Kecelakaan satu tahun yang lalu, telah mengakibatkan kaki kiri Arsy menjadi cacat, Arsy seorang ibu satu anak ini telah di selingkuhi oleh suaminya dengan wanita lain.
"Mas, apa salahku sampai kamu tega mengkhianatiku?"tanyanya sampai menangis tersedu.
"aku sudah bosan dan muak hidup dengan wanita cacat sepertimu, kau sudah tak mampu melayaniku di atas ranjang, sebaiknya kita bercerai saja!" Jawabnya tanpa memperdulikan perasaan Arsy yang masih berstatus istri sah nya.
Suatu ketika Arsy dipertemukan dengan seorang pria paruh baya dalam kondisi sekarat, Arsy menyelamatkan nyawanya, siapa sangka pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu, sebut saja Tuan Handoko menjadikan Arsy sebagai putri angkatnya.
Dan putra dari Tuan Handoko, yakni Galaksi Pramudya rupanya diam-diam menaruh hati kepada Arsy, meskipun di awal pertemuan mereka, Gala begitu membencinya.
Mampukah Arsy merubah takdir hidupnya dan menerima Galaksi sebagai pendampingnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta penjelasan
Arsy menerobos masuk ke dalam ruangannya Galaksi tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sedangkan Raka lebih memilih untuk bergegas pergi karena tidak ingin menjadi seorang lalat pengganggu.
Gala yang pada saat itu sedang berkutat di depan layar laptopnya, ia dikejutkan dengan kedatangan Arsy yang secara tiba-tiba.
"Tuan, kita perlu bicara sekarang, ini penting!" Raut wajahnya terlihat tidak mengenakkan, Arsy seolah telah menahan amarahnya.
Karena kepentingan Arsy jauh lebih penting, Gala mengakhiri pekerjaannya dan rencananya akan ia lanjutkan besok pagi, Gala mematikan laptopnya dan menutupnya, kemudian ia beranjak dari tempat duduk kebesarannya untuk segera menghampiri Arsy.
Arsy yang pada saat itu masih berdiri mematung, di persilahkan oleh Gala untuk duduk di kursi sofa.
Dan pada akhirnya Arsy menuruti perintahnya.
"Baiklah Arsy, apa yang membawamu datang kemari di saat jam seperti ini?" Gala bertanya dengan nada lembut.
Sedangkan Arsy, ia berusaha untuk mengatur napasnya dan meredam amarahnya, sambil mengucapkan kata istighfar, kemudian Arsy memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu yang ingin ia katakan.
"Tuan, tolong Tuan jawab dengan jujur pertanyaanku?" Arsy menyeringai dingin, ia terlihat tidak seperti biasanya.
Gala terkesiap atas sikap Arsy yang tak biasa.
"Maksudnya, menjawab jujur apa?"
"Apakah saya memenangkan lomba atas bantuan dari Tuan Gala dan juga Tuan Dimitri?" Suaranya datar tapi penuh tekanan.
Seketika Gala malah menelan ludah, ia tak habis pikir bahwa Arsy akan menanyakan hal seperti itu padanya.
"mengapa kau malah punya pikiran kesitu, Arsy? Kau menang atas kemampuanmu sendiri dan juga keputusan para dewan juri terutama Tuan Yamazaki, beliau sangat menyukai kue Mochi buatanmu dan rencananya minggu depan beliau mengundangmu untuk bertemu di salah satu hotel miliknya di area pantai Marina, sekaligus membicarakan kontrak kerjasama dengan perusahaan miliknya di Tokyo! " ujarnya menatap serius Arsy yang sepertinya masih dikuasai oleh amarahnya namum Arsy masih bisa mengendalikannya.
Arsy terpaku, matanya tidak berkedip saat Gala menyampaikan apa yang telah ia sampaikan barusan.
"Jadi Tuan tidak bohong? Tapi tadi apa yang dikatakan oleh Nyonya Maria dan juga Nyonya Soraya.... ups!" Arsy keceplosan membicarakan soal kejadian tadi di Toko Kue Mochi miliknya.
Gala yang mendengarnya dengan jelas, ia mengernyitkan kening.
"Apa maksud dari perkataan mu yang barusan Arsy? Kau bilang ibuku dan Soraya datang ke Toko mu, Benar begitu?" Gala masih tak percaya atas perkataan dari Arsy yang barusan.
Sedangkan Arsy, ia malah menepuk mulutnya karena pastinya ia akan di cap sebagai wanita tukang ngadu.
"Sudahlah tidak usah di bahas lagi, saya hanya kesal saja saat mendengarnya, Kalau pun apa yang di katakan oleh Nyonya Maria dan Nyonya Soraya adalah benar adanya, saya akan memilih untuk mengundurkan diri dan mengembalikan fasilitas berupa toko kue Mochi kepada perusahaan, karena jelas saya tidak berhak memilikinya!" Arsy berucap penuh ketegasan.
