NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta

Terjebak Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Duda / Balas Dendam
Popularitas:533.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rina Listiyanti

Ketika kesalah pahaman membawanya dalam rumitnya ikatan pernikahan.

Elena Maursty, yang berniat menolong seorang wanita tak dikenalnya pada akhirnya berakhir sebagai seorang pembunuh dimata seorang laki-laki.

Edwart Emardo, seorang suami yang kehilangan istrinya bersikap gila dengan memaksakan sebuah pernikahan dengan Elena Maursty. Penikahan yang hanya bertujuan untuk membalas dendam atas kematian sang istri tercintanya.

Menutup mata juga hatinya, akankah Edwart menemukan jalannya.. ?? Jalan kebenaran akan siapa pembuhuh istrinya ??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rina Listiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TC 32

[ JANGAN LUPA MASUKAN CERITA INI KEDALAM FAVORIT KALIAN, AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATENYA ] 😇

---------------------------🌾-----------------------------

Suasana pagi dirumah begitu hangat saat Maya dengan penuh kasih sayang membantu Elena menyisir rambutnya.

Dengan telaten Maya mengikat rambut Elena menjadi satu. Tak sampai disitu, ia juga membantu Elena untuk merias dirinya.

"Cantik, sangat cantik .. " puji Maya menatap kagum pada Elena.

"Makasih ma, " senyum Elena tulus.

"El, "

"Ya ma, "

"Kamu ingat ucapan papa sama mama semalam ya nak, "

"Aku bakal ingat kok mah, mama tenang aja ya karena aku baik-baik saja .."

"Jangan berbohong sama mama nak, mama tau apa yang kamu rasakan sekarang.."

"Nggak ma, El nggak boleh lemah. Anggap saja aku sudah melakukan tugas dan kewajibanku sebagai istrinya.

"Nak, "

"Mama tenang aja ya, aku baik-baik aja.." menggenggam tangan Maya dengan begitu erat.

"Yaudah sekarang kita turun yuk, papa udah nungguin pasti .. "

"Yuk ma.."

Hari ini ada sebuah meeting antara perusahaan Putra dengan perusahaan Edwart, namun sebelum itu El sudah lebih dulu meminta ijin pada Putra untuk keluar dari proyek tersebut.

"El, saya sama Yasmin pergi meeting dulu. Tolong kamu handle semua kerjaan saya dulu.."

"Baik pak, "

"Dan satu lagi, jika Lia datang dan membuat keribuatan lagi saya mengijinkan kamu untuk bertindak tegas padanya.."

"Akan saya ingat point ini pak, "

"Baiklah, kita pergi dulu.."

"Dada El.. " ucap Yasmin menggerakan mulutnya tanpa bersuara.

Lantai atas hanya digunakan oleh Putra, Yasmin dan juga Lia. Dan ketika keduanya pergi maka hanya ada Elena seorang diri dilantai atas.

"Gue harus bisa melupakannya!" Gumam Elena.

Bayangan kejadian malam itu terus terbayang, suara Ed terus terngiang ditelinganya. Tangannya bergetar menahan rasa takutnya, tapi El berusaha keras untuk tidak terlalu menunjukkannya.

"Nggak boleh gini, gue harus bisa.. "

"Ahh, sakit sekali rasanya.." tangisnya memegangi dadanya.

Rasanya sungguh sesak saat dirinya teringat kejadian itu, hancur sudah semua pertahanannya saat ini. Tak ada lagi yang mampu ia banggakan sekarang ini.

"Nggak, gue harus bisa. Gue kuat!!" Serunya menyemangati dirinya sendiri.

El menghapus air mata yang berhasil lolos dari matanya. Ia mengalihkan semua pikiran juga tenaganya untuk mengerjakan semua pekerjaannya.

Dam ditempat lain, kini Putra tengah bertemu dengan Edwart disebuah cafe vvip. Mereka beserta assisten masing-masing membahas masalah proyek yang sedang mereka jalankan.

Namun tiba-tiba saja Jo menyadari jika nona mudanya tak ada bersama mereka. Dengan memberanikan diri Jo langsung bertanya pada Putra.

"Permisi pak Putra, "

"Ya assisten Jo. ."

"Ehm, dimana assisten anda yang satu lagi .??"

"Oh Elena maksudnya ..?"

"Oh iya nona Elena.."

"Saya memintanya untuk menghandle proyek lainnya, "

"Oh pantas saja tidak ada disini. "

"Hhehe, saya butuh dia diproyek kali ini soalnya.."

"Kita bahas proyek kita saja, jangan membahas hal yang tidak penting!" Dingin Ed saat berucap.

"Maaf tuan, "

Semua orang mulai membahas bisnis mereka, saking seriusnya mereka berbincang hingga lupa akan jam makan siang.

Edwart menghentikan meetingnya, kemudian ia meminta pihak restouran untuk menyajika makanan terlezatnya.

