NovelToon NovelToon
My Posesif Husband

My Posesif Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest
Popularitas:17.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Season 2 'Married With Ketos'

Menjalani hubungan jarak jauh itu susah dijalani bagi sebagian orang yang tidak kuat menahan rindu. Seperti kata Dylan, rindu itu berat dan..

Begitu juga yang sedang dijalani oleh pasangan muda Alsava dan Gerald. Ibarat kata baru diajak terbang tinggi kemudian harus terhempas pada sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa salah satu dari mereka harus mengejar cita-cita dan impian.


Lalu bagaimana pertemuan mereka setelah lama terpisah? masih samakah hati yang dulu dirasa?

Jawabannya ada di kisah cinta mereka yang baru ya gaes 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bucin (Bumbu Cinta)

Siang ini keduanya sama-sama tidak masuk kuliah. Jika Gerald memang tidak ada mata kuliah, tetapi Alsa, kini memang sedang absen karena ulah Gerald tadi pagi.

Sebuah tangan kekar terasa melingkar di pinggang Alsa, lalu mengusap pelan dibagian perut. Senyumnya mengembang, mengecup pelan bagian pundak Alsa yang sedikit terlihat.

"I love you," bisiknya mengecup puncuk kepala Alsa.

"Love you too," jawab Alsa membuat tangan kekar itu kembali mengusap perut rata Alsa.

"Geli Rald!" cegah Alsa merasa sensasi akibat elusan tangan Gerald di perutnya.

"Gimana biar nggak geli? cium?" pertanyaan Gerald membuat Alsa menggeleng pelan.

"Kamu beda sekarang," jawab Alsa.

Sementara Gerald menaikan sebelah alisnya. Lalu memutar tubuh Alsa untuk menghadapnya.

"Kamu yang buat aku beda," jawab Gerald seraya mengelus pipi Alsa lembut, hal itu membuat pipi Alsa seketika bersemu.

"Dulu nyebelin, sekarang...." Alsa menggantung ucapannya.

"Sekarang romantis," jelas Gerald kembali membuat Alsa tersenyum.

Dulu Gerald ialah ketua osis yang paling tidak disukainya. Tetapi sekarang, Gerald menjadi sosok laki-laki yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Ikut aku sayang." Gerald mengajak Alsa untuk duduk di pinggir ranjang. "Sebentar," lalu melangkah menuju ke sebuah lemari. Mengambil kotak kecil yang sengaja sudah dia siapkan.

Masih berdiri di dekat lemarinya. Gerald menatap Alsa dengan senyum. Lalu melangkah maju mendekat dimana Alsa sedang duduk menunggunya.

"Apa?" tanya Alsa setelah Gerald duduk di sebelahnya.

"Buka aja." Gerald menyodorkan kotak tersebut.

Alsa mulai membuka kota dengan bentuk mini tersebut. Matanya memicing kala melihat sebuah cincin berlian yang di desain dengan begitu elegan, dan pastinya dengan harga yang mahal.

Cincin dengan ukiran nama Gerald dan Alsava di lingkarannya, memenuhi cincin tersebut. Sengaja Gerald memesan cincin tersebut. Sebagai tanda jika mereka saling memiliki.

"Biar aku pakaikan." Gerald mulai memakaikan di jemari Alsa. Tepat di sebelah cincin nikah mereka.

"Ini?" tanya Alsa merasa sedikit bingung.

"Suka?" Gerald berbalik bertanya. Dan dijawab Alsa dengan anggukan di kepalanya.

"Makasih," jawab Alsa tersenyum.

"Sebagai tanda makasih aku karena service kamu memuaskan," ucap Gerald membuat mata Alsa melotot tajam.

"Gerald..!" kesal Alsa membuat Gerald tertawa.

Gerald menarik Alsa masuk ke dalam peluknya.

"Kita bisa pakai kalau ada acara tertentu Al, bingung ngasih hadiah apa karena kamu sudah punya apa yang kamu perlukan," jelas Gerald membuat Alsa tersenyum.

"Hati kamu Rald," jawab Alsa membuat Gerald melepaskan pelukan mereka.

Tatapan mata lekat Gerald membuat rasa penasaran Alsa tinggi. "Ada yang salah?"

Gerald menggeleng, lalu kembali memeluk Alsa dengan begitu hangat. "Kamu tahu kalau hati ini penuh untukmu."

