NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / CEO / Cinta setelah menikah / Tamat
Popularitas:29.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Aruna tahu hidupnya tidak lama lagi. Demi suami dan putri kecil mereka, ia memilih sesuatu yang paling menyakitkan... mencari wanita yang akan menggantikannya.

Alana hadir sebagai babysitter tanpa mengetahui rencana besar itu. Adrian salah paham dan menilai Lana sebagai perusak rumah tangga. Namun, pada akhirnya Aruna memaksa keduanya menikah sebelum ia pergi untuk selamanya.

Setelah Aruna tiada, Adrian larut dalam rasa bersalah dan menjauh dari istri keduanya. Lana tetap bertahan, menjalankan amanah Aruna meski hatinya terus terluka. Situasi semakin rumit saat Karina, adik Aruna berusaha merebut Adrian dan menyingkirkan Lana.

Akankah Adrian berani membuka hati untuk Alana, tanpa mengkhianati kenangan bersama Aruna? Atau justru semuanya berakhir dengan luka yang tak tersembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 31.

Saat sarapan, Asmara sengaja menghindari meja makan. Bukan karena merasa bersalah, melainkan karena ia tak ingin berhadapan langsung dengan kakaknya setelah semua yang ia lakukan. Di sisi lain, Alima tetap berangkat bekerja seperti biasa. Wanita yang kini tampak dewasa itu begitu tegar, meski hatinya porak-poranda. Ia adalah calon pewaris perusahaan keluarga, dan karena itulah Rendi begitu bertekad menjadikannya istri.

Rendi, anak kedua yang selalu berada di bawah bayang-bayang kakak laki-lakinya, melihat Alima sebagai jalan keluar untuk menjadi kesempatan balas dendam pada keluarga yang meremehkannya sekaligus menaikkan posisinya sendiri. Begitu Alima menjabat CEO di kemudian hari, ia berniat menggulingkan perempuan itu dengan dalih statusnya sebagai suami.

Tapi semua ambisi itu runtuh hari ini ketika Alima tiba-tiba meminta bertemu untuk satu alasan, memutuskan pertunangan mereka.

“Apa maksud kamu memutuskan pertunangan ini, sayang?” Rendi menatap wanita itu tak percaya.

Alima memalingkan wajah. “Kenapa tanya aku? Bukankah kamu yang sudah berbuat salah?”

“Salah apa?” Rendi menekan suaranya, seolah benar-benar tak mengerti.

“Aku sudah dengar dari Mara. Kalian tidur bersama. Kalian berdua mengkhianatiku..." ucap Alima gemetar, tapi tatapannya tetap dingin.

“Apa? Aku... mana mungkin?! Aku nggak suka Asmara!”

Alima menatap tajam. “Aku nggak mau dengar apa pun darimu, Mas. Mulai sekarang, kita jalani hidup masing-masing. Jangan pernah ganggu aku lagi. Kau mau bersama Mara atau siapa pun, terserah.”

Alima bangkit, tak menunggu jawaban. Langkahnya tegas saat meninggalkan kafe tempat pertemuan mereka.

Rendi mengepal meja hingga bergetar. “Apa-apaan ini?! Kapan aku tidur sama Asmara? Sial!” Kemarahannya memuncak. “Aku harus ketemu tuh cewek!”

Tanpa menunda, ia melaju ke kampus tempat Asmara kuliah. Di area parkir, ia langsung mengenali motor sport hitam kesayangan gadis itu. Satu-satunya hal yang menunjukkan sisi liar Asmara yang tomboy.

Tak lama, Asmara muncul. Saat melihat keberadaan Rendi, tidak ada keterkejutan di wajah gadis itu.

“Wah, lihat siapa yang datang? Laki-laki brengsek berwajah polos tapi licik!” sindir Asmara sambil tersenyum miring.

“Apa maksud kamu memfitnah aku? Kapan kita punya hubungan, apalagi tidur bareng?” Rendi mendekat, wajahnya gelap.