"Silahkan menikmati makan siang, kita akan bahas setelah makan saja. "

"Terima kasih untuk perhatiannya tuan Edwart ,"

"Bukan hal penting pak Putra. ."

Yasmin merasa aneh dengan sikap Edwart kali ini, ia merasa Edwart saat ini bukan Edwart yang ditemuinya beberapa hari lalu.

"Apa ada yang salah dengan wajah tuan saya ?" Tanya Jo menyadari tatapan Yasmin.

"Ah, ti tidak assisten Jo. Maafkan saya .." gugup Yasmin saat terpergok oleh Jo.

Namun siapa sangka jika tiba-tiba saja datang Tania menghampiri mereka. Ed terlihat acuh saat Tania menyapadanya dengan nada mesra, sedangkan Jo memberi reaksi tajam dengannya.

"Singkirkan tangan anda dari bahu tuan saya.." tegasnya.

"Bukan bahu loe juga kan yang gue sentuh .." tantang Tania.

"Nona, anda sungguh cantik .."

"Terima kasih tuan, mata anda memang tajam.."

"Tapi perilaku anda sungguh bertolak belakang sekali dengan wajah anda . "

"Puuffttttt ," tahan Yasmin pada tawanya.

"Brengsek !!"

Tania yang kesal dengan ucapan Putra berniat maju dan memukulnya. Namun Jo yang gesit segera menarik dan memelintir tangan Tania kebelakang.

"Akhh, sakit!! Lepaskan !!" Berontak Tania.

"Tidak sampai anda berjanji tidak akan menggangu tuan muda saya !!" Ancam Jo.

"Tidak akan pernah!!"

"Akkkhhh, " teriak Tania kesakitan saat Jo menarik dengan keras tangannya.

"Jo tangan gue bisa patah .."

"Akan lebih baik seperti itu, "

"Oke, oke .. aku aku tidak akan mengganggu kalian semua.."

"Maka pergilah, !!" Mendorong tubuh Tania menjauh dari mejanya.

"Loe bakal bayar penghinaan ini !!" Ancam Tania sebelum melangkah keluar.

"Maaf untuk gangguan kecilnya pak Putra, "

"Tak masalah, saya paham situasinya. Dimana ada pak Edwart pasti akan ada wanita yang menggemarinya .."

"Terima kasih untuk pujiannya.."

...***...

Sore hari dirumah, Elena tengah sibuk menyiapkan hidangan untuk makan malamnya. Ia berusaha terus menyibukkan diri dengan berbagai macam kegiatan agar tak kembali teringat dengan malam kelam itu.

Namun tubuhnya tak mampu mengimbanginya, lelah juga letih namun El memaksa untuk terus bekerja.

"Astaga nak .. " seru Billy menahan tubuh El yang hampir terjatuh.

"Makasih ya pah.." memegangi kepalanya yang pusing.

"Kamu sakit nak ? Atau kamu kelelahan ??"

"Aku baik-baik saja pah, tenang ya.."

"Kamu ke kamar aja, biar pelayan yang lanjutin ya.. "

"Aku ke kamar ya pah.. "

El berjalan perlahan sambil menahan pandangannya yang mulai kabur. Ia terus menyemangati dirinya untuk tetap terjaga, namun semua tak sesuai keinginannya saat tubuh itu terjatuh tak sadarkan diri.

"Elenaa!!" Teriak Maya yang baru saja masuk kedalam rumah.

Maya berlari lalu membawa El kedalam pelukannya. Dilihatnya wajah El yang pucat dan berkeringat dingin.

"Mah, aku baik-baik saja.." lemah El menenangkan Maya dengan nafas beratnya.

"Baik gimana nak, lihatlah kamu pucat sekali.." mencium kening El.

"Pah!! Papah!!" Teriak Maya.

"Mah, mama.."

"Diam nak, kamu harus kekamar istirahat.."

Billy datang dengan membawa dokumen ditangannya. Ia tak menyadari situasi saat ini, hingga dengan santainya ia berjalan sambil membaca dokumen.

"Ada apa mah, " santai Billy dari kejauhan.

"Pah cepat, El jatuh ini.." omeh Maya.

Billy segera menutup dokumennya dan berlari menuju keduanya. Dengan cekatan Billy menggendong Elena menuju kamarnya.

"Mah, panggil dokter.."

"Nggak pah, nggak usah .." lirih Elena.

"Nak-

"Aku hanya butuh tidur, aku nggak mau dokter.."

"Yaudah kamu istirahat ya, nanti kalau makin sakit mama panggil dokter.."

"Ehm.. " lirihnya kemudian memejamkan matanya.

"Kita keluar mah, biarkan dia istirahat.."

Sekeluarnya dari kamar Elena, Billy terlihat menghubungi Jo dan menanyakan keberadaan anaknya. Dan setelah mendapat informasinya, Billy bersiap untuk pergi.

"Mau kemana pah, "

"Menemui anak kurang ajar itu!!"

