Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kue
"tumben udah pagi beli kue,gak kerja yu,". Tanya bu Lela.
pagi ini Ayunda, membeli kue untuk di suguhkan nanti ketika Zense,datang.
"Gak bu, soalnya tunangan saya mau kesini,". Ucap Ayunda, dengan santai.
"Oh,apaa ! Tunangan yu,". Tanya bu Lela. Ia kaget mendengar apa yang di ucapkan Ayunda.
"Tunangan siapa,". Sahut bu RT.
"Tunangan saya bu RT,makanya beli kue banyak,". Ucap Ayunda,sambil memilih kue-kue.
"Tu-tunangan kapan kamu punya yu,". Bu RT nampak tak percaya.
"Paling juga Ayu, sedang bercanda. Kue yang di beli buat bu Halimah kan,". Tanya yang lainnya.
"Gak lah bu,kalau di baikin tu orang ngelunjak. Kalau ibu-ibu gak percaya datang aja nanti sekitar jam sembilan bu,".
"Ok,jadi penasaran sama tunangan kamu yu,". Ucap Bu Sumi,yang baru datang.
"Emang kamu tau kalau Ayunda, punya tunangan Sum,". Tanya bu RT.
"Hehehe, udah lama tau. Tapi kami diam aja,". kekehnya.
"kerja apa yu?" tanya yang lainnya.
Namun Ayunda,hanya tersenyum."nanti ibu-ibu sekalian menanyakan kepadanya apa pekerjaan atau yang lainnya,".
"nah apa yang di katakan Ayunda,ada benarnya juga. sesekali ngajak ngobrol sama tunangan Ayunda,". kekeh yang lainnya.
"Wah,gak benar ni bu Sumi,main Rahasia aja,". Sungut yang lainnya.
"Tenang bu,jam sembilan nanti kalian bakalan liat siapa tunangan Ayunda,". Ucap Bu sumi.
"Perlu bantuan gak yu,". Tawar bu RT
"Gak ada bu,cuman saya minta ijin saja kalau di rumah nanti ada tamu,sama bu sumi,juga kok,". Ucap Ayunda.
"Gimana aku aja yu, bu Sumi. Takutnya dia sibuk,". Tawar bu RT lagi.
"Ck,bilang aja udah gak sabaran,". Ejek bu Sumi.
"Ya udah,kalau mau ketempat saya sekarang gak papa,malah rame lagi, tapi masih ada waktu dua jam lo,siapa tau ibu-ibu mau siap-siap atau beres-beres dulu,". Kata Ayunda.
"Oke deh,nanti aku ke sana yah yu,". Ucap
yang lainnya.
"gak nyangka kamu tiba-tiba sudah tunangan yu, pantesan nolak pak Tejo,". ujar yang lainnya
"mana mau Ayunda,jadi istri ke-3 pak Tejo. saya mah ogah,". kekeh lainnya.
Banyak lagi ibu-ibu lainnya minta ijin kalau mereka ingin ketempat Ayunda, sekedar melihat wajah pria tunangan Ayunda.
Ayunda,sengaja mengijinkan para ibu-ibu datang kerumahnya. Dia berniat mengerjai Zense,biar dia kewalahan menghadapi para ibu-ibu rempong.
Ada senyuman bahagia di diri Ayunda, sebentar lagi dia akan membuat Zense, menjadi kesal.
Mendengar perkataan Ayunda. Bu Sari,tengah bergegas untuk memberi kabar kepada Hendri.
"Apa, kurang ajar,". Geram Hendri,dia telah mendengar perkataan ibunya.
"Makanya sudah aku bilangkan kalau Ayunda,itu tak sebodoh yang kamu pikirkan Hend. Aku yakin tunangan dia jauh dari pada kamu,bisa pasti pekerja kantoran,". Timpal Ambar.
"Mana mau Ayunda,rujuk lagi sama kamu. Seharusnya cari lah kerjaan yang bagus,banyak kok semakin kamu punya pekerjaan bagus semakin banyak juga perempuan nempel-nempel sama kamu,". Sahut Neli.
Oh,harus di beritahu kepada bapak ini,batin Johan.
"Cari saja wanita lain Hend,nanti aku kenal dengan teman-temanku,". Ujar Johan
"tak perlu,aku juga punya kekasih tak kalah dengan Ayunda,". Tolak Hendri.