Alsa kembali tersenyum. Membalas pelukan hangat suaminya. Menikah dengan Gerald ialah sesuatu yang harus disyukuri olehnya. Alsa merasa bahagia setelah pernikahan itu ada.

"Tunggu." Alsa melepaskan pelukan mereka.

Menatap Gerald yang juga sedang menatapnya ingin tahu. "Ada apa?"

Alsa beranjak dari duduknya. Mengambil kotak kecil yang juga sudah dia siapkan dan hampir saja lupa untuk memberi kejutan kepada Gerald.

"Apa ini?" tanya Gerald membuat senyum Alsa mengembang.

"Bukan sesuatu yang mahal seperti apa yang kamu beri, tapi...itu sesuatu yang lebih berharga untuk hidup kita nanti." Alsa tersenyum setelah mengatakan kata-kata yang menurutnya lebay itu.

Gerald tersenyum dengan lirikan matanya yang begitu menggoda. Jika gadis lain yang melihat pasti akan langsung menjerit senang, tetapi untuk Alsa hampir setiap saat bersama dengan Gerald membuatnya terbiasa dan bisa mengontrol diri untuk bersikap tenang.

"Mau lihatin aku aja? nggak dibuka?" pertanyaan Alsa membuat Gerald tersadar.

"Kamu semakin hari semakin cantik," jawab Gerald membuat Alsa menggeleng dengan senyum. Jawaban Gerald sama sekali tidak nyambung dengan pertanyaannya. Tetapi Alsa tahu, itu rasa bersyukur Gerald memilikinya.

"Alsava Mabella kasih hadiah itu sesuatu yang langka, aku buka ya?" Gerald mulai membuka kotak kecil yang diberikan oleh Alsa. Lalu melirik Alsa yang juga sedang menatapnya. "Apa sih Rald?"

Gerald menggeleng dengan senyum. Lalu kembali melanjutkan untuk membuka kotak tersebut. Terlihat secarik kertas berwarna biru di atasnya. Gerald mengangguk dengan senyum.

Kata demi kata mulai Gerald baca tulisan Alsa yang sudah dirangkai sedemikian mungkin untuknya. Sementara Alsa tersenyum di sebelahnya. Tidak pernah sebelumnya dia melakukan hal-hal romantis seperti ini. Tetapi setelah terpisahnya jarak selama 2 tahun membuatnya merasa sedikit berbeda.

Alsa juga merasa sudah dewasa, mulai memahami bagaimana bersikap sebagai istri kepada suami.

Ekor mata Gerald melirik ke arah Alsa yang masih tersenyum. "Apa sih?" tanya Alsa yang mendapat gelengan kepala dari Gerald. "Romantis," ucap Gerald.

Jlep

Gerald sukses membuat wajah Alsa semakin bersemu. "Lebay ya?"

"No. Kamu itu indah Alsa, bukan hanya paras saja, tetapi isi hati kamu juga indah, seperti kata-kata yang kamu buat ini," jelas Gerald membuat Alsa malah melting sendiri.

"Sumpah gerah aku kalau kayak gini," ucap Alsa membuat Gerald tertawa. "Sengaja biar ulangi yang tad-"

"Rald..!" potong Alsa sudah berubah menjadi singa yang siap mengamuk.

Gerald kembali tertawa. Lalu melanjutkan membuka kotak kecil di tangannya. Dan disaat itu juga Gerald terdiam, ekor matanya melirik ke arah Alsa yang masih tersenyum manis di sebelahnya.

"Oh God," gumam Gerald lalu menarik Alsa masuk ke pelukannya.

"Thank Al," hanya dua kata itu yang dapat Gerald ucapkan.

Gerald menicum puncuk kepala Alsa berkali-kali. "I know, you will be ready in time."

"Terimakasih wanita terhebatku." Gerald kembali mencium puncuk kepala Alsa.

Sementara Alsa di pelukan Gerald mengangguk pelan, tidak terasa air matanya sampai menetes. Alsa tahu jika Gerald sudah yakin tentang kehamilannya. Tetapi Alsa tidak menyangka jika Gerald akan sebahagia ini ketika dirinya yang memberitahukan. Reaksi Gerald benar-benar membuatnya teramat bahagia.

