NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Terbayang-bayang

Bella dan ibunya tengah melihat bangunan yang akan menjadi tempat jualannya kelak. Bangunan tersebut baru berdiri pondasinya saja dan masih dalam tahap pengerjaan. Terlihat beberapa kuli bangunan yang tampaknya masih sibuk mengerjakan bangunan tersebut.

"Ucapkan pada mereka, mama ibu sangat berterima kasih atas kemurahan hati keluarga Pramudya," tutur Lusy.

Bella mengangguk. "Mama mertua juga titip salam sama ibu," ucap Bella.

"Sampaikan padanya, salam kembali," timpal Bella.

Setelah cukup lama berbincang, Bella pun berpamitan untuk pulang. Mereka berjalan menghampiri mobil yang terparkir di pekarangan rumah.

"Sebaiknya ibu mencari karyawan untuk membantu ibu dalam mengantar ataupun mengolah susu tersebut," ujar Bella.

"Untuk yang mengantarkan susu, ibu sudah memiliki seseorang yang membantu ibu," jelas Lusy.

"Siapa, Bu?"

"Dia__"

Ucapan Lusy terhenti saat tiba-tiba saja seseorang mengendarai motor, dengan mengenakan helm serta jaket hitam. Motor tersebut tampak ngebut dari kejauhan lalu mendadak ngerem tak jauh dari keduanya berada hingga menimbulkan bunyi berdecit.

Bella tercengang melihat si pengendara motor tersebut yang sedikit ugal-ugalan. Pengendara itu membuka helmnya. Dengan masker tetap menempel pada mulutnya.

"Apakah pria itu sudah gila?" gumam Bella.

"Hei! Bisakah kau mengendarai motor dengan berhati-hati? Bagaimana jika salah satu dari kami ada yang tertabrak!" ketus Bella.

"Dia bukanlah seorang pria, Nak."

"Hah?!" Bella terkejut saat mendengar ucapan ibunya. Yang ia tangkap,sosok pengendara tersebut memiliki rambut yang pendek dengan potongan menyerupai pria.

Pengendara motor tersebut membuka maskernya. Terlihat sebuah senyuman yang terbit di wajah cantiknya. Ia mengeluarkan uang hasil penjualannya dari dalam tas pinggangnya.

"Ini, Bu." Gadis itu menyerahkan uang tersebut pada Lusy.

"Lain kali berhati-hati, Ne. Takutnya kamu terjadi apa-apa di jalanan," ujar Lusy sembari mengambil uang tersebut.

"Dia orang yang ibu maksud?" tanya Bella.

"Iya, namanya Ine. Dia yang membantu ibu untuk mengedarkan susu kedelai," timpal Lusy.

"Ine, ini anak ibu yang sering ibu ceritakan padamu," ujar Lusy memperkenalkan anak gadisnya.

"Halo Kak Bella, senang bertemu dengan kakak," ucap Ine sembari mengulurkan tangannya.

"Hai Ine, senang juga bertemu denganmu," ujar Bella seraya menjabat tangan Ine.

"Ya, sudah kalau begitu kami pamit pulang dulu ya, Bu. Kapan-kapan Bella mampir ke sini lagi," ucap Bella sembari meraih punggung tangan sang ibu lalu menciumnya.

"Iya, Nak. Lain kali ajak suamimu menginap ke sini," ujar Lusy.

Bella mengangguk pelan sembari tersenyum. Tak lama kemudian, gadis itu pun masuk ke dalam mobil. Bella menurunkan kaca mobil, lalu melambaikan tangan bersamaan dengan kendaraan tersebut melaju.

Pak Darman menekan klaksonnya, lalu melajukan mobil tersebut ke jalanan.

...****************...

Keesokan harinya, Devan yang berada di ruang rapat tampak tak fokus mendengarkan persentasi salah satu karyawannya itu.

"Ada apa denganku? Mengapa wajahnya yang menyebalkan itu terus muncul," gumam Devan seraya menggelengkan kepalanya.

Pria itu benar-benar ingin keluar dengan segera dari ruang rapat tersebut. Sejak kemarin ia selalu saja terbayang-bayang akan wajah sang istri yang membuat Devan bergidik ngeri.

Setelah rapat selesai, Devan tergesa-gesa menuju ke ruangannya. Ia mencoba untuk mensugesti dirinya agar lebih fokus dalam pekerjaannya.

"Kau pasti bisa. Ayo, hilangkan dia dan fokuslah pada pekerjaanmu," gumam Devan.

Devan mengecek email yang masuk di layar monitornya. Akan tetapi, tiba-tiba layar tersebut seakan berubah memperlihatkan adegan di mana Devan tak sengaja terjatuh lalu mencium Bella.

Devan kini beralih ke berkas-berkas yang ada di meja kerjanya. Ia mencoba fokus sembari membaca rentetan huruf yang tertulis di sana, lagi-lagi bayangan wajah Bella terpampang nyata di atas kertas tersebut.

"Baiklah, sepertinya aku terus berhalusinasi karena aku belum makan siang," gumam Devan.

Pria itu meraih ponselnya, lalu kemudian menghubungi asisten kesayangannya itu.

