Pernikahan Puncak Balas Dendamku

Dewi hanya bisa menurut tarikan Kevin, sedangkan Rangga langsung pergi dari depan rumah Dewi ketika menunggu Dewi tak kunjung keluar, pikirnya Dewi sudh berangkat sebelm dia sampai.

"tuan mau langsung pulang, apa tidak mau mandi, syaa bisa minta asisten saya mengantar baju ganti buat anda"ucap Herman ketika melihat Dewi dan Kevin berjalan melewati ruang tamu.

"ngk usah, saya mau mandi bersama dengan istri saya dirumah aja"ucap Kevin dingin tanpa menatap Herman

"masuk.."ucap Kevin dingin membuka pintu mobil buat Dewi tapi si empedu tidak mau masuk.

"kamu pulang duluan aja, aku nyusul naik taksi"ucap Dewi.

"masuk sendiri atau saya paksa masuk"ucap Kevin menatap tajam Dewi.

"aku ngk mau satu mobil sama kamu"ucap Dewi menatap tajam Kevin.

"kenapa..?apakah Rangga masih ada disekitaran sini, membuat kamu tidak mau pulang sama saya..?"tanya Kevin.

"Rangga sudh pulang, dan aku cuma mau naik taksi aja pulangnya"ucap Dewi tidak mau mengalah.

"mau pulang naik taksi atau mau berduaan sama Rangga, ingat Dewi mulai sekarang pertemuan kamu smaa Rangga saya batasi, atau tidak usah bertemu sedikit pun"ucap Kevin lalu menutup pintu kasar.

"ngk bisa seperti itu Kevin, kamu sudh terlalu jauh mengurusi hidupku, kamu ngk ada hak melarang aku bertemu dengan Rangga"ucap Dewi menatap tajam Kevin lalu berjaln meninggalkan Kevin.

"aku bisa saja memberitahukan Rangga kalau kita sudh menikah"ucap Kevin menghentikan langkah Dewi.

"tapi sayang Rangga sudh tau kalau aku sudh menikah dan dia akan menunggu aku sampai masa pernikahan ini selesai"ucap Dewi memandang remeh Kevin, dia berpikir kalau Kevin kalah telat smaa dia.

"tapi Rangga ngk tau kan siapa suami kamu, yang dia tau kau sudah menikah, tapi dia ngk tau seperti apa sosok suamimu"ucap Kevin tersenyum mengejek Dewi.

"oo iyh, apakah Rangga aku meninggalkan aku kalau ia mengenal sosok suami ku siapa..?bahkan Rangga akan semakin bersabar menunggu pernikahan ini selesai"ucap Dewi memandang remeh Kevin.

"lalu bagaimana reaksi Rangga kalau tau suami kamu adalah sahabat baiknya waktu SMA, aku mau lihat apakah dia akan mempertahankan kamu atau malah mengiklaskan kamu"ucap Kevin.

"maksudnya kamu sama Rangga sahabatan ngituh"tanya Dewi terkejut.

"seperti yang kamu tau! jadi mulai sekarang batasi sendiri pertemuan dengan Rangga, atau bisa saja aku muncul dihadapan Rangga dan membongkar hubungan kita"ucap Kevin lalu menarik tangan Kevin memaksanya masuk kedalam mobil.

Sedangkan Dewi yang belm sadar dengan keterkejutan hanya bisa menurut saja, apakah dunia sesempit ini sehingga kekasih dan suami saling kenal bahkan bersahabat sejak bangku SMA pikir Dewi.

"jadi kamu menurut saja dengan perintah ku, sedikit saja kamu membantah hitungan detik itu juga hubunganmu sama Rangga hancur bahkan selesai"ucap Kevin dan lagi-lagi mengancam Dewi.

Sedangkan Dewi tidak menjawab ucapan Kevin, ia masih sibuk dengan pemikirannya.

"aku gapain sekarang, apakah masih ada harapan buat aku supaya lepas dari pernikahan ini, tapi kok bisa sih mereka bersahabat"batin Dewi menggelengkan kepada.

"kamu bersahabat sejak SMA, lalu kami berpisah ketika Rangga melanjutkan kelas tiga diluar negeri, setelah memasuki kuliah Rangga kembali ketanah air"jelas Kevin yang mengerti pertanyaan yang ada di otak Dewi.

"tapi kamu jangan coba-coba mengaku kepada Rangga kalau kamu adalah suami aku"ucap Dewi menatap Kevin.

"semua itu tergantung kamu, kalau kamu menurut dengan perintahku dan jangan keras kepala lagi, hubunganmu sama Rangga aman, tapi aku tidak bisa menjamin itu"ucap Kevin tersenyum licik sambil fokus menyetir.

"maksudnya tidak bisa menjamin bagaimana..?"tanya Dewi bingung.

"otakmu sudh cukup cerdas untuk mengerti akan ucapan ku, katanya mahasiswa pintar dapat beasiswa ternyata seperti ini gambarannya, rugi kampus memberikan beasiswa buat kamu"ucap Kevin mengejek Dewi.

