NovelToon NovelToon
Aku Sudah Memaafkan

Aku Sudah Memaafkan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Sekolah/Kampus / trauma masa lalu
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: yu aotian

"Aku emang cinta sama kamu. Tapi, maaf ... kamu enggak ada di rencana masa depanku."


Tanganku gemetar memegang alat tes kehamilan yang bergaris dua. Tak bisa kupercaya! Setelah tiga bulan hubunganku dengannya berakhir menyakitkan dengan goresan luka yang ia tinggalkan, aku malah mengandung darah dagingnya.

Saat itu juga, aku merasakan duniaku berotasi tidak normal. Aku terisak di sudut ruangan yang temaram. Menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi. Namun, satu yang aku yakini, hidup itu ... bukan pelarian, melainkan harus dihadapi.


Adaptasi dari cerpen Aku Sudah Memaafkan, ©2022, Yu Aotian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Masa Puberku yang Tertunda

Awalnya ku tak mengerti apa yang sedang kurasakan

Segalanya berubah dan rasa rindu itu pun ada

Sejak kau hadir di setiap malam di hidupku

Aku tahu sesuatu sedang terjadi padaku

Aku jatuh cinta kepada dirinya

Sungguh-sungguh cinta oh apa adanya

Tak pernah kuragu

Namun tetap selalu menunggu sungguh aku

Jatuh cinta kepadanya (aku jatuh cinta_roulette)

Sebuah lagu yang sedang hits di radio manapun tengah mengalun riang dari ponselku. Lagu itu benar-benar mewakili perasaanku saat ini. Masa puberku yang tertunda baru saja dimulai. Saat SMA, ada cukup banyak lelaki yang hendak mendekatiku dengan berupaya mengambil simpatik, tak pernah kupedulikan. Kenapa sekarang berbeda?

Aku memeluk baju ospek yang kupakai hari ini. Rasanya sayang untuk dicuci karena ada bekas tangan kak Evan di sana. Aku lalu mengambil ponselku dan kembali membuka riwayat panggilan tak terjawab beberapa hari yang lalu, kemudian menyimpan nomor tersebut ke kontakku. Awalnya, aku menamakan kontak ponselnya dengan sebutan "Kak Evan", tapi aku buru-buru menghapusnya kembali sambil teringat ucapannya waktu itu.

"Tulis aja 'sayang' di situ."

Atas ingatan itu, aku menamakan kontak ponselnya dengan sebutan 'sayang'. Aku langsung menenggelamkan wajahku di kasur begitu nomor itu berhasil tersimpan. Senang dan malu berkumpul menjadi satu. Membayangkan kembali wajahnya, membuatku rindu ingin bersitatap dengannya lagi. Aku sampai menghentak-hentakkan betis di kasur tipis merasakan cinta yang kian membuncah.

"Halo ... halo ...."

Tunggu! Kenapa aku seperti mendengar suara kak Evan? Jangan-jangan aku sudah berhalusinasi! Jangan bilang, jatuh cinta benar-benar membuat kita menjadi gila!

Pendengaranku semakin kupertajam untuk menepis prasangka sendiri.

"Halo ... Ita ...." Suara lelaki itu kembali terdengar.

Aku mengangkat kepalaku dengan cepat. Tanganku menutup mulut yang langsung ternganga saat melihat layar ponsel yang menyala. Mengapa aku bisa melakukan panggilan ke nomor kak Evan?

"Ita?" Dia menambah intonasi suaranya.

Bagaimana ini? Aku kalang kabut di kamar kosku sendiri. Bahkan sampai menyembunyikan kepalaku ke dalam sarung bantal. Sementara dia terus memanggilku melalui saluran telepon.

"Halo ... Ita ... Grittania Zefanya kamu baik-baik aja?"

Aku langsung membuka sarung bantal yang membungkus kepalaku saat dia memanggil nama lengkapku dengan nada yang penuh kekhawatiran. Dengan ragu-ragu, aku mengambil ponselku lalu menempatkannya di telinga.

"Hallo ...."

"Ita? Kamu dengar aku?"

"Iya ...."

"Kamu di mana sekarang?" tanyanya cemas.