_______

Hari demi hari Alsa lalui seperti biasa, hanya saja tidak adanya seorang Kia yang berada di sisinya sekarang. Icha juga sering mengeluh kangen, meminta Kia untuk pulang, tetapi jawaban Kia masih sama, nanti.

Sudah dua minggu sejak kepergian Kia ke jogja. Mereka saling menanyakan kabar lewat pesan singkat, atau sesekali melakukan sambungan video call, Kia jadi lebih banyak diam dari biasanya. Masih belum ada yang tahu bagaimana kejadian yang menimpa Kiana. Karena Alsa sendiri enggan untuk bercerita. Ini privasi Kia yang tidak sembarang orang harus tahu.

Bulu mata yang lentik dan bola mata indah itu mengamati setiap sudut cafe yang terlihat banyak-nya pengunjung datang. Senyumnya terukir indah kala melihat seseorang dengan setelan casual nya berjalan pelan ke arahnya.

Tetapi, seseorang itu tidak datang sendiri, dia bersama dengan satu orang sahabatnya.

"Buat calon mommy." Gerald menyerahkan kantung bingkisan yang terdapat makanan di dalamnya.

Alsa tersenyum. "Makasih hubby," jawabnya dengan senyum manis. Dan dibalas Gerald yang akan mencium bibir Alsa. Beruntung deheman dari seseorang menyadarkan Gerald.

"Ehemm!" Verrel yang berdiri tidak jauh dari Gerald membuat keduanya menoleh.

"Sial," umpat Gerald menatap kesal Verrel.

Alsa tersenyum kikuk. "Kak Verrel kapan datang?"

"Kemarin, lo sehat?" tanya Verrel dan diangguki oleh Alsa. "Seperti yang kakak lihat."

Verrel mengangguk. Alsa terlihat baik-baik saja dan..

Beautiful batin Verrel tanpa disadari olehnya. Jika dirinya kembali memuji istri dari sahabatnya.

"Ke ruangan gue," ajak Gerald dan diangguki oleh Verrel.

"Duluan Al," pamit Verrel dan hanya dijawab Alsa dengan anggukan kepala seraya tersenyum. Tetapi senyum Alsa tanpa disadari begitu menggoda Verrel.

Sial. Umpat Verrel dalam hatinya, mati-matian selama ini dia berusaha untuk melupakan gadis yang untuk pertama kalinya singgah di hatinya.

Cintaanya bertepuk sebelah tangan. Verrel juga sudah berjanji dengan Gerald jika itu hanya perasaan lamanya di masa remaja dulu, tetapi siapa yang tahu jika kenyataannya berbeda dari apa yang dia katakan.

Malam ini Alsa sedang berdiri di depan cermin besar. Menatap pantulan dirinya yang sudah siap untuk datang ke sebuah pesta yang diselenggarakan oleh kantor Ivander.

Gaun berwarna merah itu terlihat begitu memuka di tubuhnya. Gerald sendiri yang sudah menyiapkan gaun tersebut.

"It's okay Al, lo harus siap," gumam Alsa lirih.

Alsa tahu jika dirinya nanti sudah pasti akan bertemu dengan kedua orang tuanya. Dan mungkin saja di sana juga ada Leona yang datang. Alsa sudah mempersiapkan mental untuk melihat keluarga kecil bahagia itu tanpa dirinya.

"Beautiful'." Gerald datang dan langsung memeluk Alsa dari belakang.

Sebuah kecupan singkat mendarat di bagian pundak Alsa yang terekspos. Alsa memejamkan matanya sejenak. Menikamti kecupan singkat Gerald yang begitu hangat dia rasa.

"Sudah siap?"

Pertanyaan Gerald membuat Alsa menoleh. Lalu mengangguk sebagai jawaban.

Langkah pelan Alsa dan Gerald memasuki dimana hotel milik keluarga Ivander kini sedang di adakan pesta. Melihat keduanya yang sudah hadir membuat semua tamu yang datang menyapa dan mengangguk singkat.

"Sayang...." Bunda Nimas menghampiri Alsa.

"Bunda, Al telat ya?" tanya Alsa merasa tidak enak.

Bunda Nimas menggeleng. "Enggak kok sayang, ini baru akan dimulai," jelasnya dan dijawab Alsa dengan senyum.

