NovelToon NovelToon
Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Penyesalan Suami / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayumarhumah

Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.

Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.

Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.

Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.

Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Belas

Puas berbelanja akhirnya Anika dan Nivea mulai menyusul ketiga kembar itu yang ternyata sudah ada di dalam play ground, dari sini Anika bisa menyaksikan sendiri kebahagiaan ketiga anak-anaknya.

  "Alhamdulillah mereka bisa setenang itu," ucap Anika.

  "Mereka memang pantas untuk bahagia Nik," sahut Nivea.

  "Makasih ya, kamu sudah mewujudkan impian mereka untuk pergi ke Mall dan bermain di play ground, adalah impian mereka," ucap Anika sejenak menyisipkan senyum simpulnya.

  Senyum yang terlihat samar, antara bahagia dan sedih, karena selama menjadi seorang ibu dia belum pernah bisa melihat wajah-wajah polos itu seceria ini, rasanya dia begitu egois mengangkut beban besar ini sendirian.

 Menyembunyikan rahasia besar ini sendiri, karena dia berpikir akan sanggup menghadapinya, tapi pada kenyataanya dia selalu membawa ketiga anaknya ke dalam luka yang di paksa sembuh padahal masih basah.

  "Vea apa aku ini terlalu egois sudah menyembunyikan identitas mereka bertiga?" tanya Anika dengan senyum yang sedikit masam.

  "Kau tidak salah Nika, yang kau lakukan ini sudah benar, menyelamatkan seorang anak yang tidak diinginkan oleh ayahnya sendiri, kau ibu yang kuat dan hebat, bertahan meskipun badai selalu menerpa kehidupan kalian berempat," ucap Vea sambil menggenggam kuat tangan sahabatnya itu.

Tangan Nivea yang menggenggam erat membuat hati Anika sedikit hangat. Tapi di balik itu, pikirannya terus mengembara, kepada masa lalu, kepada sosok yang tak pernah bisa ia kubur meski bertahun-tahun telah berlalu.

Anika menatap Arjuna, Arash, dan Aruna yang kini tengah bermain di wahana bola warna-warni. Tawa mereka membumbung ke udara, seolah tidak pernah ada luka di balik tawa itu.

Tapi luka itu nyata. Dan itu berasal darinya—ibunya sendiri.

"Vea..." suara Anika kembali pelan, hampir tak terdengar. "Kalau suatu saat anak-anak tahu siapa ayah mereka... dan ternyata dia masih hidup... apa mereka akan membenciku karena telah berbohong selama ini?"

Nivea menoleh, menatap dalam sahabatnya.

"Kalau mereka tahu seberapa keras kau berjuang menjaga mereka, mempertahankan mereka, menyusui mereka meski dirimu sendiri kelaparan, dan membesarkan mereka sendirian... maka mereka tidak akan membencimu, Nik. Mereka akan semakin mencintaimu."

Anika menggigit bibirnya, menahan tangis yang sejak tadi menari di ujung mata.

******

Di sisi lain, Arjuna diam-diam menyelinap dari area permainan. Ia duduk di bangku taman kecil di dalam area mall, bayangan anak kecil itu mulai di penuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang sampai sekarang belum dapat jawaban dari ibunya.

Arjuna, si tengah yang lebih sensitif dan penuh rasa ingin tahu, kembali memberanikan diri untuk mendekati Om Marvin uang sebenarnya merupakan kakak tirinya sendiri.

"Ah, pokoknya aku harus tanya sama Om Marvin, pasti dia tahu sesuatu tentang ayah ku, Om Marvin kan sahabatnya Bunda," ucap Anak itu sendiri.

Di tengah-tengah permainan Marvin mulai mencari keberadaan Arjuna yang mulai menjauh dari kedua saudaranya, entah kenapa di saat yang bersamaan Marvin ingin mengajak anak itu untuk kembali bermain dengan dua saudara akan tetapi di saat Marvin mulai menghampiri, dirinya mulai di kejutkan dengan sebuah pertanyaan.

"Arjun, ayo gabung lagi," ajak Marvin.

Arjuna hanya terdiam anak itu melihat wajah Marvin dengan sejuta pertanyaan. "Om, boleh gak aku bertanya?" ucap anak itu.

Sejenak Marvin mulai mengerenyitkan keningnya. "Tanya apa Nak," sahut Marvin.

"Om, tahu gak dimana ayahku berada?"

Deg!!!

Dunia Marvin seolah berhenti begitu saja mendengar pertanyaan polos yang keluar dari mulut anak itu.

"Jangan diam seperti Bunda Om, tolong beri tahu aku, jika memang Om tidak mau menjawab pertanyaanku, coba bilang saja sama dia, karena aku yakin Om pasti kenal dia," desak anak itu.

Sejenak Marvin mulai menoleh ke arah anak kecil itu. "Sayang, apa kau benar-benar ingin bertemu dengannya?" tanya Marvin.

"Sangat, aku sangat ingin bertemu dengannya," ucap anak itu.

"Baiklah, semoga suatu saat nanti kamu bisa bertemu ya," ucap Marvin sambil memegang kedua lengan Arjuna.

*******

Malam hari, setelah mereka kembali ke rumah, ketiganya duduk di ruang tengah, memainkan hasil belanjaan mereka. Aruna memeluk boneka domba yang diberikan Tante Vea, Arash sibuk menyusun puzzle, dan Arjuna mengamati ibunya yang sedang menyimpan bahan makanan ke lemari.