"Aku di kos."

"Kamu baik-baik aja?"

"I–iya. Maaf ... tadi aku tidak sengaja nekan tombol panggilan," ucapku lambat-lambat.

Aku mendengar helaan napas leganya. "Kirain ...."

"Maaf udah ganggu ...."

"Gak papa kok. Itu tandanya kamu benar-benar save nomor aku."

Ada beberapa detik terlewati tanpa suara sama sekali. Aku sampai kembali mengecek layar, memastikan dia masih dalam jangkauanku.

"Halo ...." Kami sama-sama mengucapkan itu.

"Lagi ngapain?" tanyanya.

"Lagi ... a ... e ... lagi istirahat."

"Ya, udah kalo gitu. Istirahat aja. Pasti capek banget, kan, seharian? Good night!"

Dan telepon pun terputus ....

Padahal aku masih ingin mendengar suaranya. Aku membentur-benturkan kepalaku di atas bantal. Seharusnya, aku tak menjawab seperti itu agar dia terus mengobrol denganku. Tapi ... tak apalah! Dengan begitu ini aku tidak terlihat sedang mengharapkannya.

***

Hari pertama kuliah pun tiba. Aku mempersiapkan diri sejak pagi tadi. Berdiri di depan cermin, aku memoles wajah seadanya dengan memakai bedak tipis-tipis dan mengusapkan lipgloss pink di bibirku yang kecil dan penuh. Rambutku yang panjang dengan poni depan yang menyamping kusisir rapi dan biarkan tergerai begitu saja.

Aku melangkahkan kaki memasuki salah satu universitas prestisius di negara ini. Menjadi mahasiswa kedokteran bukan hal yang mudah. Orang bilang masuknya saja sudah susah, kuliahnya susah, apalagi lulusnya nanti. Lebih susah!

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau fakultas kedokteran diisi anak-anak dengan latar belakang orangtua yang kaya. Jika dari daerah, setidaknya dia adalah anak juragan atau pemilik sawah di desanya. Itulah yang membuatku sedikit minder ketika pertama kali bertemu dengan teman-teman seangkatanku. Ditambah lagi aku tak bisa menghilangkan aksen daerahku yang khas. Walaupun begitu, secara fisik dan rupa aku tak kalah dari gadis-gadis ibukota. Sebab, aku berasal dari daerah yang sukunya dikenal sebagai salah satu penyumbang visual tampan dan cantik di negara ini.

Sebelum memasuki ruang kelas, aku sengaja berkeliling fakultas terlebih dahulu. Berharap, mungkin aku bisa bertemu kak Evan atau sekadar melihatnya dari jauh. Sayangnya, hingga sudah mengitari gedung fakultas pun, aku tak melihatnya. Apa mungkin dia belum datang? Mengingat, aku tiba di kampus terlalu pagi. Entahlah ...

Akhirnya, aku pun memutuskan masuk ke kelasku. Aku sedikit gugup dan takut. Kulihat beberapa teman sekelas telah akrab satu sama lain. Hanya aku yang masih belum memiliki kenalan apalagi teman. Aku mengambil tempat duduk di pojok paling belakang.

Seorang teman lelaki datang mendekat, duduk di hadapanku dalam posisi terbalik. Wajahnya cukup tampan dengan gaya fashion ala Pasha Ungu yang saat ini menjadi trendsetter kalangan pemuda.

"Nama lo Gritta, kan?"

Aku mengangguk pelan.

"Gue Andrian." Dia mengulurkan tangannya.

Aku menyambut uluran tangannya dengan menampangkan wajah datar. Dia kemudian mengobrol denganku, sekadar meninggikan diri agar terlihat keren. Aku hanya terus diam tanpa berkata apa-apa. Tak lama kemudian, dia pergi dan kembali bergabung dengan kawan-kawan lelaki.

Sayup-sayup, kudengar pembicaraan antar mereka.

"Enggak ada ngomong apa-apa. Bisu kali!" cela lelaki tadi dengan nada kesal.

Teman-temannya pun lantas tertawa.

"Selama ospek gua juga gak pernah dengar dia ngomong!" sahut temannya yang lain.