"Jaga emosi, " pesan Maya sebelum suaminya menghilang.

"Kamu membuat dirimu sendiri mendapat masalah besar nak, " gumam Maya dengan raut wajah sendunya.

Billy tiba diperusahaan bersamaan dengan para pegawai yang bersiap pulang, emosi memenuhi dirinya hingga ia mengabaikan setiap sapaan dari bawahannya.

"Sore tuan .." hormat Jo didepan lift.

"Dimana anak itu sekarang!"

"Diruangannya.."

"Kita kesana, "

Udara didalam lift terasa mencekam dengan aura kemarahan dari Billy, bahkan Jo yang terbiasa berbaur dengannya pun merasa takut untuk memulai percakapan.

Ting,

Lift terbuka, Billy melangkah keluar menuju ruangan anaknya. Bukan dengan tangan ia membuka pintu, tapi dengan kakinya yang menendang pintu hingga terbuka.

Edwart hanya mentapa dingin kedatangan papanya, bahkan ia tak bereaksi apapun.

"Apa yang sudah kamu lakukan terhadap Elena!!"

Billy begitu emosi saat menatap wajah dingin anaknya, dicengkeramnya kerah baju Ed dengan penuh emosi.

"Lagi-lagi tentang pembunuh itu.." santainya.

"Edwart!!!" Bentak Billy.

Ed yang mulai kesal menghempaskan tangan Billy dari bajunya. Dan dengan kasarnya ia melempar hiasan kayu dimejanya hingga hancur berkeping-keping.

"Akhhh !! Kelian semua dibutakan oleh pembunuh itu!!" Teriak Edwart.

"Dengar Ed, jangan pernah membohongi hati nuranimu! Papa tau kamu sudah tau setelah melihat video itu kan." Ucap Billy mencoba setenang mungkin.

"Papa salah, justru berkat video itu aku semakin yakin jika dia yang telah membunuh istriku!!"

"Matamu butakah!! Lihat baik-baik siapa didalam mobil itu dan dimana El berada!" Seru Billy dengan nada tingginya.

"Kalian semua mengkhianati aku juga Mimi. Kalian lebih memihak pembunuh bahkan meninggalkanku sendirian!"

"Jaga bicaramu, dia istrimu saat ini!!"

"Papa tau dia istriku, kalau begitu kembalikan dia padaku. Akan kudidik dia menjadi lebih baik!"

"Berani kamu menyakitinya!!" Menyudutkan Ed ditembok.

"Bahkan papa kandungku lebih membelanya dan memukuli anaknya sendiri.."

"Kamu kenal siapa papa Ed, "

"Aku tidak mengenalmu lagi pah, anda berubah semenjak bertemu dia.."

Bugh..

Billy memukul wajah Ed hingga tersungkur. Jo hanya diam mematung tak berani mengambil tindakan.

"Keterlaluan kamu Ed, "

"Aku atau kalian semua yang keterlaluan!!" Membersihkan darah dari sudut bibirnya.

"Kau!!"

"Jo, bawa tuan besar ini keluar dari ruanganku. Dan ingat, jangan biarkan siapapun masuk tanpa seijinku!!"

"Baik tuan, "

"Kamu akan menyesali ini semua.."

"Saya menunggu saat-saat itu.."

...‐🕊‐...

Terima kasih sudah mampir membaca kisah keduanya.

Jangan lupa tekan like komen juga share nya ya 😄

Kalau mau bagi-bagi hadiah juga bisa kok ..

Happy reading guys..

1
Irfan Dani
pistol mainan kali ketinggalan di meja hehehee
Irfan Dani
kagak segitunya kali El... bikin drama baru aja...,😌😌
Irfan Dani
darma siapa
Irfan Dani
ngapain ngomong kek GT coba? dah dibilang pura2 kgk tau diem2 Bae... eeh nyari penyakit kan ya
Irfan Dani
harusnya dibikin kabur dulu lah elena... baru tuh nyesel sampk nyungsep di Edward nyaa... bikin menderita berbulan2 dulu GT looh,,,🤣🤣🤣
Irfan Dani
eee b*** akut
Irfan Dani
abis itu ngapain?? bobok malem? hehehehhe
Irfan Dani
kan kapan hari udah jemput di rumah baru... dikasih tau Jo kan?
Irfan Dani
teringat apa
Zikran Zikran
Luar biasa
Sumiatun San San Kin
Suka sekali 👍
Siti Aminah
baru nyimak thor...smga cerita ny bgs
Tuti Murtiani Ahmad Amanu
jadi males.baxanya
Qarine Amelia
Luar biasa
Mifta Jannah
bagus
Tia Vhagela
terlalu lembek,
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
kurang puas bikin penyesalan Ed yg segitu doang
Eni Merpati
pori pori km kelihatan semua wkwkwkwkwk
Ratna Nst
End😍😍😍😍😍
karim Ok
mmpir buna
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!