"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.
"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."
Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Kalea akhirnya tidur dikamar Eiser. Mereka berbaring di atas ranjang yang sama, namun suasananya begitu canggung. Kalea khawatir akan pilihannya. Eiser juga khawatir dengan apa yang akan terjadi kedepannya.
"Itu.." serentak ingin berbicara sesuatu.
"Bicaralah lebih dulu.." ucap Kalea, memiringkan tubuh menghadap arah Eiser.
Eiser merasa gugup saat Kalea bergerak. "Tidak, aku.. ingin mendengarmu lebih dulu."
"Kalau begitu baiklah, aku akan bicara lebih dulu." ucap Kalea, dia menarik nafas sedalam mungkin kemudian melepasnya secara perlahan. "Eiser, sepertinya.. kau mengkhawatirkan sesuatu karena sikapku yang tidak biasa belakangan ini.."
Eiser menoleh ke arahnya, kemudian tersenyum kecil dan berkata. "Aku sudah bisa menebaknya Kalea, apa kau sedang merencanakan sesuatu?" tanya Eiser.
"Ya, aku sedang merencanakan sesuatu yang besar.."
"Apapun itu.. asal bukan racun atau kematian, aku akan berusaha mewujudkannya, seperti yang pernah kau minta sebelumnya." balas Eiser, terdiam sejenak kemudian kembali berkata. "Apa itu? kau ingin apa dariku?"
Kalea hanya tersenyum kemudian membelai wajah Eiser dengan pelan. 'Aku ingin kau bahagia Eiser..' monolog hati Kalea, beberapa saat kemudian Kalea terlelap tanpa menjawab pertanyaan Eiser.
"Dia tertidur..?" Eiser bergumam. Memegang tangan Kalea kemudian menjauhkan tangan itu. "Darimana kau mendapatkan racun Isyarh, Kalea?" tanya Eiser.
Eiser bangun dan duduk di pinggir ranjang. Memikirkan darimana Kalea mendapatkan botol racun itu, menurut Sir Ettman, botol racun itu tidak bisa dibeli sembarang orang di Isyarh, hanya bangsawan dan orang pengaruh tinggi yang mampu melakukannya. 'Apa ini berkaitan dengan ayah dan ibunya Kalea? Tapi mengapa?'
Eiser menghela nafas panjang, kemudian menoleh ke arah Kalea, Deg! Jantungnya kembali berdegup, Eiser gugup saat melihat gaun tidur Kalea yang terbuka, dia bisa melihat kulit putih mulusnya Kalea.
Tangannya bergerak ingin menyelimuti tubuh itu, tapi disaat yang sama juga, dia tak mampu menahan diri sendiri, Cup! Eiser mengecup bibir Kalea. 'Apa yang aku lakukan?!' tanya Eiser dalam hati.
Spontan dia berdiri, menjaga jarak dengan menjauh dari ranjang itu. Wajahnya memerah menahan sesuatu yang memalukan. 'Apa aku menjadi gila karena Kalea tidur dikamarku lagi?' Eiser mengepal erat tangannya, lalu pergi meninggalkan kamar tidur itu.
Tepat setelah Eiser pergi, Kalea bangun dengan wajah yang tak kalah merah seperti Eiser tadi. Tangannya menyentuh bibir yang dikecup. "Kalau begini.. aku jadi semakin khawatir! Saat ini.. Eiser melihatku sebagai Kalea yang asli, bukan wanita yang mencintainya! Ini sedikit.. menyedihkan" monolog Kalea.
Eiser melangkah menuju dapur, keadaan dapur sedikit gelap, tapi Eiser tidak mau menghidupkan lampu, dia mengambil segelas minuman kemudian meneguknya dengan cepat, sebagian minumannya jatuh mengenai piyama tidurnya. Eiser mulai sadar piyama itu basah, kemudian mencari kain disana.
Saat dia sibuk mencari kain dia melihat sosok wanita yang berdiri tegap dengan gaun tidurnya, rambutnya pula jatuh ke depan hingga menutup seluruh wajahnya, hal tersebut membuat Eiser nyaris berteriak, dia hanya terdiam menjadi patung yang pucat disana.
Kalea menghidupkan lampu dan tertawa. "Pfftt! haha!"
Eiser masih diam mematung. Kalea sedikit khawatir, dia berjalan mendekati Eiser, dia mencolet pipi Eiser berulang kali. "Wah, Eiser jadi patung, Panglima perang yang melawan ratusan orang, ternyata takut hantu ya?"
"Ta-takut?" Eiser meresponnya.
"Ya.. kau takut hantu!"
"Aku tidak begitu!"
"Akui saja, aku ini istrimu.. semua hal baik maupun buruk tentangmu, aku tau.."
"Tapi aku tidak begitu.. Aku hanya sedikit syok melihat wanita yang menyeramkan tadinya.." balas Eiser.
"Apa? Menyeramkan? Siapa yang menyeramkan, aku?"
"Iya. Kau wanita yang menyeramkan."
Kalea merasa kesal, kemudian memalingkan wajahnya dari Eiser. "Heh!"
Eise tertawa kecil. "Walaupun begitu, dia tetap istriku.."
"Apa?"
"Bukan apa apa, aku mau kembali ke kamar, piyama tidurku basah.."
"Kau menciumku kemudian meninggalkanku, sekarang kau ingin kembali ke kamar tidur tanpa membawaku?"
"Kau.. belum tidur ya?" tanya Eiser, pipinya memerah.