"terserahlah Vin, tergantung dimananya kamu bahagia dan puas"ucap Dewi membuang pandangan ke arah jendela mobil.

Setelah terjadi perdebatan mereka sekarang hanya terjadi keheningan di dalam mobil, Kevin yang fokus menyetir lain hal dengan Dewi pikirannya sudh melayang entah kemana sampai dia tidak sadar kalau sudh sampai dirumah.

"sudh sampai."ucap Kevin membuyarkan lamunan Dewi.

"ahh iyh, makasih sudh mengantarku lain kali ngk usah aku masih bisa naik taksi dan masih punya tabungan hanya sekedar bayar ongkos"ucap Dewi langsung turun dari mobil.

Sedangkan Kevin hanya diam saja mendengar ocehan Dewi, sejenak ia sadar bahwa ia belm memberikan nafkah jasmani kepada Dewi yang dapat di artikan kalau dia belm membiayai Dewi dari segala jenis aspek apapun.

Tak mau ambil pusing Kevin pun turun dari mobil mengikuti Dewi masuk kedalam rumah, soal nafkah buat Dewi nanti ia bisa serahkan kepada Daffa tentunya.

"kenapa berdiri disitu"ucap Kevin yang melihat Dewi hanya berdiri di depan pintu.

Tak menunggu lama gadis cantik keluar dari dalam rumah yang membuat Kevin tersadar kalau kekasihnya sedang ada dirumah mereka.

"sayang, kok baru pulang sih"ucap Icha berjalan memeluk Kevin.

"si*l aku sampai melupakan kalau Icha masih ada dirumah lagi, aku harus ngomong apa sama Dewi"batin Kevin menatap Dewi tanpa membalas pelukan Icha.

"iyh tadi malam aku tidur dirumah teman"ucap Kevin masih menatap Dewi.

"padahal aku nungguin loh, dia siapa syaang"ucap Icha memeluk lengan Kevin.

"dia,dia.."ucap Kevin bingung.

"Hay, namaku Dewi, anak pembantu dirumah ini aku mau menggantikan ibuku sementara disini soalnya ibu sedang sakit,"ucap Dewi mengulurkan tangannya.

"hai Dewi, aku Icha kekasih Kevin"ucap Icha membalas uluran Dewi.

"ohh btw kok bisa sama, satu mobil lagi,"ucap Icha curiga.

"tadi ibuku menyuruh tuan Kevin menjemput ku, soalnya aku baru datang dari kampung jadi tidak tau daerah sini"ucap Dewi berbohong, sedangkan Icha dengan bodohnya percaya begitu saja.

"kalau begitu aku langsung pamit kekamar duluh, soalnya mau bersih-bersih"ucap Dewi sambil tersenyum, tidak menunjukkan wajah marah, terkejut bahkan cemburu sedikit pun.

Sedangkan Icha hanya tersenyum manis lain hal dengan Kevin, ia menatap tajam Dewi tapi si empedu tidak memperdulikan hal itu.

"ayo syang, aku sudh mask loh buat kamu, kamu pasti belm makan kan..?"ucap Icha menarik lengan Kevin.

"maaf Cha, aku sudh makan tadi, aku mau mandi duluh iyh mau berangkat kerja soalnya"ucap Kevin melepaskan pelukkan Icha.

Entah kenapa ketika Icha bersikap manja kepada Kevin hanya merasakan biasa aja, tidak seperti duluh yang dimana ketika Icha memeluk atau bermanja-manja kepadanya menimbulkan rasa cinta, tapi sekarang dia terlihat biasa saja bahkan bisa dikatakan ia mulai risih.

"ihh sayang kok kamu ngituh sih, ngk menghargai banget masakan aku"rengek Icha.

"mau ngimna aku sudh makan dirumah teman aku tadi, ngk mungkin aku maksa Cha, sudah ah ngk usah kayak anak kecil"ucap Kevin cengah.

"kamu kenapa sih Vin, kok berubah sama aku"ucap Icha kesal.

"berubah ngimna, aku masih Kevin seperti duluh"ucap Kevin menatap Icha.

"duluh kamu selalu lembut smaa aku, bahkan kamu tidak pernah menolak permintaan aku, duluh kamu selau memanjakan aku tapi sekrng kamu cuek Vin, dingin, aku merasa kita seperti baru kenalan saja"ucap Icha terisak.

"perasaan kamu aja kali, aku masih Kevin yang duluh, mungkin gara-gara kita sudh jarang bertemu jadi kita juga butuh penyesuaian lagi"ucap Kevin membawa Icha kedalam dekapannya.

"iyh sudh kamu kekamar ngih, aku mau mandi duluh"ucap Kevin menuntun Icha masuk kekamar tamu.

Setelah dirasa Icha masuk kedalam kamarnya Kevin langsung berjalan kearah kamar yang di tempati Dewi, ia langsung membuka kamar itu tanpa mengetok ataupun permisi kepada si pemilik kamar.

Terimakasih atas kunjungan dan dukungan jangan lupa tinggalkan jejak 🙏🙏