Dan kini Alsa bersama dengan keluarga dari suaminya berdiri di tengah-tengah tamu yang hadir. Ayah Hendy sedang memberi sambutan sebagai tanda teirmikasih kepada rekan bisnis dan juga teman-temannya yang datang.

Tidak lupa Ayah Hendy juga memberitahu jika menantu cantiknya kini sedang mengandung, dan akan memberikan cucu pertama dikeluarga mereka. Semua bertepuk tangan dan memberi selamat untuk Alsa dan Gerald.

Setelah selesai acara sambutan. Semua kini tengah menikmati makan malam yang sudah tersedia.

Mata Alsa tanpa sengaja menangkap sosok Digo yang entah kenapa sejak kehamilannya selalu menimbulkan rasa berbeda. Alsa ingin berada di dekat Digo.

"Mau kemana?" tanya Gerald melihat Alsa yang bernajak dari duduknya.

"Kamu kenapa nggak bilang kalau Digo juga hadir?" pertanyaan Alsa sukses membuat Gerald melongo.

"Al."

"Baby kita Rald." Alsa mengelus perutnya.

Gerald menghela napas berat. "Fine, sama aku," ajak Gerald membuat senyum Alsa terukir.

Sementara Alsa dan Gerald pamit untuk menemui Digo. Keluarga Alsa baru saja datang dan langsung menghampiri Bunda Nimas dan Ayah Hendy.

"Digo!" panggil Alsa membuat empunya menoleh.

Digo tampak terkejut melihat kedatangan Alsa dan Gerald. Lalu tersenyum seraya mempersilahkan mereka untuk duduk di mejanya.

Mata Digo melotot kala melihat Gerald yang memperagakan tangannya dengan memotong leher.

"Bertingkah habis lo," ancam Gerald tanpa suara. Tetapi malah terkesan lucu bagi Digo.

"Gimana kabar?" tanya Alsa tersenyum manis.

"Gu-gue baik Al, baik. Lo gimana?" tanya Digo sedikit gugup.

Pasalnya Alsa malam ini memang terlihat sangat cantik. Dan jangan lupa pawang yang selalu berada di dekatnya.

"Sama, emm...Kapan-kapan main dong ke cafe," pinta Alsa membuat Gerald melotot.

"Bo-"

"Digo sibuk sayang..." potong Gerald buru-buru.

Yang benar saja Alsa menyuruh Digo untuk main ke cafe. Yang ada malah nanti Gerald merasa panas karena kedekatan mereka. Gerald juga tidak mau kalau nanti anaknya lahir sampai mirip dengan mantan pacar Alsa. Tidak akan lucu anak mereka mirip dengan Digo. Sedangkan mereka saja ketika membuat dengan sungguh-sungguh dilandasi rasa cinta dan kerinduan yang mendalam. Tanpa ingat jika ada mahluk yang bernama Digo di muka bumi ini.

"Ya pas libur kerja kan bisa. Iya kan Digo?" Alsa kembali bertanya dengan semangat.

Digo mengangguk. "I-"

"Iya tapi hari libur itu untuk orang tersayang Al, Digo juga punya kekasih yang harus diperhatikan," potong Gerald membuat Digo menahan senyum.

Sebenarnya Digo ikut merasa bahagia. Jika tahu Gerald sebucin ini dengan Alsa. Itu akan membuatnya ikhlas melepaskan Alsa.

"Emm...kalau gitu sama pacar lo aja sekalian," jelas Alsa.

Kali ini Gerald menahan napas, antara kesal dan juga pasrah.

"Oke," jawab Digo menepuk pundak Gerald pelan.

Seakan jika Gerald memang harus bersabar menghadapi wanita yang sedang hamil. Apa lagi selucu Alsa yang ngidam dekat dengan mantan.

Sudah sekitar 1 jam lebih Alsa berkumpul bersama dengan Digo dan juga Icha dan Abim yang juga datang terlambat. Mereka saling mengobrol hal-hal masa SMA dulu. Hanya wajah Gerald yang terlihat ditekuk, tidak seperti yang lainnya.

Sedari tadi Gerald menahan sabar mendengar celotehan Alsa yang terus saja mengulik masa lalunya. Tetapi ada perasaan senang ketika Alsa tanpa sadar mengatakan jika dirinya dulu semasa pacaran dengan Digo sama sekali tidak memiliki rasa. Memang sangat jahat, tetapi itu kenyataan. Digo yang dulu terlampau resek bagi Alsa.

