Sequel Mommy Untuk Daddy.
Bagaimana rasanya jika mendapat lamaran didalam toilet?. Terharu? atau malah terhura?.
"Menikahlah dengan ku!" kata laki-laki yang tidak dikenal yang tiba-tiba datang mengatakan lamarannya.
Bagaimana kah jawaban Cia tentang lamaran tersebut?.
Dan ketika Cia sedang bimbang dengan keadaannya dia dipertemukan kembali dengan orang di masalalunya yang menjanjikan sebuah pernikahan.
Akankah Cia mampu memilih diantara mereka?. Mari kita ikuti kisah Cia dkk. Dalam kisah Suamiku Ceo Tampan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon della1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dibungkus
Sesampainya di depan villa keluarga Aditama. Keluarga Killer turun bersama dan langsung disambut oleh seluruh keluarga Aditama.
Sesuai rencana mereka akan mengadakan makan malam sebagai bentuk acara lamaran privat. Sekaligus sebagai bentuk silahturahmi antar dua rekan bisnis.
"Welcome Mr Killer and Mrs. Killer" salam Rey dan Cira karena orang tua Alex lebih dewasa dari mereka.
"Panggil Mami papi aja. Lagian kamu seumuran dengan anak kami yang pertama." ucap nya menggunakan bahasa Indonesia dan hal itu membuat Cira dan Rey tersenyum.
Mereka masuk kedalam vila itu dan disambut oleh Oma dan yang lainnya bahkan Cia pun ada dan mereka semua bersalam. "Eh,,mantu mami cantik sekali" balas mami Alex memeluk calon menantu nya itu.
"Iyaa,,Tante" balas Cia yang membuat Mami Alex menatapnya menelisik.
"Panggil mami, dong" ucap mami Alex tersenyum membuat mereka yang melihatnya pun ikut tersenyum.
"Ayo,,kita makan dulu. Ini sudah saatnya makan malam" balas sang papa membuat mereka berjalan kearah tempat dilaksanakannya makan bersama.
Setelah acara makan bersama selesai. Kini mereka semua bersiap untuk membahas hal yang sangat penting dan sakral. "Bagaimana kelanjutan hubungan kita ini, pak Aditama?" tanya papi Alex membuka pembicaraan. "Sesuai dengan yang kita bicarakan dulu sewaktu di Inggris. Saya berniat meminang putri anda Cia untuk anak saya Alex. Bagaimana yaa?" tanya Sang papi.
"Saya serahkan semuanya kepada anak saya saja. Bagaimana Cia. Tentang niatan baik dari keluarga Alex?" tanya sang papa membuat Cia kembali menatap seluruh keluarga nya.
Hingga pandangan Cia terarah pada mommy nya yang memberikan anggukan ringan. Kemudian kembali menatap Alex yang masih saja tersenyum. "Baiklah,,saya siap menikah dengan Alex. Tapi saya ingin untuk jarak waktunya sekitar 5 bulan lagi. Karena saya ingin lebih mengenal Alex" ucap Cia membuat mereka sangat senang bahkan sang Oma sampai matanya tergenang air mata.
"Terima kasih karena sudah menerima lamaran kami. Dan kami juga setuju untuk jarak pernikahan nya" ucap Papi Alex tersenyum.
Mereka semua berdiri saling berpelukan mengucapkan selamat atas hubungan mereka yang baru selain rekan bisnis. "Selamat bestie kita bakalan berbesanan" ucap sang papa dengan memeluk tubuh besannya itu.
"Iya, bestie. Kita bakalan cepet punya cucu" timpal papi Alex tertawa.
"Baiklah,,,Alex gelangnya mana?" tanya mami dengan menengadahkan tangannya kepada Alex.
"Itu!" tunjuk Alex pada tangan Cia membuat mereka menatap kearah tangan Cia.
Cia menatap mereka balik. Seolah bertanya mengapa. "Baguslah,,,nanti kita tinggal menyiapkan keperluan nya" balas sang mami dengan kembali memeluk Cia.
Cia hanya bisa tersenyum samar mendapatkan pelukan dari calon mertuanya itu. "Lengket banget, yaaa. Tante bawa aja pulang. Disini dia selalu bikin rusuh" ucap Aidan yang membuat mereka tertawa dan Cia yang mendengus kesal.
"Hahaha. Nanti tante bawa pulang dibungkus" ucap mami Alex.
Setelah acara makan malam keluarga. Pernikahan Alex dan Cia akan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan para calon pengantin. Dan para orang tua akan menyiapkan keperluan wedding organizer.
Sekarang Cia sedang berdiam diri didalam kamarnya menatap kearah langit-langit kamarnya. Pikiran Cia melayang jauh. Hingga pikirannya mengarah kepada sosok yang bertemu dengannya dulu.
"Bagaimana yaa dia sekarang?" monolog Cia. "Mungkin sudah menikah" ucap Cia lagi kemudian memejamkan matanya dan tidur.
Pagi terasa sejuk. Suasana pedesaan memang sangat nyaman. Bahkan jam enam pagi Cia dipaksa bangun oleh Rain yang mengajak mereka untuk jogging.
"Dingin banget" ucap Cia yang menggesekkan tangannya untuk memberikan kehangatan.