"Bundaaaa," panggil Arash sambil menggantungkan tubuh di bahu Anika.

"Ya, Sayang?"

"Boleh nggak kita nanya sesuatu?"

Anika berhenti sejenak. "Tanya apa, Nak?"

"Kenapa kita beda dari teman-teman yang lain?" tanya Aruna. "Maksudnya... mereka punya ayah, tapi kita enggak."

Deg!

Anika merasa dunia di sekitarnya menjadi hening. Waktu seperti berhenti berputar.

"Dan kenapa setiap kali kami tanya tentang ayah, Bunda selalu bilang (Ayah sedang bejerja)?" lanjut Arjuna dengan suara datar tapi dalam.

Anika duduk perlahan. Tiga pasang mata kecil itu kini memandangnya dengan tatapan penuh tanya.

"Apa ayah kami... masih hidup?" tanya Arjuna.

Anika menggenggam tangan mereka bertiga, suara tenggorokannya tercekat.

“Bunda nggak tahu harus mulai dari mana. Tapi suatu saat kalian akan tahu semua jawabannya. Bukan karena Bunda ingin membohongi kalian... tapi karena Bunda ingin melindungi kalian.”

Arash menunduk. “Apa ayah kami orang jahat?”

Anika menggeleng cepat. “Tidak, Nak. Dia... hanya pernah membuat kesalahan. Dan Bunda tidak ingin kesalahan itu melukai kalian.”

Suasana hening sejenak. Tapi kali ini, Arjuna tak menyela.

Anika mengusap kepala mereka satu per satu. “Boleh sekarang kalian janji satu hal?”

“Tentang apa?” tanya Aruna.

“Kalau suatu hari nanti kalian tahu siapa ayah kalian... tolong... jangan benci Bunda.”

Ketiganya saling pandang. Mungkin mereka belum sepenuhnya mengerti, tapi malam itu, sesuatu telah berubah. Retakan kecil di dinding rahasia mulai terbuka, dan ketiganya mulai sadar: dunia yang mereka kenal selama ini... menyimpan sesuatu yang belum pernah diceritakan sepenuhnya.

*********

Di sebuah sudut kota...

Aslan menatap layar ponselnya entah kenapa tiba-tiba anaknya Marvin menyuruhnya untuk mengecek kembali proyek yang ada di provinsi Jawa tengah itu.

Sejenak Aslan mulai menghempaskan nafas panjangnya padahal saat ini hatinya masih terluka karena kepergian sang istri dan jiwanya masih bersedih, belum sepenuhnya sembuh.

"Astaga Nak! Kenapa kau suruh Papa cek sendiri padahal kan ada kamu," ucap Aslan do dalam panggilan teleponnya.

"Ada sedikit kendala dan harus Papa sendiri yang menanganinya," sahut Marvin. "Lagian besok istriku mau liburan jadi aku harus temani dia," lanjut Marvin yang membuat Aslan akhirnya mau.

"Baiklah Nak, besok pagi Papa akan terbang ke sana," sahut Aslan.

Panggilan pun diakhiri dengan keberhasilan, Marvin pun merasa lega, karena tidak lama lagi, ayahnya akan melihat darah daging yang dulu tidak diinginkan sekarang sudah tumbuh besar menjadi anak-anak yang hebat dan kuat.

"Maafkan aku Pa, harus membohongi Papa, dan untuk kalian bertiga sebentar lagi pasti akan menemui ayah kalian," ucap Marvin.

Bersambung

Maaf ya kak baru bisa up di karenakan sibuk dengan dunia nyata🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰

1
Uji Winarti
akhirnya ketemu juga
Happy Kids
kl ini istilahnya khilaf. ga diulang. cm ga jujur aja 🤭
kaylla salsabella
kenapa di manga toon kok gak di novel toon
Wulan Sari
kayaknya cerita ini mengisahkan tentang seorang yg harus seluas lautan hatinya cb nt wes tak bacane semangat 💪 Thor salam sukses selalu
imoe nawar
👍👍
Maryam Renhoran
yaa Allah....sampai gemetaran bacanya,,
sukses thor,,berhasil membuat diriku trbawa dalam ceritanya...
Ayumarhumah: makasih kakak ....
total 1 replies
Henny
bgs ceritanya
Dhydha
bandel anika.. aslinya klo bnr itu zat kimianya berbahaya sdh berpengaruh ke janin donk
Elena Sirregar
bagus menghibur
Syahrul Irul
yallah
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih sudah di ijinin baca marathon TAMAT❤
Bundanya Pandu Pharamadina
dan akhirnya Aslan Anika bahagia ❤❤❤❤
Yuliati Soemarlina
cerita ini terus menceritakan kejahatan...sampai cerita ini tamat thor?
rena
good story
Yuliati Soemarlina
saudara aslan memang tdk ada kapok"nya..haruskah semua dipenjara ??
Arya Al-Qomari@AJK
kadang papa terus ganti ayah
Bundanya Pandu Pharamadina
Aslan gerakannya cepat dan terukur, seperti sekawanan Mafia penegak kebenaran dan juga keadilan untuk keluarga
Bundanya Pandu Pharamadina
bikin deg degan , Aslan dan timnya gerak cepet
Arya Al-Qomari@AJK
woy Aslan sialan, enak banget kau bilang tidak tau menahu tentang triplets 😡😡ku pukul kau
Arya Al-Qomari@AJK
Aslan menelantarkan triplets selama kurang lebih 7 tahun lebih (7 tahun usia sekarang & 9 bulan dalam kandungan)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!