Dan Digo, dia tidak mengambil hati sama sekali, karena dulu Digo juga tahu perasaan Alsa yang sebenarnya.

"Coba ada Kia, makin seru nih pasti," cletuk Icha membuat Alsa terdiam beberapa saat.

Sebelum akhirnya pamit untuk ke kamar mandi "Ke belakang bentar," pamit Alsa.

Melihat Gerald yang ikut beranjak membuat Alsa menyipitkan matanya. "Ngapain?"

"Nganter kamu sayang," jawab Gerald membuat Alsa menghela napas.

Gerald jadi sedikit waspada sejak kejadian Viko waktu itu.

"Rald..." cegah Alsa dan diangguki oleh Gerald.

"Oke...jangan lama-lama," ucap Gerald dan diangguki oleh Alsa. Setelahnya Alsa berlalu pergi.

"Dih...seorang Gerald bucin!" cibir Abim yang tidak ditanggapi oleh Gerald.

"Wajar lah. Al kan cantik, gue yang cantiknya masih dibawah Alsa aja kamu bucin by," jawab Icha membuat Gerald dan Digo menahan senyum.

Sementara Abim menatap Icha kesal. "Untung pacar."

"Btw Verrel beneran nggak dateng ini?" tanya Abim. "Sibuk dia," jawab Gerald enteng.

Sementara Alsa baru saja keluar dari kamar mandi. Matanya melotot melihat cowok yang waktu itu dia temui di halte, dan terakhir mereka bertemu di cafe miliknya.

"Lo-" tunjuk Alsa.

Aska tersenyum. "Gue ngikutin lo, tapi tenang gue nggak ngintip lo kok," jawab Aska santai.

Alsa menghela napas kesal. "Mau lo apa sih?"

Aska tersenyum. "Gue cuma pengen kita kenalan, btw teman-teman lo tadi kayaknya asik ya?" Aska menaik turunkan kedua alisnya secara bergantian.

Alsa menggeleng. Cowok di depannya ini memang sedikit gila menurut Alsa. "Minggir!" Alsa segera berlalu pergi.

"Hei...gue Aska...lo siapa?" teriak Aska tidak lagi ditanggapi oleh Alsa.

"Sumpah kayak jelangkung itu cowok," gumam Alsa seraya menggeleng pelan.

1
Andriyati
buat apa,, anda sudah tidak di butuhkan
Andriyati
lagian aneh banget,, tinggal umumin kalau kalian sudah menikah,, idup kok di buat ribet
Andriyati
lagian ya saran dari icha itu selalu menjerumuskan kamu lo Al malah di ikuti,, aneh,, sahabat boleh tapi kalau saran ke arah yg gak baik jangan di ikuti
Uti Enzo
Luar biasa
Kayla Fadhil Nabil
ss
Kayla Fadhil Nabil
Saya
Uti Enzo
aku ikut bingung
ReynaL Rohiman
Luar biasa
Nona Aan Chayank
Yg herannya Papi Dion kaya gk ada harga dirinya banget, dapat istri jalang kaya si Eva ini, tapi kok bisa bertahan segitunya sampai mengabaikan Alsa yg anak kandungnya..
Yani Saja
Bagus
Asih Nurhayati
agak bingung ma alur nya loh
Nona Aan Chayank
Yang lucu itu Papi Dion..

kok segitu nya merawat anak hasil hubungan gelap mami Eva daripada Alsa yg anak kandung nya?
Lestary Tri
kerenn, ceritanya menarik . tdk membosan kan dan slalu candu di setiap part nya .
Kang cilok: Mampir juga kak ke “KAU DAN AKU, BERSAMA”😄
total 1 replies
Lestary Tri
huhhh . aku mampir lagi kak. gak bisa jauh" dr crita gerald dan alsa . entah lah cerita mereka terlalu canduu . sehat" kak . semangat buat karya yg bagus" lagi . slalu di tunggu . love kakak author .
Bahreil Ajah: pppppp
total 1 replies
Ahmadamrab Ahmadamran
jangan terima Alsa biarkan si Eva nyesal
Nur Laely
Luar biasa
Nur Laely
babang ganteung pulangg
Neng Siti
Luar biasa
duoNaNa
ga menghargai diri sendiri
fajar Rokman.
mampir lAgi thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!