Apa jadinya jika jiwa seorang wanita terpidana mati,berpindah ke tubuh seorang wanita lemah dari jaman kuno?
Kanina, seorang terpidana mati yang hidup kembali di tubuh wanita lemah dari jaman kuno.
Dengan ruang di tangan,Dia perlahan menahlukkan dunia yang patriaki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30.Kenapa setelah sepuluh tahun?
Amara dan Nanda tampak fokus dengan daun pisang di depan mereka.
Nanda bertugas untuk memotong daun menjadi persegi panjang,Amara bertugas untuk mengelapnya dengan kain lap yang bersih.
Lalu datang Lue untuk memeriahkan suasana.Jadi ketiga kepala kecil itu tengah beradu,dengan objek daun pisang di bawah mereka.
"Bagaimana cara Ibu membungkus kue dengan hanya menggunakan daun pisang? Bukankah daun nya akan robek,Kak?"
Lue berada di usia diamana dia ingin tau banyak hal.Oleh sebab itu ,baik Amara ataupun Nanda sudah sangat terbiasa dengan berbagai pertanyaan dari Lue yang terkadang datang nya tiba-tiba.
"Kakak juga tidak tau,coba tanyakan pada Ibu."
Amara menjawab dengan lembut.
"Kata Ibu,setelah daun-daun ini selesai di potong dan dibersihkan.Maka akan di panggang sebentar diatas kukusan itu hingga layu.Mungkin dengan begitu daun nya tidak akan mudah robek."
Nanda masih mengingat ucapan Ibu nya tadi.Awal nya dia juga tidak terlalu yakin,namun sang Ibu tersenyum sembari meyakinkan nya.
"Jika aku masuk sekarang dan bertanya kepada Ibu,nanti Ibu marah.Karna Ibu menyuruhku untuk melihat kalian."
Lue menyangga dagu nya dengan kedua tangan nya,lalu mata nya fokus melihat tangan Amara dan Nanda yang sibuk bekerja.
"Ya sudah kalau begitu,duduk saja disini.Dan perhatikan apa yang akan di lakukan oleh Ibu nanti."
Amara tidak lagi memperhatikan Lue,dia fokus pada daun di tangan nya.
Ketiga anak itu sama sekali tidak menyadari kedatangan Rehan dari belakang mereka.
"Amara,Nanda ,Lue."
Suara Rehan sedikit serak,namun dia mencoba berbicara selembut mungkin.
Tubuh ketiga anak kecil itu mendadak menegang,ketika mendengar suara yang sangat mereka takuti tersebut.
Perlahan Nanda menoleh kebelakang,dan mata nya melebar ketika melihat Ayah nya tengah berdiri tidak jauh dari mereka.
Namun yang membuat mereka takut bukan saja kedatangan Rehan,tetapi juga darah kering yang tersisa di wajah dan pakaian nya.
Nanda segera berdiri dan memposisikan diri didepan kedua saudarinya.
Hal yang selalu dia lakukan ketika Ayahnya akan memukuli mereka.
Mata Rehan mendadak perih melihat anak lelakinya ini pasang badan demi kedua saudarinya,seolah-olah dia datang hany untuk memukul mereka.
"Apa yang Ayah inginkan? Kami tidak memiliki uang sama sekali.Ibu baru akan mencoba jualan kua,jadi kedatangan Ayah kemari sia-sia."
Nyesss
Tanpa bisa ditahan air mata Rehan jatuh begitu saja.
Apakah dia sebajingan itu?
Sehingga anak yang seharus nya bermanja-manja dengan nya kini menatap nya dengan penuh kebencian.
"Ayah tidak,Ayah hanya.."
Suara Rehan tercekat ditenggorokan nya.
Rasa pusing dari kepala nya semakin terasa ketika perasaan nya sedih.
"Apakah sudah siap?"
Suara lembut penuh dengan aura keibuan itu terdengar mendekat,dan jantung Rehan berdegup dengan kencang.
Kedua tangan nya terkepal erat ketika tatapan nya terfokus kearah pintu.
Dug dug dug
Rehan merasa jika jantung nya telah berpindah ke telinga nya.
"Ibu."
Amara dan Lue segera berlari menuju kearah Kanian yang baru saja muncul dari dalam.
Sementara Nanda masih tetap bertahan pada posisi nya,seolah-olah berkata "Jika kau berani,hadapi dulu aku".
"Ibu, ada Ayah."
