NovelToon NovelToon
JUAL BELI DIUJUNG RERUNTUHAN

JUAL BELI DIUJUNG RERUNTUHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Bertani
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Si kecil pemimpi

Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selamatkan Anakku

“Terus tahan gerakannya!” jawab Chen Lin.

Chen Lin mengalihkan seluruh konsentrasinya pada kontrol.

Ia membuat lapisan udara seperti dinding tipis di kanan kiri mereka untuk memaksa zombi bergerak ke arah tertentu.

Jin Rang paham maksudnya.

“Tahan dia ke kiri!”

Chen Lin mengangguk dan menahan zombi itu dengan tekanan kuat. Untuk pertama kalinya, gerakan zombi itu melambat cukup lama—sekitar 30 detik.

“SEKARANG!”

Jin Rang menghempaskan api ke arah kepala.

Zombi itu berusaha menghindar, tapi kontrol Chen Lin menahan tubuhnya sepersekian detik.

Api Jin Rang mengenai separuh kepala zombi, membuatnya terhuyung.

Chen Lin memanggil air, memadatkannya menjadi es, dan—

DUAK!

Es runcing menembus kepala zombi itu tepat di tengah.Makhluk itu jatuh tak bergerak.

Chen Lin dan Jin Rang terengah-engah.

“Berhasil…” Jin Rang tersenyum lega.

“Tapi …arooo aku lelah sekali…..”

Chen Lin mengetukkan jarinya ke dahinya.

“Zombi tipe kecepatan itu memang menyebalkan.”

Sementara itu…

Wen Tao, Chen Wei, dan Mei Yiran telah membersihkan sisa zombi biasa.

Sulur Xiaoling bergoyang seolah bangga.

Chen Wei meloncat-loncat kecil sambil mengatakan ia berhasil menembak tiga zombi sekaligus.

Wen Tao duduk terkulai di tanah.

“Aku akan mati kelelahan!”

Chen Lin mengusap keringat dan tersenyum kecil.

“Bagus. Semua berhasil menyelesaikan bagian masing-masing.”

Misi harian: selesai.

Misi pribadi: selesai.

Misi tingkat menengah: selesai.

Chen Lin mengeluarkan empat botol kecil berisi cairan jernih kebiruan. “Ini hadiah dari box kedua,” katanya sambil membagikannya satu per satu.

“fungsinya untuk memulihkan energi.”

Mereka saling pandang, lalu menenggaknya tanpa banyak pikir. Baru beberapa detik lewat, tubuh mereka seperti ditarik oleh angin sejuk dari dalam—otot yang tadinya pegal langsung ringan, napas menjadi lega, dan rasa lelah seperti disapu begitu saja.

Wen Tao langsung berdiri dengan semangat, kedua mata berbinar.

“Aku sudah bilang! Semakin susah misinya, hadiah box-nya makin keren! Ayolah, sepupu kita buka empat kotak yang lain, siapa tahu—”

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Jin Rang bertanya dengan serius “Tunggu… Kalian dengar sesuatu?”

Semua langsung diam.

Suara lirih terdengar samar, seperti… bayi menangis.

Pelan, terputus-putus, seolah kelelahan.

Mereka saling tatap, lalu mengikuti suara itu menyusuri jalan sempit desa yang sepi.

Bangunan-bangunan kecil berjejer tanpa suara, tapi tangisan itu semakin jelas saat mereka mendekati sebuah rumah yang lebih kokoh dibandingkan rumah-rumah lain di sekitar.

Pintunya tertutup rapat dari dalam.

Jin Rang melirik Wen Tao.

Wen Tao menunjuk dirinya sendiri, bingung.

“Apa? Aku?”

“Tendang.”

“Astaga… pintunya tebal begitu—”

Tapi mau tak mau Wen Tao melakukannya. Dia menarik napas, lalu menendang. Yang tidak dia duga, pintu itu langsung hancur seperti papan rapuh yang diinjak gajah.