Alih-alih takut, Asmara menegakkan dagunya. Ia tersenyum sinis. “Bro, kita emang nggak pernah tidur bareng. Apalagi gue suka sama lo, tapi gue tahu permainan lo! Jangan kira lo bisa hancurin hidup kakak gue... cuma demi ambisi pribadi lo!”

Gadis itu mencondongkan tubuh sedikit. Suaranya merendah, tapi menusuk. “Urus aja perempuan lo yang lain. Bukannya… dia lagi hamil anak lo?”

Wajah Rendi langsung memucat, pandangannya kosong dan tubuhnya seperti kehilangan keseimbangan.

Rahasia yang seharusnya tak pernah bocor.

“Dari mana… kamu tahu?” suara Rendi pecah, tapi ketakutannya terlalu sulit untuk disembunyikan.

Asmara menyeringai tipis.

“Gue punya mata, dan telinga.” Ia mengangkat alis, menggulung helm di tangannya dengan santai. “Lo pikir cuma lo yang bisa main cantik?”

“Asmara,” Rendi melangkah maju, memegang lengan gadis itu. Pegangannya kuat, tapi penuh kepanikan. “Jangan bilang siapa-siapa! Lo tahu konsekuensinya.”

Asmara menatap tangannya, lalu menepisnya dingin. “Lo ngancem gue? Sorry, enggak mempan!“

Setelah itu, Asmara memasang helm dan memutar kunci motor seolah percakapan itu hanyalah hiburan baginya.

Namun sebelum ia pergi, ia menengok sedikit, suaranya tenang… dan kejam.

“Kakakku itu perempuan paling baik dan yang paling gue sayangi. Jangan pernah berani, ganggu dia lagi,” Asmara menendang standar motor. “Atau... gue bakal bikin hidup lo berantakan.”

Motor hitam itu melesat meninggalkan Rendi berdiri tak stabil di parkiran.

Di Rumah Keluarga.

Sore menjelang ketika Adrian pulang lebih cepat dari kantor, suasana rumah masih berat seperti awan sebelum hujan.

Alima belum kembali dari pekerjaannya. Sementara Asmara… tidak terlihat sejak pagi.

“Kamu kelihatan capek,” ucap Alana lembut pada suaminya.

“Karena memang capek,” jawab Adrian, suara lirihnya membawa seluruh beban hari itu.

Ia meletakkan tas di meja, namun tak lama suara pintu depan terbuka.

Asmara masuk, mengenakan jaket denim dengan wajah sedikit merah karena angin.

Alana bangkit. “Asmara.”

Gadis itu berhenti.

“Kamu dari mana?” tanya Alana.

“Dari kampus,” jawabnya datar. “Ada urusan.”

“Urusan apa sampai kamu tidak mau bicara dengan Bunda sejak tadi pagi?”

Asmara menelan ludah. Tapi sebelum ia sempat menjawab, pintu terbuka lagi.

Alima masuk, tubuhnya tampak jauh lebih lelah daripada biasanya. Pandangan matanya kosong, bibirnya pucat. Meski ia berusaha tersenyum ketika melihat Alana, namun senyum itu rapuh.

“Maaf, aku pulang terlambat,” katanya pelan.

“Alima…” Alana berjalan memeluknya.

Asmara… menunduk.

“Aku sudah putuskan semuanya,” ujar Alima saat melepas pelukan. “Pertunangan dibatalkan, aku tidak akan menjalin hubungan apa pun dengan Rendi lagi.”

Asmara menggigit bibir.

Alana memegang lengan Alima, lembut namun tegas. “Kamu sudah melakukan hal yang benar, Nak.”

Asmara ingin bicara, tapi kata-kata itu menggumpal di tenggorokan.

Ia tidak tahu bagaimana memulainya.

Sementara itu…

Rendi mengendarai mobilnya sembarangan, napasnya terengah. Bukan karena marah kepada Asmara, tapi karena ucapan gadis itu mengguncang seluruh hidupnya.

“Brengsek… brengsek!” Ia memukul setir mobil.

Dan saat itulah ia tersadar, Asmara bukan sekadar bicara sembarangan. Gadis itu benar-benar mengancamnya, seseorang yang bisa membuat seluruh rencananya ambruk.