"Joko, tolong pesankan saya makan siang!" titah Devan.

"Makan siang? Tapi ini masih jam 10, Pak."

"Tidak apa-apa, pesankan saja makan siangku. Nanti bawa langsung ke ruanganku," tukas Devan yang sesaat kemudian memutuskan panggilan tersebut.

Sembari menunggu Joko, Devan mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja. Selang sekitar 15 menit kemudian, Joko pun datang dengan membawa makanan yang diminta oleh bosnya tadi.

"Ini, Pak." Joko meletakkan makanan tersebut di meja yang biasanya tempat Devan menerima tamu di ruangannya.

Devan pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu memilih duduk di sofa untuk menikmati makan siangnya itu.

"Bergabunglah makan bersamaku jika kau merasa lapar," ujar Devan sembari meraih kotak makanannya tersebut.

"Saya belum lapar, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu." Joko pun langsung keluar dari ruangan itu.

Devan membuka kotak makan yang memiliki logo resto tersebut. Pria itu menyuapkan makanan itu ke mulutnya. Beberapa saat kemudian, kejadian itu terulang lagi. Makanannya berubah menjadi bayangan akan adegan di pagi hari itu.

"Ck, bukankah sudah ku katakan untuk berhenti mengingatnya!" seru Devan yang langsung meletakkan kembali alat makan tersebut di atas meja.

Pria itu beranjak dari tempat duduknya, lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Devan kembali meraih ponsel yang tergeletak di meja kerjanya dan kembali menghubungi Joko.

Di waktu yang bersamaan, ponsel Joko kembali berdering. Pria itu merogoh ponsel yang ada di dalam sakunya. Saat melihat si penelepon, Joko langsung mengusap dadanya.

"Kali ini ada apa lagi?" gumam Joko. Lalu kemudian ia pun menerima panggilan tersebut.

"Segera ke ruanganku!"

Setelah mengucapkan satu kalimat tersebut, Devan langsung memutuskan panggilannya.

Joko menghembuskan napasnya dengan kasar. "Dibalik bonus bulanan yang besar, ada sebuah kesabaran yang luar biasa. Sabar, sabar, dan sabar."

Joko beranjak dari tempat duduknya. Ia menarik sudut bibirnya agar membentuk senyuman meskipun itu terpaksa. Pria itu pun kembali menuju ke ruangan Devan.

TOKKK.. TOKKK...

Setelah mengetuk pintu, Joko langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Ada apa, Pak Devan?" tanya Joko yang menampilkan senyum lebar yang bercampur dengan keterpaksaan.

"Kosongkan semua jadwalku siang ini. Aku ingin menemui psikolog," ujar Devan.

"Psikolog? Apakah bapak memiliki masalah yang serius?" tanya sang asisten.

"Iya, bahkan sangat serius. Sepertinya diriku sudah mulai gila," tukas Devan.

"Anda memang sudah lama gila, Pak. Akan tetapi baru anda baru menyadarinya sekarang," batin Joko.

"Baiklah kalau begitu, saya mengatur ulang jadwal bapak. Apakah sekiranya masih ada lagi yang dibutuhkan?" tanya Joko.

"Itu saja. Kau boleh pergi," ujar Devan.

Joko pun menundukkan kepalanya, lalu undur diri dari hadapan Devan.

Saat Joko baru saja memegang handle pintu, Devan kembali memanggilnya, tentu saja hal tersebut membuat Joko mengumpat kesal akan tetapi hanya di dalam hatinya tanpa meluapkannya.

"Ada apa lagi, Pak?" tanya Joko.

Sang asisten memang memperlihatkan senyuman, namun senyum tersebut terlihat sedikit mengerikan.

Devan terdiam sejenak. Ia masih ragu untuk mengatakan yang dialaminya pada asistennya itu.

"Tidak jadi, silahkan keluar."

Mendengar hal tersebut, Joko kembali melanjutkan langkahnya. Setelah ia menutup pintu ruangan atasannya dengan rapat. Joko pun hendak melayangkan pukulan mengudara dari balik pintu.

Namun, pria itu terkejut saat pintu yang ada di hadapannya tiba-tiba terbuka.

"Kau kenapa?" tanya Devan heran melihat Joko mematung seraya mengangkat tangannya yang terkepal.

"Ah tidak apa-apa. Tadi aku melihat nyamuk di pintu ini," kilah Joko yang mencoba mencari alasan, kemudian menatap pintu ruangan tersebut secara seksama.

"Dasar nyamuk nackal!!" tukas Joko menepuk pintu itu dengan gerakan yang meliuk. Setelah melakukan hal tersebut, Joko pun langsung pergi begitu saja.

"Dasar bodoh!!" gumam Joko yang merutuki tingkahnya barusan.

Devan tercengang melihat kegilaan baru yang ia temukan lagi. "Apakah aku perlu membawanya ke psikolog bersamaku?"

Bersambung...

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta votenya jika ada.

Yang belum favorit, yuk di favoritkan supaya mendapatkan notifikasi update terbaru nya~

ig: ayasakaryn24

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!