Wen Tao membusungkan dada, bangga bukan main.

“Kekuatan ku makin keren… gila sih. Lihat? Lihat—”

Namun yang lain tidak memperhatikan. Mereka langsung masuk.

Wen Tao:…..

Rumah itu sepi. Terlalu sepi.

Semuanya rapi tapi tidak ada tanda kehidupan, agak seram sih. Tangisan bayi masih terdengar, membuat bulu kuduk mereka berdiri.

Mereka naik ke lantai dua dengan hati-hati.

Suaranya berasal dari kamar paling ujung.

Wen Tao menelan ludah, mendorong—lalu membuka paksa pintu itu sekali lagi. Pintu terayun keras menghantam dinding.

Dan mereka semua tertegun.

Di tengah ruangan, seorang wanita yang sudah menjadi zombie, sekitar usia tiga puluhan—berdiri dengan tubuh gemetar.

Pergelangan tangannya diikat rantai besi yang dipaku ke dinding. Rantai itu menahan tubuhnya agar tidak mendekati sudut ruangan tertentu.

Wanita itu mengaum putus asa setiap kali tubuhnya berusaha maju. Rantai itu menegang, membatasi ruang geraknya.

Arah tatapannya hanya satu, dengan mulut terbuka lebar seperti sedang melihat mangsanya.

Di sudut kamar, sebuah box bayi diletakkan di atas tempat tidur rendah, seolah sengaja dijauhkan dari jangkauan.

Di dalamnya, bayi perempuan mungil sekitar satu tahun lebih sedang menangis layaknya anak yang tidak tahu apa-apa tentang dunia yang sudah runtuh di luar sana. Kedua tangannya diikat longgar ke pinggir box, mungkin agar ia tidak memanjat keluar.

Bayi itu menangis… tapi tidak panik dan terus memandang ibunya dengan air mata berlinang.

“buuuu…”

Ruangan itu dipenuhi aroma besi dan kayu tua, bercampur aroma busuk samar dari tubuh sang ibu yang telah membusuk sebagian, tapi tetap bertahan… bertahan untuk tidak mendekati anaknya sendiri.

Mei Yiran menggigit bibirnya menahan tangis.

“Dia… merantai dirinya sendiri,” gumamnya pelan.

Dari lantai, terlihat beberapa benda tercecer—kunci gembok yang jatuh, botol susu kosong, kain popok bersih yang ditumpuk rapi di kursi. Ada juga coretan-coretan di dinding, tulisan tak beraturan, mungkin ditulis sebelum sang ibu berubah.

“Tolong,,selamatkan anakku, Yingying”

Tulisan itu berulang kali memenuhi dinding.

Wen Tao mengepalkan tangan.

“Dia tahu dirinya bakal berubah,” katanya lirih. “Makanya dia merantai dirinya agar tidak menyakiti anaknya sendiri” lanjutnya dengan suara tercekat.

Dia memikirkannya, jika dia juga berada di situasi seperti ini pasti ibunya juga akan melakukan hal yang sama.

Sial, dia merindukan orang tuanya. Jin Rang menepuk pundaknya pelan.

Wen Tao segera memeluknya dan menangis seperti anak kecil yang membuat zombie wanita itu mengaum ganas ke arah mereka.

Jin Rang yang dipeluk:…..

Bolehkah dia membuangnya?

Mei Yiran menutup mulutnya, menahan emosi.

Dia teringat orang tuanya.

Bayi itu menghentikan tangisnya sesaat.

Mata mungilnya memandang ibunya dari kejauhan, menggumamkan suara kecil…

“buuuu”

Ruangan itu hening.

Mei Yiran melepaskan ikatannya. Bayi itu langsung berhenti menangis dan menatapnya bingung “ka?”

Suara lembutnya membuat Mei Yiran tidak tahan dan ingin menciumnya.

Mei Yiran menepuk punggungnya, tak lama kemudian bayi itu segera tertidur.