"Itu karena aku tidak bisa tidur.." jawab Kalea, matanya melirik ke arah lain. Menghindar kontak mata dengan Eiser.
"Oh begitu ya.. Tuan putri ini tidak bisa tidur.."
"Tuan putri?" tanya Kalea.
"Ya, tuan putri yang manja.."
"Aku tidak manja!"
"Kalau tidak manja lalu apa?"
"Masa bodoh ah, gendong saja aku ke kamar!"
"Kau ingin aku menggendongmu?"
"Kalau tidak mau, aku akan tidur disini.."
Eiser tertawa kecil, kemudian berjalan mendekatinya. Dia menggendong Kalea dengan penuh perhatian, tapi suasananya terasa canggung ditambah lagi sendal khusus kamar milik Kalea terjatuh.
"Eiser, sendalku jatuh.."
"Nanti para pelayan akan mengambilkannya untukmu"
"Aku tidak ingin sendal itu hilang.."
"Kau ini.." Mau tidak mau Eiser kembali mengambil sendal itu lagi. Kalea mempererat rangkulan di leher Eiser. "Jangan terlalu kuat, itu mencekikku.."
"Aku khawatir kau akan menjatuhkanku."
"Aku kuat, kau tidak perlu khawatir." Akhirnya mereka sampai dikamar dan tidur bersama.
Sementara itu, Dyroth sudah bersiap siap kembali ke Isyarh. Dokumen rahasia itu disimpan ditempat yang aman, lalu di samping dokumen itu ada kepingan botol racun dia ambil sebelumnya. Dyroth menyimpannya dengan berhati hati.
Waktu itu.. Dyroth sedang berjalan jalan di taman belakang, disana Dyroth tidak sengaja mendengar pembicaraan dua orang pelayan yang baru masuk bekerja di mansion itu.
"Kau sudah dengar? kita harus berhati hati loh saat melayani nona Kalea nanti."
"Dia.. wanita dari negara yang memusuhi kita kan?""
"Iya, katanya seminggu yang lalu.. dia meminum racun dan mengalami koma!"
"Benarkah?"
"Benar! Bahkan dia sempat kehilangan suaranya.. ada ada saja ya nona Kalea.."
"Hushh! kita ini anak baru yang akan melayani nona Kalea, kita diberitahu soal ini juga untuk berjaga jaga, kita tidak boleh membiarkan nona melakukan sesuatu seperti itu lagi! Kau mengerti kan?"
"Iya iya!"
Dyroth merasa dunianya runtuh, dia tidak tau sama sekali kabar buruk itu. Namun tepat setelah dia akan kembali ke Isyarh, dia mengetahui kenyataan yang begitu menyakitkan. 'Kalea mengalami koma karena meminum racun?'
Dia bergegas ke arah pelayan tadi. "Kalian.. Tunggu!"
"Tu-tuan Dyroth?" Dua orang pelayan itu merasa takut dan panik. "Ampuni kami tuan! Kami bersalah karena membicarakan nona Kalea sembarangan!"
"Tidak, bukan begitu.. aku hanya ingin tau, apa kalian pernah melihat botol racun itu?"
"Ka-kami dengar...botol racun itu telah hancur, botol itu mungkin sudah ada dipembuangan sampah.."
"Apa?" Dyroth bergegas pergi menuju pembuangan sampah.
Disana dia terus mencari kemana botol racun itu di buang. Baginya Eiser terlalu ceroboh, dia membuang sesuatu yang bisa memicu peperangan! Namun disaat yang sama, ada Eiser dibelakangnya. "Apa kau sedang mencari ini?" tanya Eiser.
"Kau..?"
"Aku ingin kau menyelidikinya.."
"Kau tidak perlu memberiku perintah, berikan botol racun itu padaku.."
"Jika ini berkaitan dengan Count dan Countess, aku akan mencari mereka.."
"Apa kau ingin menghukum ayah dan ibu mertuamu?"
"Mereka pantas untuk itu.."
"Kau akan membuat Kalea sedih."
"Tau apa kau tentang Kalea?"
"Aku tau semuanya.."
"Kau tidak bisa seenaknya berkata seperti itu, Kalea dan aku.. kami mulai berbaikan sekarang, dia terus mencariku, perhatian padaku bahkan merencanakan sesuatu untukku, contohnya seperti punya anak lagi."
"Syukurlah kalian mulai berbaikan, ku harap kau bisa menerima Kalea yang palsu itu.."
"Apa maksudmu dengan Kalea yang palsu?"
"Tidak..itu hanya menurutku, menurutku Kalea terlalu jauh berubah, bayangkan.. wanita yang rela meneguk racun dan koma ini, secara ajaib bangun kemudian mengejarmu secara terang terangan, itu jelas berbeda dengan Kalea yang sebelumnya, iya kan?"
"Cukup! Kau tidak tau apa apa tentang Kalea!"
"Bukannya kata kata itu lebih tepat untukmu sendiri, Eiser?" Set! Dyroth berhasil merampas botol racun itu dari tangan Eiser.
"Apa?"
"Dan aku butuh ini untuk mencegah perang, aku tidak ingin.. botol racun ini sampai ditemukan orang lain dinegara ini, itu saja!" Setelah mengatakan itu, Dyroth pergi meninggalkan Eiser.
"Apa? Hey!! Tunggu!" 'Seberapa banyak yang dia tau tentang Kalea..?' monolog hati Eiser.
.
.
.
Bersambung!