka dia langsung tahu syakira belum bobok. Syakira melihatnya dan langsung bergegas menuruni tangga menuju gerbang depan.

Nampaklah, syakira berjalan keluar dengan piyamanya (atasan kemeja dan bawahan celana). Dia masih tampak segar seperti tidak ngantuk sama sekali.

"Waalaikumsalam kak husain. Ada pa kak?",tanya syakira sembari membuka pintu gerbang.

"Boleh ga aku ngobrol sebentar saja",pinta husain sungkan.

"Boleh kok. Yuk masuk" Keduanya pun masuk bersama melewati kolam ikan koi.

"Ki ibumu sudah bobok?",tanya husain sungkan.

"Sudah. Aku aja yang belum."

"kalau bicara di dekat kolam aja gimana ya ki?",tanya husain sembari menarik lengan syakira untuk duduk di kolam ikan koi itu.

"Yaudah di sini aja gapapa. Kak mau ngomong apa?",tanya syakira bertopang tangan di pahanya.

"Emm...tadi kamu darimana aja ki? Jalan sama pacar ya?", tanya husain menduga lelaki tadi itu pacarnya.

"Syaki gak punya pacar kak, iya tadi syaki habis ketemu sama teman cowok tapi bukan pacar", jawab syaki biasa.

"oh, terus ngapain aja? " Husain terus mencecar syaki dengan pertanyaan demi pertanyaan agar hasrat ingin tahunya terpenuhi.

"Belajar buat skripsi. Kan syaki belum lulus kak. Akmal bantuin syaki bikin skripsi. Kakak cuma mau nanya itu aja? Enggak yang perjodohan itu?",tanya syaki balik.

"ohh..emm iya aku juga mau tanya soal itu. Menurutmu gimana?",tanyanya sinis.

"Aku fine aja kok. Kalau kakak terpaksa ya? Dengar dengar kakak punya pacar kan?"

"Iya kami baru aja putus demi perjodohan ini..hikss",rintihnya.

Syaki melihat husain menangis dia pun berusaha menghiburnya. Dia tahu ini tidak mudah. Namun, melihatnya menangis ia jadi ragu masuk ke jenjang berikutnya.

"Sabar ya kak. Kenapa kakak ga tolak aja perjodohan ibu dan ayah kakak. Lagian kan sayang sama kekasihnya.",tanya hanum yang mulai meragu.

"Gabisa. Kata ibu gabisa. Dia bilang aku harus sama kamu. hiks...",usap tangan husain mengusap air matanya.

"Yaudah kak gausah dilanjutin kak bilang aja sama mereka",balas syakira mencoba mengerti.

"Emang kamu juga terpaksa ya?",duga husain.

"Enggak. Aku ikhlas kok kalau memang takdir Alloh. Yaudah kak aku mau ke dalam ya sudah malam. Kakak pikir pikir dulu lagi aja takutnya nanti menyesal. Sudah ya kak",pamit syakira segera meninggalkan husain.

"Eits..tunggu-" Husain menarik kembali tangan syakira membuat syakira jatuh ke pelukannya. Kedua insan itu saling tatap. Husain pun menatap syakira penuh rasa. Entah rasa apa yang melewati hatinya. Ia merasa seperti sangat menyayangi syakira.

"Eh kak.. malah jatuh akunya. Udah ya kak aku ke dalam",pamit syakira sekali lagi.

"Ki..",panggil husain sekali lagi ingin bicara padanya.

"apa kak?",syakira pun menoleh.

"Enggak yaudah lanjut boboknya ya. Mas pulang ",balas husain sungkan.

"iya. hati hati kak"