Sial,kalah jauh aku sama Ayunda, secepatnya aku menikahi kekasihku tanpa bertunangan dulu,lebih baik aku kerumahnya merencanakan kapan pernikahan kami jangan sampai duluan Ayunda,batin Hendri.
"Mau kemana kamu Hend,". Tanya sang ibu
"Mau kerumah gladis,aku mau mengajaknya menikah tak perlu tunangan,". Sahut Hendri. Yang telah menghilang di balik Pintu.
"Behh,bukan main,". Ujar Johan.
"Terserah dia lah bu,jangan ambil pusing,". Ucap Ambar.
"Ibu,mau siap-siap.mau liat seperti apa sih tunangan Ayunda,". Kata bu Sari.
"Kita ikut yuk,". Ajak Neli kepada kakaknya.
Tak kalah juga Johan,juga ikut sambil menunggu bapaknya.
Tejo, penasaran siapa lelaki telah berani merebut Ayunda.
*****
Di tempa lain. Zense dan sekretarisnya sedang memilih buket bunga.
"Yakin kita berdua aja ni Zen, perasaan aku gak enak,". Kata Hans.
"Terus kamu mau ngajak satu RT,". Jawab Zense.
"Yah,tambah teman lah gitu,aku ajak Kevin. Biar aku ada temannya, enak banget situ berduaan aku jadi obat nyamuk,". Ujar Hans.
"Terserah kamu, beritahu dia secepatnya. Sebentar lagi kita akan kesana jangan sampai ayunda, menunggu ku,".
"Ck,iya. Dasar bucin,". Ledek Hans.
"apa sudah kau hubungi kekasih gelapmu itu,". ucap Zense.
"aku masih normal Zen,dia itu sohib ku sama seperti mu cuman kamu itu bos sih,".
"setelah ini kita cari buah-buahan.aku yakin Ayunda,gak mau barang-barang mahal,". ujar Zense. ia tau betul jika Ayunda,tipe wanita sederhana.
*****
Ayunda, nampak tak percaya rumahnya kini banyak ibu-ibu seperti orang hajatan pernikahan saking ramenya.
dia tengah bingung kue yang di beli telah ludes habis di makan entah siapa memakannya tanpa tersisa lagi.
dia bingung harus gimana,apa nanti untuk di suguhkan kepada tunangannya.
"kamu kaya kebingungan yu,". tanya bu Sumi.
"ini bu,kue yang aku beli tadi. kok udah gak ada,". tanya Ayunda.
"aku liat Sinta, membawanya ke belakang,". ujar bu Lela. ia sempat melihat.
awas aja mereka bakalan aku kasih pelajaran nantinya,batin Ayunda.
"sial, padahal untuk nanti lo bu,". gumam Ayunda.
"kita samperin aja yu, siapa tau masih ada,".
"gak usah,kita beri minuman aja lah,". ujar Ayunda,hatinya mulai resah.
Untung saja tetangga Ayunda, gercep mencari solusi, anak-anak remaja mau di suruh membeli kue di tempat lain entah dari mana. itu pun di suruh bu Sumi dan tetangga lainnya.
Mereka semua tak sabar menunggu kedatangan tunangan Ayunda, tinggal berapa menit lagi. semua orang telah bersiap-siap menyambut.
"aneh yah,orang sibuk-sibuknya masih sempat curi kue,". kata bu RT.
"mana kue buat tamu lagi,". timpal yang lainnya.
"gak papa, semoga rezeki kamu selalu lancar,". sahut bu sumi.
"aammiin,". jawab Ayunda, berserta yang lainnya.
Sinta,merasa tersinggung mendengar perkataan bu RT. namun ia seolah-olah tidak tahu saat dia menoleh ke arah Ayunda. dengan tatapan tajam Ayunda, membuat Sinta, jadi salah tingkah.
Ck,hamil-hamil tapi jadi pencuri.dasar tak jauh dari orangtuanya juga. emang pantas sih keturunan maling nanti anaknya dalam perut bisa jadi maling juga, batin Ayunda.
sepertinya ayunda,tau jika aku yang mengambil kue tadi. duh bisa gawat ini,batin Sinta. sesekali melirik ke arah Ayunda,yang masih menatap dia dengan tajam.
"baiklah,aku akan memberikan kamu pelajaran Sinta,sudah berani melawan aku,". gumam Ayunda.
menurut harus yang betul.