"Kalo gak bisa ngomong, gimana kalo mau nanya ma pasien?" imbuh lainnya sambil tergelak.

Aku meremas kertas catatanku. Sebenarnya, aku juga ingin mengobrol santai seperti kawan-kawan lainnya. Namun, aku tidak tahu bagaimana cara memulainya. Selain itu, aksen bahasaku yang berbeda dari mereka, membuatku sedikit tak percaya diri untuk berbicara.

"Selamat pagi wahai calon-calon dokter!" Suara bariton seseorang membuatku tersentak.

Sempat mengira dosen, ternyata yang datang adalah Arai. Berbeda dari hari-hari sebelumnya, kali ini dia tampak lebih bersih dan rapi. Kehadirannya, disambut senang oleh seisi kelas kecuali aku yang langsung tergemap dan menundukkan kepala. Tentu saja aku masih malu dengan kejadian di balkon waktu itu.

"Arai, lo keren banget hari ini!" puji perempuan di kelasku.

"Ternyata elo tahu bergaya juga, ya! Style lo dah kek ketua BEM kita, Bro!" imbuh salah satu laki-laki.

"Maklum, aku kan sudah jadi anak Jakarta," ucap Arai penuh canda.

Jika aku introvert, maka Arai adalah kebalikanku. Dia sangat supel, riang dan tidak minder meski aksen Melayunya terkadang menjadi bahan olok-olokan teman-teman. Untuk seseorang yang mengaku datang dari sebuah desa di pulau kecil, dia sangat hebat karena bisa beradaptasi dengan anak muda ibukota. Aku sangat ingin memiliki sifat seperti itu.

Tiba-tiba salah satu dari perempuan berceletuk. "By the way, gue semalam nemu akun FB-nya kak Evan."

"Serius?! Apa nama akunnya?" tanya para perempuan.

Mendengar mereka menyebut nama kak Evan, aku pun segera menoleh. Sialnya, tatapanku langsung tertuju pada Arai yang juga menatapku dengan menelisik. Aku lantas buru-buru menunduk dengan badan setengah membungkuk bahkan membiarkan sebagian rambutku menutupi wajah agar tak terlihat olehnya. Mirip seperti Sadako, hantu lagendaris Jepang yang keluar dari sumur.

Gawat, dia mendekat ke arahku. Apa yang harus kulakukan?

.

.

.

Gays, sampai chapter ini kalian pilih siapa? Evan atau Arai?

Di cerpen itu cuma bagian dari secuil kisah mereka. Sama seperti kisah yang diceritakan Kei sama Seina di NN, itu juga cuma sepotong dari kisah perjalanan hidupnya di SJ. Fokus aja dulu nikmati alurnya sebelum datang bab2 yang menguras esmoni dan bak mandi 🤣

1
Karra Aurora
sama2 kak thor
🍓 ʙ ͨᴀ ͧʙ ͭY🐰
kayaknya cape bgt deh jd Evan😥
Evan dan Ita seperti sedang menebus dosanya masing² lewat ujian yg datang bertubi²...