Chen Lin sedang memandangi bayi perempuan yang kini tertidur di pelukan Mei Yiran ketika ia merasakan tarikan halus di ujung bajunya.

Chen Wei berdiri di sana—mata memerah,

hidungnya berair, bahunya kecilnya gemetar.

“Kak…” suaranya pecah.

“Wei Wei merindukan Ayah… sama Ibu…”

Begitu kata-kata itu keluar, tangis yang ia tahan pecah seketika. Anak itu melangkah maju dan memeluk pinggang kakaknya dengan kuat, seolah takut Chen Lin akan menghilang juga.

Chen Lin tersentak, namun segera memeluk adiknya erat-erat.

Ia mengusap punggung Chen Wei dengan lembut, berusaha menenangkan getaran di bahu kecil itu.

“Ssst… wei wei…” bisiknya pelan. “Ibu dan Ayah sekarang sudah bahagia di atas sana.”

Chen Wei menggeleng, masih terisak. “Tapi… aku… aku ingin mereka di sini… Aku mau pulang…”

Chen Lin menutup mata sesaat—menahan rasa sakit yang sama di dadanya. Namun ketika ia membuka mata, suaranya sudah lembut dan hangat, seperti selimut yang membungkus adiknya.

“Dengar, Wei Wei… Bukankah bagus?” Ia mengusap rambut adiknya.

“Ibu dan Ayah tidak perlu berjuang seperti kita. Tidak perlu lari dari zombie, tidak perlu melihat darah… Mereka tidak perlu takut.”

Chen Wei perlahan berhenti menangis, hanya tersedu kecil. “B-benarkah… Kakak?”

Chen Lin tersenyum tipis, meski hatinya seperti ditusuk.

“Iya, benar. Kakak yakin Ayah dan Ibu sedang melihat kita dari atas sana. Menjaga kita. Memberkati kita… supaya kita bisa hidup dengan baik.”

...****************...

1
Dewi hartika
terus dan semangat jangan pantang menyerah,lanjuttt😁😁🙏🙏
Windy Hapsarini
semangat Thor n sehat selalu ,,🥰🥰
mamah wangda
semangat 💪💪,jgn putus ditengah jalan
Grey Casanova
lanjut kak
Grey Casanova
blm up2 dah 3hri kak
lee zha
kocak.... luar biasa.... menegangkan.... tapi juga manusiawi.... 👌👌👌👌👍👍👍semangat terus ya
Windy Hapsarini
akhirnya Wen Tao punya kemampuan..😍😍
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Yu~
love me🥰
Fitri R
lanjut...semangat upnya thor
Yu~: siap🫂
total 1 replies
Windy Hapsarini
makasih Thor, istirahat penting.. sehat n semangat selalu Thor 😍😍
Yu~: makasih ya, kamu juga jaga kesehatan🫂
total 1 replies
Lela Salsabila
semangat terus thor 💪💪💪💪
Yu~: siap🫂
total 1 replies
Windy_days
Phoenix, Dark Knight, The Dragon, Eclipse, Sun Rises 😇maaf kepikiran nya cmn ini aja
Yu~: ih bagusss ini, makasih ya🫂
total 1 replies
putra jaya
bagus kali
Yu~: makasih ya dukungannya
total 1 replies
putra jaya
saya juga Lanang tong tong thor🤣
Yu~: semoga sesuai dengan seleramu ya🤧
total 1 replies
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Rizki Rahmawan
saya Lanang 😄🤭
Yu~: loh othor jadi malu, tak kira pemintanya cewek aja. bertanya dengan nada halus 'ko bisa? ' /Facepalm/
total 1 replies
Rizki Rahmawan
hadir 🙋 kakak
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Lela Salsabila
GK PP GK up tiap hari juga v minimal ttp harus ada up nya thor😄😄😄😄

makasih udah up untuk hari ini👍👍👍 cerita nya bagus seru sekali cerita nya👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!