Itulah yang membuat seorang Galaksi Pramudya Handoko berubah padanya, Arsy adalah type wanita yang memiliki prinsip dan juga tegas, sungguh wanita yang memiliki karakter unik, berbeda sekali dengan wanita yang pernah ia kenal sebelumnya.
"Jika kau masih tidak percaya dengan penjelasanku, nanti saat pertemuan dengan Tuan Yamazaki, dan para juri lainnya, kau tanya saja secara langsung, maka kau akan menemukan jawabannya." Gala menatap sekilas Arsy yang terlihat sudah jauh lebih tenang, ia melihat Arsy beberapa kali mengatur napasnya, sepertinya ia marah besar atas perkataan dari ibunya dan juga Soraya.
'Sebaiknya aku harus segera memberikan pelajaran untuk Soraya, dia sudah bertindak terlalu jauh, dan urusan Mamah, biar Papah yang bereskan, aku tidak mau ikut campur, paling malas kalau Mamah sudah mengomel, bikin kupingku penging saja! '
Gala mengeluh dalam hati, dan ia sudah tidak sabar untuk menyampaikan kabar berita ini kepada Papanya dan tentunya memberikan peringatan untuk Soraya.
"Baiklah Tuan, kali ini saya percaya dengan ucapanmu, namun saya tetap akan meminta penjelasan secara langsung dengan Tuan Yamazaki dan juga dewan juri lainnya, itu akan membuat saya menjadi jauh lebih tenang.
"Off course Arsy, tanyakanlah saja apa yang telah membuatmu ragu, dan aku yakin kau akan mendapatkan jawaban yang sama sepertiku." Ucap Gala begitu percaya diri.
kemudian Gala melihat jam di tangannya, dimana waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
"Baiklah Arsy, apakah masih ada yang ingin kau tanyakan padaku, hem?" Gala mulai bersikap lembut kembali terhadap Arsy.
Arsy menatap sejenak sebelum ia menggeleng, entah kenapa pria dihadapannya kali ini telah membuatnya merasa heran, ingin bertanya kenapa ia bisa berubah menjadi baik padanya, namun ia urungkan karena takut mempengaruhi suasana hatinya yang saat ini sedang tidak begitu baik.
"yasudah, kalau begitu sebaiknya kita pulang sama-sama kebetulan kita satu arah! " Gala sempat tersenyum sekilas.
Sedangkan Arsy, ia malah menjadi tidak enak karena telah merepotkan, otomatis ia pun menolaknya.
"Tidak usah Tuan, saya masih ada keperluan lain!" ujarnya sengaja berbohong.
Gala menghela napasnya, padahal ia ingin sekali pulang bersamanya namun apa mau dikata, ia juga tak bisa memaksanya.
"Yasudah kalau kau masih ada urusan, ayo kita segera ke lantai dasar, karena di lantai ini hanya ada kita berdua, dan sebentar lagi seluruh penerangan di lantai ini akan segera dipadamkan!" ujarnya sekedar memberi tahu.
Arsy pun buru-buru beranjak dari tempat duduknya dan bergegas mengekori Gala.
Gala sempat melirik sekilas, ia dibuat menggeleng karena Arsy seolah telah membuat jarak dengannya, akan tetapi Gala tidak begitu menghiraukannya.
Kemudian keduanya masuk kedalam lift, dan Gala menekan huruf G!"
Selama di dalam lift, keduanya terdiam tak berani berkata satu patah katapun, dan posisi Arsy saat ini tepat berada di belakang Gala.
Tak lama kemudian setelah angka di atas pintu lift menunjukan angka delapan, tiba-tiba lift terhenti begitu saja, Arsy sempat dibuat panik, ia jadi teringat kejadian seperti di film-film yang pernah ia tonton mengenai orang yang terjebak di dalam lift.
Gala berusaha menekan tombol huruf G, namun tombol tersebut samasekali tidak berfungsi.
"Aih.... kenapa lagi dengan lift ini? Bukankah kemarin sudah di perbaiki? Sepertinya mereka tidak becus membetulkan lift ini, dasar sial!" Gala mengumpat karena kesal, sedangkan Arsy, ia begitu ketakutan. Apalagi di dalam lift ini hanya ada dirinya dan juga Gala.
Gala sempat melirik sekilas Arsy, dan ia terkejut saat melihat wajahnya yang mendadak menjadi pucat.
"Arsy kau tidak kenapa-kenapa?" tanyanya khawatir.
" S saya takut Tuan? Apakah kita akan terjebak lama di dalam lift ini? Kenapa liftnya tidak mau jalan?" bibir Arsy bergetar ketika ia menanyakan hal itu kepada Gala, sedangkan Gala ia berusaha untuk menenangkannya.
Bersambung...