NovelToon NovelToon
Rasa, Rana Dan Lara

Rasa, Rana Dan Lara

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Restviani

Ijab qabul yang diucapkan calon suaminya, seketika terhenti saat dirinya pingsan. Pernikahan yang diimpikan, musnah saat dirinya dinyatakan hamil. Terusir, sedih, sepi, merana dan sendirian. Itulah yang dirasakan oleh Safira saat ini.

Dalam keputusasaan yang hampir merenggut nyawanya, Safira dipertemukan dengan sosok malaikat dalam wujud seorang pria paruh baya. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, justru membuat kehidupan Safira berubah drastis. Setelah menghilang hampir 6 tahun, Safira beserta sepasang anak kembarnya kembali untuk membalas orang-orang yang telah membuatnya menderita.

Satu per satu, misteri di balik kehamilan dan penderitaan Safira mulai terkuak. Lalu, siapakah ayah dari si kembar jenius buah hati Safira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Mommy Clara

Faiza hanya bisa menundukkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Safira. Jujur saja, dia sendiri tidak memiliki jawaban atas pertanyaan tersebut.

"Jawab aku, Fei. Setidaknya, anggap kejujuran kamu sebagai penebus kesalahan kamu padaku. Apa memang Vino, ayah kandung dari kedua anakku?" tekan Safira.

"Bu-bukan, Fir," jawab Faiza.

"Lalu, siapa?" teriak Safira.

Safira mulai kalap. Dia tidak menyangka jika tubuhnya ibarat sebuah umpan saja, yang bisa dilahap oleh ikan mana pun.

"Ma-maaf, Fir ... a-aku sendiri tidak tahu si-siapa laki-laki yang menggauli kamu," jujur Faiza.

"Astaghfirullahaladzim, Fei ... jika kamu memang ingin menghancurkan aku, setidaknya pikirkan terlebih dahulu apa yang akan terjadi ke depannya. Kamu bukan hanya telah menghinakan kehidupan aku, tapi kamu juga telah menghukum kedua anakku yang tidak berdosa. Sampai detik ini, jangankan mereka ... aku pun tidak tahu siapa orang yang pernah menyentuh tubuhku," tutur Safira, perih.

"Ma-maafkan aku, Fir. Maafkan aku ..." Lirih Faiza yang hanya bisa terus meminta maaf.

"Huh, meminta maaf saja tidak akan bisa mengembalikan keadaan."

Safira mendengus kesal. Sesaat kemudian, dia beranjak dari tempat duduknya. Tanpa permisi, Safira keluar dari ruangan pribadi milik sahabatnya.

Aku harus mencari tahu semua kebenaran ini. Aku harus memberanikan diri untuk kembali ke tempat terkutuk itu. Mungkin saja, di sana aku bisa menemukan petunjuk dari pria brengsek yang tidak pernah bertanggung jawab! batin Safira yang terus mempercepat langkahnya untuk segera keluar dari perusahaan PAMI.

🌷🌷🌷

Di rumah.

Opa Hadi cukup terkejut melihat sketsa sebuah mansion yang dikirimkan oleh Willy. Dalam hati dia bergumam. Benarkah ini hasil coretan Rana?

Opa Hadi beranjak dari kursi di ruang pribadinya. Dia keluar untuk mencari cucu kembarnya. Di ruang tengah, Opa Hadi berpapasan dengan Bik Cucum.

"Apa kamu melihat anak-anak, Cum?" tanya Opa Hadi.

"Tadi mereka sedang bermain di taman belakang, Pak," jawab Bik Cucum.

Opa Hadi hendak mengayunkan langkahnya menuju taman. Namun, getaran ponsel di saku celananya, membuat Opa Hadi mengurungkan niatnya. Dia merogoh saku celana untuk mengangkat panggilan telepon yang ternyata dari pabrik.

Sementara itu, di kebun belakang. Lara dan Rana tampak asyik dengan aktivitasnya masing-masing.

Lara sedang menuangkan imajinasinya di atas kanvas. Sedangkan Rana, dia masih sibuk dengan hitungan yang akan digunakan untuk merealisasikan mansion idamannya kelak.

