Rahmeta putri Gadis yang selalu tampak ceria, dibalik keceriaannya tersimpan ketangguhan dan kepedihan secara bersamaan.
menyukai seorang pria yang pernah menjadi dosennya , ditolak sekian kalinya hingga memutuskan menyerah kemudian takdir membawanya kembali kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Aku sudah berusaha lupa, tapi kenapa takdir semakin menjeratku dalam pelukannya?"
Ahmad Faruq syahreza, hidupnya menjadi aneh dan kacau ketika gadis itu mulai menganggu ketenangan harinya, tapi siapa sangka kehadiran gadis itu ternyata membawa warna bagi kaku nya hidup Reza.
" menjauhlah dariku,aku ini dosenmu."
" oke pak, saya akan selalu berada didekat bapak."
Apakah Meta tetap mencintai pria itu meski ia telah ditolak kesekian kalinya? bagaimana meta menjalani kemelut hidupnya?
Bagaimana cara Reza menghadapi gadis dengan mood labil itu? Bagaimana pula pria patah hati itu mengenali isi hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanza-azzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32. Ulang tahun perusahaan.
Hari ini hari Minggu, itu pertanda hari libur bagi para karyawan Faruq company. Tapi tidak berlaku bagi meta sedari pagi gadis itu sibuk menyusun rangkaian acara untuk ulang tahun perusahaan bersama Mark, mereka ditunjuk sebagai Mc untuk acara yang akan diadakan malam ini di sebuah hotel milik keluarga Faruq.
Mark dan Meta pagi ini berada di kontrakan milik Meta, sebenarnya gadis itu segan membawa Mark kekontrakannya tapi pria itu bersikeras untuk kesana.
" Mark, bisa diganti gak sih, aku gak pernah loh ginian, aku kalau gugup suka kebelet ke toilet."
Meta menatap Mark sendu dengan wajah memohon.
" aku bukan boss ta, kamu bilang aja sama boss langsung."
" lagian apa salahnya sih, ngundang pembawa acara kondang yang profesional, daripada nyuruh kita nanti takutnya malah ngerusakin acara." Meta mendengus kesal.
"udah kamu fokus aja sama acara nanti malam, kita pasti bisa" Mark tersenyum dan menyemangati Meta
Tak lama berselang datanglah sang ibu membawa dua gelas teh panas dan sepiring gorengan yang ia goreng khusus untuk tamu mereka.
"makan dulu nak." Ujar wanita paruh baya itu dengan logat Minang yang kental meski sudah berusaha berbahasa Indonesia yang baik selama dijakarta tapi logat kental nya tak bisa hilang.
"iya Bu." angguk Mark sopan
"pacaran si Mark sama anak amak?"
Wanita paruh baya itu biasa memanggil dirinya dengan sebutan amak kepada teman-teman anaknya, ia bertanya secara lugas, Mark nampak tersedak karena ia tengah meminum teh yang disuguhkan wanita paruh baya itu.
" apo pertanyaan amak go, buek malu se."
(apa pertanyaan ibu nih, buat malu aja)
bisik meta pada sang ibu sementara Mark menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia tampak menyengir sembari menatap wajah kesal Meta, gadis itu memandang Mark sinis.
"kami hanya berteman Bu."
"kalau lebih pun Ndak apa, amak udah kepengen punya menantu." Wanita itu membelai lembut rambut putrinya, tatapannya hangat dan dalam
"saya sih mau Bu, tapi anak ibu selera nya bukan saya." gurau Mark.
" Seganteng ini, masa gak disukai Meta, bule lagi, sudah tu baik pula orangnya." Ucapnya tersenyum
"doakan saja kami Bu." jawab Mark tersenyum malu dan salah tingkah sementara Meta nampak acuh dan sedikit kesal
"ya sudah amak kebelakang dulu, nanti siang makan sini aja ya." tawar ibu Meta, ia berdiri dan undur diri ke dapur, Mark hanya mengangguk.
Mark menatap wajah cemberut Meta, gadis ini sangat manis dan cantik, kulitnya putih tak seperti kebanyakan wanita Indonesia yang berkulit sawo matang. Ia sangat mirip dengan sang ibu, keluarga ini tergolong sederhana tapi sangat hangat, Meta memiliki adik yang sangat menghormati nya sebagai kakak, seorang ibu yang lembut serta penuh kasih sayang tidak seperti dirinya yang terlahir dari keluarga broken home, pria itu tak melihat keberadaan ayah Meta, ia segan untuk bertanya, apakah gadis itu masih memiliki ayah atau tidak?
"Mark, kamu gak usah terlalu serius menanggapi ucapan ibuku, dia suka bercanda memang." alibi Meta
" iya aku tau, kamu ini, kalau pak Reza aja yang digituin ibu kamu, senang tu pasti." sindir Mark
Meta tampak menyengir pertanda apa yang dikatakan teman barunya tersebut benar adanya.
kedua insan itu tampak kembali sibuk dengan rangkaian acara untuk nanti malam, dan sesuai permintaan ibu Meta, Mark makan siang di rumah sederhana tersebut, masakan khas Minang memang juara.
dimeja sudah tersedia rendang, sambal cabe hijau, telur dadar, dan gulai nangka
sebagai sayur, cukup sederhana bagi Mark tapi rasanya benar-benar luar biasa, ia berniat akan sering-sering berkunjung kerumah Meta.
************
Sorenya Mark membawa Meta kebutik untuk membeli baju sesuai perintah Reza, untuk menunjang penampilan gadis itu.
"Mark, belikan gadis cerewet itu gaun, aku gak mau dia membuat malu nanti, bawa dia selalu didekatmu, aku gak mau dia merayu ku didepan banyak orang, memalukan."
Mark teringat perkataan Reza tadi pagi padanya, pria itu Mentang-mentang boss. Memerintah sesuka hati.
Dan disinilah mereka berada, disebuah butik ternama langganan keluarga Faruq.usai kebutik dan membeli gaun berwarna merah dengan renda di lengannya, gaunnya cukup panjang semata kaki, v neck tapi cukup sopan tidak menonjolkan anggota tubuh.
Mark juga mengajak gadis itu untuk kesalon sekalian berdandan juga membeli high heels di mall.
Meta berharap acara nanti malam bisa berjalan lancar, ini pengalaman baru baginya, ia tak ingin mempermalukan faruq company dan para kolega-kolega dari perusahaan tersebut.
*********
Aula hotel sudah disulap dengan mewah, karangan bunga juga tampak berjejer di luar hotel. karpet merah juga tampak membentang sampai keruang acara, acara malam ini tampak seperti acara penghargaan bergengsi.
"ta, sumpah kamu cantik banget malam ini." puji Mark tampak kagum dengan pesona Meta yang sangat berbeda dari biasanya, gadis itu bertambah cantik malam ini.
"kamu bisa aja Mark." ucap Meta dengan pipi merona pertanda ia salah tingkah dan malu. Ia memukul lembut lengan pria itu.
"benar tau, aku yakin pak Reza juga bakal terpesona ."
"aamiin, pokoknya dia harus termeta-meta malam ini." gadis itu tertawa diikuti Mark yang tampak tersenyum melihat tingkah gadis itu.
Mark berharap gadis ini tetap ceria dan tersenyum, Mark tau Meta memiliki beban yang berat dibalik sifat ceria dan narsis yang ditampilkannya, setidaknya Ia berharap bisa tetap menjadi teman Meta meski mustahil menjadi pendamping gadis itu bagi Mark.
*********
semangat ya, jangan lupa like, dan support guys.