"Ayo,,itu didepan ada yang jualan wedang hangat" ucap Rain membuat mereka berhenti. Disebuah warung yang menyediakan wedang hangat dan juga gorengan hangat.
Mereka di jam sepagi ini sudah di kebun. Bahkan sudah berjualan. Cia senang berada di pedesaan seperti ini karena selain warganya ramah-tamah dan suasana yang asri dan sejuk. Tapi, juga langitnya yang sangat indah.
"Mau tehnya teh?"ucap sang pedagang membuat mereka semua mengangguk.
Setelah meminum wedang hangat mereka melanjutkan perjalanan nya menuju pulang ke vila. Di dalam Vila sudah terdengar suara ribut dari sang mommy dan juga Daddy.
"Mas,,nggak bisa besok aja pulangnya?" tanya Cira kepada sang suami yang mengatakan mereka akan pulang hari ini. Padahal baru kemarin mereka berada di sini.
"Nggak bisa sayang. Besok kita juga harus ke Amerika. Untuk meeting triwulan, sayang. Ini beneran mendadak banget, sayang" balas Daddy membuat Cira mendengus. Karena ucapan suaminya itu.
"Yah,,,Kita belum sempat ke sungai nya, dad" ucap Gio tidak terima harus pulang secepatnya.
"Kalau gitu kalian disini aja. Tapi mommy, Daddy dan Oma akan pulang ke Jakarta" ucap sang Daddy membuat mereka semua putus asa. "Ki,,kamu nggak sibuk kan?" tanya Daddy Rey yang langsung diangguki oleh Riski.
"Besok ada meeting, om" ucap Riski membuat Rey mengangguk.
"Baiklah kita akan pulang nanti siang. Supaya sampainya tidak terlalu malam. Dan kalian bisa beristirahat" balas Rey yang hanya bisa diangguki oleh mereka.
Akhirnya hari ini mereka isi dengan berbenah. Karena nanti akan pulang. Cia yang sedang merapikan kembali pakaiannya mendengar dering ponselnya.
"Iya,,Lex?" ucap Cia ketika menerima panggilan telepon dari Alex.
"Kata Daddy kalian akan pulang siang nanti?. Mau saya jemput?" tanya Alex disebrang sana.
"Nggak usah. Lagian nanti bisa sama Aidan" ucap Cia.
"Sekarang saya kesana, jemput kamu" ucap Alex disebrang yang langsung mematikan sambungan telepon yang membuat Cia syok.
"Dia ini sudah gila, ya. Main membuat keputusan sendiri. Biarin aja lah,," monolog Cia dengan menatap ponselnya.
Namun, beberapa menit kemudian. Alex beneran datang ke villa mereka. Hanya untuk menjemput sang calon istri. Berbagai godaan dia dapatkan dari keluarga Cia.
"Jemput calon istri nya rajin banget" goda Oma yang sedang duduk manis di sofa. "Ke kamar, gih. Kayaknya kamu juga sudah ditunggu. Tapi ingat belum muhrim" peringat sang Oma membuat Alex mengangguk setelah mengalami Oma Ega.
Alex permisi untuk naik ke kamar Cia. Dan didepan kamar tersebut Alex bingung harus ngapain. Hingga suara pintu terbuka dari arah dalam membuat Alex dan Cia sama-sama terkejut.
"Lo ngapain disini?. Mau mesum lo, ya?!" tuduh Cia membuat Alex menatapnya kesal.
"Kalau saya mau mesum. Saya sudah masuk ke kamar kamu tanpa harus menunggu disini. Bikin kesemutan aja" kesal Alex akibat di tuduh yang tidak-tidak. Kemudian meninggalkan Cia yang masih termangu dengan sikap Alex.
"Lho,,Lex. Cia nya mana?. Kok dia nggak turun?" tanya mommy Cira yang melihat Alex turun sendiri dengan wajah yang ditekuk kesal.
Alex mengedikan bahunya. Dan hal itu membuat Cira tersenyum. Lagi berantem batin Cira. "Yaudah,,ayo, kita depan. Ini sudah waktunya kita berangkat" balas Cira dengan mengajak Alex.
"Eh,,ngapain kamu deket-deket dengan istri saya?" ucap Rey yang keluar dari kamarnya dan melihat sang istri sedang bersampingan dengan rivalnya itu.
"Apaan sih, mas. Sama anak sendiri aja, cemburu" balas Cira yang melihat ketidakwajaran sikap pencemburu suaminya.
"Kalian itu kalau bersama ribut, Mulu"sela Cia yang sudah berada dibelakang mereka dengan menyeret kopernya.
"Ini,,calon suami kamu yang kegatelan. Pakai acara deket-deket dengan mommy mu. Kamu tau kan kalau mommy mu ini. Akan lupa dengan Daddy kalau bersama dia"ucap Rey yang hanya di hadiahi kekehan. Sementara Alex dan Cira dibuat melongo dengan persepsi Daddy Rey.
"Posesif tidak pada waktu" gumam Cira kemudian meninggal mereka. Namun, segera disusul oleh Rey. Dengan terus mengumandangkan bahwa dirinya tidak suka sang istri dekat dengan Alex.