"Oh iya, Bang. Apa Abang sudah mendapatkan kabar tentang ayah kandung kita?" tanya Lara tiba-tiba.

Rana menghentikan aktivitasnya. Dia menatap tajam ke arah Lara. Rana tak habis pikir, kenapa adiknya begitu ngotot menginginkan dia mencari keberadaan ayah kandungnya.

"Kenapa kamu masih memikirkan laki-laki itu, Dek?" tanya Rana.

"Tentu saja aku memikirkannya, Bang. Dia itu ayah kita, bagaimana bisa aku tidak memikirkannya," tukas Lara.

Rana menghela napasnya. Mungkin, Lara memang sangat ingin bertemu dengan ayahnya. Jika memang seperti itu, mau tidak mau Rana harus mencoba membujuk ibunya untuk menceritakan tentang negara asalnya.

"Waduh, asyik banget nih. Ngomong-ngomong, kalian lagi pada ngapain?" tanya Opa Hadi yang sudah berdiri di depan gazebo.

Lara yang sedang asyik melukis, seketika mendongak. Begitu juga dengan Rana yang langsung menoleh saat mendengar suara kakeknya.

"Eh, Opa ... ini, kami hanya sedang bermain-main," sahut Rana.

"Benar, Opa. Kita bosan main di rumah saja, karena itu kita kemari," timpal Lara.

"Iya, tidak apa-apa, Nak. Di mana pun tempatnya, yang penting kalian merasa nyaman," sambung Opa Hadi.

Rana dan Lara tersenyum mendengar ucapan kakeknya.

"Oh iya, Bang. Kakek tadi mendapatkan pesan dari ayahnya Anna," imbuh Opa Hadi yang teringat akan maksudnya menemui Rana.

"Om Willy? Pesan apa, Opa?" tanya Rana.

Opa Hadi menyerahkan ponselnya supaya Rana bisa melihat gambar yang dikirimkan Willy beberapa jam yang lalu.

Rana mengernyitkan keningnya. Sejenak, dia menatap intens kepada kakeknya.

"Apa maksud tulisan Om Willy, Opa?" tanya Rana.

"Tempo hari Opa pernah bilang, 'kan, kalau temannya Om Willy ingin membeli rancangan miniatur villa seperti punya Om Willy?" kata Opa Hadi. "Apa kau masih ingat tentang hal itu?" sambungnya.

"Iya, Opa. Abang masih ingat," jawab Rana.

"Tentunya Abang juga ingat, 'kan, kalau Om Willy datang ke rumah untuk melihat sketsa Abang, tapi karena Abang tidak ada di rumah, Opa menyerahkan buku gambar Abang?" lanjut Opa Hadi.

"Ya, Abang juga ingat tentang itu, Opa," balas Rana.

"Hmm, sepertinya Om Willy telah mengirimkan hasil karya Abang kepada temannya. Dan temannya itu, telah memilih satu karya yang menarik perhatiannya. Itulah karyanya, Bang," tutur Opa Hadi.

Jujur saja, Rana sedikit terkejut ketika mendengar ada orang yang tertarik dengan karya itu. Dan harus dia akui, jika karya itu merupakan karya yang paling dia sukai.

"Maaf, Opa. Abang tidak akan pernah menjual karya yang satu ini," jawab Rana seraya mengembalikan ponsel Opa Hadi.

Opa Hadi menautkan kedua alisnya. "Tapi kenapa, Bang?" tanyanya.

"Itu karya spesial buat Bunda. Suatu hari nanti, Rana akan mewujudkan mansion itu untuk Bunda. Dan Rana ingin, mansion itu menjadi satu-satunya mansion yang ada di dunia. Jadi Rana tidak akan pernah menjual sketsa mansion itu," jawab Rana.

"Baiklah, Nak. Terserah kamu saja," balas Opa Hadi yang diam-diam merasa bangga dengan keinginan Rana untuk membahagiakan ibu kandungnya.

