Deadline Cinta

❤️ Happy Reading ❤️

Karena hari sudah mulai larut...begitu selesai berbincang akhirnya Kendra diminta untuk mengantarkan Nisa pulang, begitu pula dengan Kenan yang mengantarkan sang kekasih, sedangkan Reyhan...kekasih putri satu-satunya dan kesayangan Kevin juga pamit undur diri.

''Gak nyangka anak-anak sudah pada besar ya dad.'' ucap Sifa tiba-tiba saat ruang keluarga yang tadinya ramai menjadi sepi.

''He'em.'' sahut Kevin.

''Rasanya baru kemarin Kendra merengek serta Kenan dan Kirana lahir...eh gak taunya sekarang sudah pada besar saja.'' tutur Sifa lagi.

''Iya kamu bener sayang...waktu berlalu begitu cepat.'' sahut Kevin.

''Ehmm tidur yuk dad...'' ajak Sifa pada sang suami.

''Tapi olahraga malam dulu ya...'' bisik Kevin tepat di telinga Sifa.

''Gak ah...capek.'' sahut Sifa yang mengerti akan maksud perkataan suaminya yang bertambah tua tapi kemesumannya masih saja berlanjut.

''Ayolah sayang...'' rengek Kevin yang berjalan mengekor di belakang istrinya.

''Capek dad.'' sahut Sifa lagi.

''Nolak ajakan suami dosa loh.'' cetus Kevin. ''Dan daddy rasa mommy paham akan hal itu.'' lanjutnya lagi.

''Ish...selalu itu senjata yang di gunakan.'' geram Sifa. ''Ya udah iya.'' kata Sifa dengan pasrah.

''Yeah...'' seru Kevin. ''Ayo sayang...'' ajaknya lalu menggandeng tangan sang istri melangkah menuju lift. ''Pakek lift aja biar cepet sampai kamar.'' sambungnya lagi.

*****

Beda Kevin dan Sifa beda pula Kendra dan Nisa.

Kini kedua insan anak manusia itu sedang berada di mobil dalam perjalanan pulang ke panti..., suasana di dalam mobil begitu hening karena tak ada satu pun ada yang membuka suara untuk benar-benar mengobrol atau sekedar basa basi.

Sampai di tikungan yang sudah dekat dari panti barulah Kendra membuka suaranya.

''Masukkan ni nomor ponselmu ke sini.'' pintanya yang terdengar seperti perintah sambil menyodorkan ponselnya yang sudah di buka kuncinya di hadapan Nisa.

Jujur sebenarnya Nisa sedikit tersentak kaget karena tiba-tiba Kendra membuka suaranya setelah keheningan yang terjadi, namun dia tetaplah menuruti apa permintaan calon suaminya itu.

''Ini.'' kata Nisa yang menyodorkan ponsel Kendra kembali setelah mencatat nomornya.

''Miscall nomormu dan catat nomorku.'' titahnya lagi dan lagi-lagi Nisa hanya bisa mengikutinya.

''Sudah.'' kata Nisa yang kembali menyodorkan ponsel Kendra.

''Letakkan saja di dashboard.'' sahut Kendra. '' Besok kamu hubungi saja aku kalau waktu mengajarmu sudah akan selesai.'' imbuhnya.

''Baiklah.'' jawab Nisa.

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah tiba dan berhenti di pelataran panti.

''Aku gak tau di mana letak istimewanya kamu sampai mommy begitu kekeh untuk menjodohkan dirimu denganku.'' kata Kendra saat sudah mematikan mesin mobilnya.

''Hah.'' cicit Nisa.

''Iya, aku penasaran apa yang istimewa darimu sampai mommy rela buat ninggalin rumah saat aku melontarkan kata pedas padamu serta menolak perjodohan ini.'' jelasnya.

''Ja...jadi ibu Sifa...'' kata Nisa menggantung kalimatnya karena jujur dia tak tau harus bilang apa saat mengetahui wanita paruh baya itu begitu membela serta begitu menginginkannya untuk menjadi menantu.

''Sudah sana masuk.'' kata Kendra.

''Baiklah...assalamualaikum.'' pamit Nisa, karena dia tak mungkin untuk menawari Kendra singgah di panti sedangkan hati saja sudah cukup malam.

''Wa'alaikumsalam.'' jawab Kendra lalu kembali menghidupkan mesin mobilnya saat Nisa sudah turun.

Mendengar apa yang di katakan Kendra semakin membuat Nisa membulatkan tekadnya untuk menikah dengan Kendra, selain untuk berbalas budi...dia juga tak ingin mengecewakan orang yang sudah sangat berjasa untuknya juga untuk panti.

*****

Maaf lagi-lagi cuma bisa up 1 bab...karena kau belum sembuh malah seharian ini tidur aja di kamar dan jujur ini aku paksain buat up walaupun cuma 1 aja.

Aku juga mau ucapin banyak terimakasih karena sudah banyak yang kasih dukungan buat novel aku sehingga bisa masuk ke beranda rekomendasi bulan baru untuk di promosiin dan terimakasih juga karena sudah banyak yang kasih semangat dan do'ain kesehatan aku🙏