Bisik Lue,Kanina segera menoleh kearah yang ditunjukan oleh Lue,dan benar saja!
Kursi bambu yang berada di bawah pohon mangga,yang menjadi tempat bermain ketiga anak kecil itu kini tampak nya kedatangan tamu yang tidak diundang.
"Tunggulah didalam,biar Ibu temui Ayah dulu."
Meskipun Kanina berharap perceraian dan anak-anak ikut dengan nya,namun Kanina tidak akan menghapus seluruh jejak Rehan dalam hidup anak-anak.
"Baik Bu."
Amara dan Lue segera masuk kedalam rumah.
Kanina segera mendatangi Rehan dan Nanda yang tampak nya berada didalam posisi canggung.
"Masuklah temani kakak dan adik mu,Ibu akan berbicara dengan Ayah mu."
Kanina menepuk pelan kepala Nanda.
Jika biasanya Nanda akan langsung menurut,hari ini Nanda membantah untuk pertama kali nya.
"Tapi Bu..."
"Tidak apa ,pergilah."
Akhirnya Nanda luluh dibawah tatapan Ibunya.
Dengan berat hati dia melangkah masuk kedalam rumah,namun sebelum pintu menelan nya sepenuh nya,Nanda kembali menoleh kearah Rehan yang juga menatap nya dengan mata sedih.
Mata Nanda menajam penuh peringatan,tinju kecil nya mengepal kuat.
"Tidak perlu melihat sikap Nanda.Dia hanya takut kau berbuat gila lagi."
Suara Kanina menarik fokus Rehan kembali kepadanya.
"Aku minta maaf!"
Lirih namun penuh kepastian.Alis Kanina terangkat sebelah.
"Setelah aku berfikir berulang-ulang,aku baru menyadari jika aku sudah terlalu jauh dengan kalian.Aku baru menyadari jika anak-anak ku pun sudah sangat kehilangan diri ku."
Rehan menundukan kepala nya tanda malu.
Dalam ingatan yang tertinggal,Kanina belum pernah mengetahui jika Rehan memiliki sisi yang rapuh begini.
"Aku...,"
"Kenapa setelah sepuluh tahun?"
Rehan terdiam begitu Kanina bertanya.
"Setelah sepuluh tahun dan baru kali ini kau menyadari nya,apa karna aku meminta cerai? Atau karna aku berani melawan mu dan keluarga mu?"
"Jika dengan meminta maaf seperti ini kau berharap aku akan berubah,maka maaf kau harus kecewa.Aku akan tetap menggugat mu,dan hak asuh akan jatuh kepada ku."
Deg
Pupus.
Harapan yang baru mekar itu langsung pupus karna ucapan Kanina.
"Apakah..,"
"Tidak ada pria lain,aku memiliki uang ini karna aku menemukan jamur langka dan menjual nya.Tanyakan saja ke kota,maka kau akan tau apakah aku berbohong atau tidak."
"Aku hanya ingin hidup dengan penuh kewarasan.Aku ingin anak-anak hidup nyaman tanpa adanya rasa takut.Kau melihat sendirikan bagaimana jauh nya anak-anak dengan mu?"
Kata-kata Kanina kembali menampar wajah Rehan.
"Aku tau aku salah,karna itu aku ingin sebuah kesempatan.Meski tidak bisa menjadi suami mu,setidaknya sebagai Ayah mereka."
Rehan akhirnya mengalah.
"Jadi kau setuju untuk bercerai?"
Tanya Kanina memastikan.
Rehan mengangguk lemah,Apalagi yang bisa dia lakukan jika Kanina sudah bertekad begini?
"Aku berencana untuk merantau dan meninggalkan desa ini.Aku hanya berharap kau dan anak-anak baik-baik saja.Jika keluarga ku mengganggu mu lagi,maka kau bisa mengatasi mereka dengan cara mu."
"Aku pergi hari ini juga.Dan maaf untuk sepuluh tahun ini.Kanina ,aku minta maaf."
Rehan bahkan membungkuk kan badan nya demi menunjukan penyesalan terdalam nya terhadap Kanina.
Setelah itu Rehan akan beranjak pergi.Tetapi Kanina menghentikan nya.
"Pamitlah kepada anak-anak secara langsung.Tunjukan kepada mereka jika kau masih lantas untuk di panggil Ayah oleh mereka.Aku tidak memiliki banyak,namun aku bisa meminjamkan mu ini."
Air mata Rehan berlomba-lomba jauh membasahi tanah diantara kakinya.
double up y thor