🌷🌷🌷

Sementara itu, Mommy Clara masih setia menunggu anaknya pulang. Hari memang sudah sangat sore. Namun, Kenzo sama sekali belum terlihat batang hidungnya.

Ting-tong!

Bel pintu rumah berbunyi. Salah satu assisten rumah tangga di rumah orang tua Kenzo, pergi ke depan untuk membuka pintu utama.

Begitu pintu dibuka, tampak Kenzo sudah berdiri di depan pintu. Sedetik kemudian, Kenzo pun memasuki rumahnya.

"Ken, bisa kita bicara sebentar!" pinta Mommy Clara begitu melihat putranya.

Kenzo yang hendak menaiki anak tangga, sontak menoleh ketika mendengar suara ibunya. Dia kemudian menghampiri ibunya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Maaf, Mom. Ken enggak lihat Mommy," ucap Kenzo begitu tiba di hadapan ibunya.

"Iya, tidak apa-apa, duduklah!" titah Mommy Clara.

Kenzo menuruti perintah ibunya. Dia kemudian duduk di samping sang bunda.

"Ada apa, Mom? Sepertinya penting sekali, hehehe, ..." gurau Kenzo.

"Ini memang sangat penting, Ken. Menyangkut hidup dan mati Mommy," balas Mommy Clara.

"Oh, ayolah Mom ... jangan terlalu mendramatisir keadaan," tukas Kenzo.

"Mommy tidak mendramatisir keadaan, Nak. Tapi Mommy mempertaruhkan semua kebahagiaan Mommy pada masalah ini," imbuhnya.

"Mommy ... langsung pada intinya saja, ya. Ken pusing kalau bicara Mommy itu muter-muter terus," lanjut Kenzo.

"Segeralah menikah, Ken. Mommy kesepian di rumah sebesar ini. Mommy mohon, tolong bawa calon mantu Mommy kemari, please ..." pinta Mommy Clara seraya mengatupkan kedua telapak tangannya.

"Ish, Mommy ...."

1
Ira Astri
adam aneh... gak pnah peduli dan sentuh istrinya, tp begitu istrinya selingkuh, malah di katain gak punya harga diri....
aneeeeeeehhhhh.....
Zulmadewi Wiwiek
Luar biasa
Zulmadewi Wiwiek
Lumayan
kecubung ijo 192
vic... kenzo anaknya pak rahardi. benar gak Thor. jd sikembar asli cucunya opa rahardi.
Rambu Nesty
lanjutkan Rana dengan siti ada gak kaka
kecubung ijo 192
jangan... jangan kenzo anaknya pak hadi. Bpk angkatnya safira
مي زين الش
safira gila.
Pasrah
ini baru novel bersejarah di mana anak menggurui ibu nya yg gak ada otak nya itu
Bajul Sayuto
cerita SAMPAH BABI
Restviani: Astaghfirullahaladzim....
maaf, Kak. tolong dijaga lisannya, karena kelak Anda akan mempertanggungjawabkan ucapan Anda di akhirat. Terus terang, saya tidak berniat menyinggung perasaan pihak mana pun atas cerita yang saya buat. Saya tidak ridho dikatakan seperti itu. Sebelum Anda meminta maaf, kelak jika saya kita sudah sama" berada di hari Pengadilan Akhirat. Saya TUNTUT ANDA!!
total 1 replies
Umiati Ati
Terlalu banyak misteri
Umiati Ati
sampai terharu bacanya
Umiati Ati
hmm.. masih blm tau alurnya...
Jaenal Aripin
paling suka baca KL ada anak jenius
Merrye
Rasain loe fira,emang dasar bodoh loe
Erika
bagus bang..bunda kamu itu harus di kasih ultimatum..ngga tau diri banget..sama tuh kayak ibunya Mutia..
Erika
si Mutia ga tau diri banget .udah di tolong .di obatin ..malah kayak gitu..
Erika
terlalu banyak drama ..bertele tele nih cerita
Amanah Sutrisno
Luar biasa
Pendi
cerita org2 egois semua
BUDI SETIAWAN
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!