sabar yaaaa,semua akan indah pada waktunya 😌
Rosmazita Imah
sambung lagi.
Rini Arismawati
ulah si Dion gak seh tuh keracunan
𝒀𝒐𝒖𝒍𝒆𝒆🌹
siapapun yang berada di posisi itta tentu saja bakal jaga jarak dengan Evan yang nota bene suami seseorang. cari aman dan tidak mau cari masalah merupakan sikap wajar bagi seorang singel parents seperti itta. terlepas dari sakit hatinya yang mungkin kembali kambuh. semata mata karna status mereka yang jelas di depan mata. terlalu menganga jurang di antara mereka. lena sedikit saja bisa bisa terperosok ke dalam jurang kenestapaan.
seolah dunia memutarbalikkan keadaan. kalau dulu itta yang mengekor Evan sekarang gantian tukar peran. Evan dah laksana ABG yang baru kali pertama terpesona sama lawan jenis. tingkahnya beneran tidak mencerminkan seorang dokter handal yg dingin terhadap perempuan. itu semua Karena ibu dari anaknya yang sampai sekarang belum tergantikan tahta tertinggi di hati nya.
meskipun sikap tegas itta untuk membentengi diri tidak dia hiraukan bahkan bisa mencuri kesempatan dalam kesempitan bener2 mabuk kepayang si suami rasa bujangan hahahahahhaa ga kebayang kalau Evan versi dulu. habis itta dilalapnya wkwkwkwkwk
akannkan vampir cilik bakalan mengulang kisah bundanya akan sebuah janji yang tak tertepati. padahal dia sudah sangat bersemangat mananti moment perpisahan itu. jangankan mereka anak ayah yg selalu kompak dalam segala hal yang pastinya satu sama lainnya selalu berharap kebersamaan mengukir cerita. kita pun yang menyimak selalu mendambakan keseruan mereka. terlalu dan selalu menarik baik obrolan atau tingkah mereka berdua.
𝒀𝒐𝒖𝒍𝒆𝒆🌹: sangat disayangkan kalau acara pertemuan itu sampai gagal alangkah kecewanya arju.
semua itu gegara rival Evan yang menemukann celah lengah Evan yang terlalu fokus sama kehadiran itta dan arju di hadapannya sampai2 sedikit lalai akan misi pentingnya .rupa rupanya kesempatan itu tidak disia siakan oleh sosok dibalik kejadian ini.sungguh gelap mata dia. siapapun dia sungguh tidak bisa dibenarkan coz ini menyangkut keselamatan banyak orang. sebegitu tidak tahunya kah dia akan pentingnya obat itu. atau sengaja menutup mata dan telinga hanya untuk ambisi pribadinya.
matsuya up nya Kak Yu 💖💖💖
total 1 replies
💮Nofa💮
Dosa manis tetaplah dosa.
Jangan dilakukan ya arai.
Melakukannya mudah, tapi menanggung konsekuensinya sangat berat.

Di RL setiap ada anak yang di akta kelahirannya hanya tertulis nama ibunya, pasti akan selalu ditanya, kok bisa sih? Bapak mu namanya siapa? Belum nikah ya bapak ibumu dulu? Kamu anak korban perkaosan ya?

Intinya mau dosa manis mau dosa pahit jangan dilakukan kalau sejak awal kamu sadar itu dosa.

Tapi kalau sdh terjadi, tinggal pilihan kamu, mau memperbaiki atau lari dari tanggung jawab.

Ambil yang baik saja. Jangan tiru yang buruk.🤗🤗🤗
Muhammad Safrudin Yuhri
wah serumit itukah kehidupan yg akan kau hadapi Arai?...
💮Nofa💮
Kita?? ehh iya bikinnya kemarin berdua ya bukan sendiri🤭🤣🤣🤣
Ray Aza
AAAMIIIIIIINNNNN....!!! read aloud...😂😂😂😂
Lyta Thalita
dosa manis😏😏

diingat ya ganteng, jika wanitamu sudah tak lagi cerewet, tak manja lagi, apa2 bisa sendiri, ditinggal dah gk nangis lagi. saat ketemu seperti org asing lagi
fiks kamu udah kehilangan wanita itu .
yaahh seperti kamu saat ini Evan kehilangan Ita yg dulu pernah kamu kenal
Naila mahbubab Mahbubah
satu kata untuk novel ini ,keren.
Sulistiana
Luar biasa ..karya yang sangat apik natural & tidak mengada ada
Lyta Thalita
masih usaha terussss ya Van
mau tak dukung, gk jadi deh🤣🤣🤣 kamu nyebelin
Sulistiana
Sama sama kak yu…
Hmmm …ulah Dion kah ..kalo emang ukang Dion bener bener kelewatan tu orang ..
Lyta Thalita
disimpan buat apa, biar dipakai Ita lagi gitu?
Ummi Yatusholiha
masalah apa lagi ini,sabar ya mas dokter😘😘
Aysana Shanim
Apakah ini umah dion?
L𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
ulah dion100%
Riri
coba lah ... kalau berani
Ay
Bener kan Ita jadi jaga jarak🥲

ku tau nih pasti kelakuan Dion lagi🙄

Selamat hari raya Idul Adha Kong🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!