Ia tidak boleh membiarkan hal itu terjadi.

Rendi berdiri dalam kamar apartemennya, menatap wanita hamil yang sedang duduk di sofa. Mata wanita itu merah, wajahnya lelah, rambut berantakan seperti tidak pernah tidur nyenyak.

“Aku nggak bisa terus begini,” isaknya. “Kamu janji bakal ninggalin tunangan kamu, kamu janji bakal nikahin aku. Sekarang apa?!”

Rendi memejamkan mata, menghalau rasa bersalah yang tak di inginkan. “Dengar, aku lagi urusin semuanya.”

“Apa kamu cinta sama perempuan itu?” suara wanita itu bergetar. “Atau cuma mau manfaatin dia buat naikin status?!”

Wajah Rendi berubah keras, ia mencengkeram rahang wanita itu.

“Jaga mulutmu! Ingat siapa yang biayain semua kebutuhan kamu.”

Wanita itu menutup bibirnya rapat-rapat, ia ketakutan.

“Mulai sekarang,” Rendi melepaskan cengkraman nya dengan kasar, “Jangan keluar rumah! Jangan hubungi siapa pun! Dan jangan bikin masalah, aku lagi dalam posisi genting.”

Wanita itu menangis, namun Rendi tak peduli.

Ia menatap layar ponselnya, melihat foto Asmara dan Alima saat pesta pertunangan dirinya dengan Alima satu tahun lalu.

“Kalau Asmara mau bermain api…” bibirnya melengkung dingin, “…aku bisa bakar semuanya!“

Tatapannya menggelap.

1
Rohmi Yatun
makasih Thor udah kasih hiburan yang luar biasa.. ditunggu karya selanjutnya.. 👍
Tiara Bella
ehhh udh tamat aja ini...
Tiara Bella: okey semoga sehat selalu ya thor
total 4 replies
DC
/Good//Good//Good//Good/
Ariany Sudjana
puji Tuhan, happy end, cerita bagus, ga terlalu panjang juga, jadi ga capek bacanya 😄
Rere💫: Makasih kasay udh baca 😍
total 1 replies
Tiara Bella
typo Thor hrsnya Alima ditulisnya asmara....yg alima nunggu satria dirmh sakit
Tiara Bella: sama² kak Rere yg cantikkk 😍
total 2 replies
Akasia Rembulan
cemburu ya
Tiara Bella
Asmara cemburu nh.... Airlangga awas ada macan ngamuk krna cembokur.....
Akasia Rembulan
berat amat ya untuk pasangan pengantin baru.. semoga badai cepat berlalu 💪
Dian Rahmawati
jgn smpe deh Airlangga tergoda sama Alima
Suanti
jangan sampai lama2 airlangga jatuh cinta pula sm alima 🤣🤣
Tiara Bella
takutnya nnti ada apa² ditengah jalan atas pernikahan asmara sm Airlangga
Ariany Sudjana
bagus Airlangga, kamu harus terbuka sama orang tuanya asmara, tentang apa yang sebenarnya terjadi. jangan bertindak bodoh seperti asmara (yang tidak pernah bisa jujur), juga si bodoh alima (yang mau saja dimanipulasi Karina)
Lovita BM
syukurlah ada Airlangga yg teges, menunjukkan posisi asmara 🧐
Suanti
alima terlalu egois penyakit nya dia bikin jadi ancaman 🤣
Dian Rahmawati
good job airlangga
Tiara Bella
good job Airlangga....masa kalah sm Alima....
Dian Rahmawati
kok alima gtu
Agunk Setyawan
masa mau dibikin sama sih dengan cerita ibunya g seru thor KLO kaya gitu
Agunk Setyawan: masa gara"alima sakit asmara ngalah
kan g seru juga
total 2 replies
Tiara Bella
Alima ko km gitu sh....sakit sh tp ko mintanya KY gitu blm tentu kan Airlangga suka sm km...
Rere💫: Banget 🤭
total 6 replies
Tiara Bella
Alima butuh pencerahan ini Thor....kasian dimanfaatin sm Karina....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!