Ratusan tahun setelah kemenangan Kaisar Xiao Chen, di sebuah dunia fana yang terpencil, sebuah legenda baru mulai bersemi dari benih yang telah ia tanam.
Xuan Ye adalah seorang yatim piatu, dibuang saat lahir dan dianggap "sampah" karena tidak memiliki akar spiritual. Dia tumbuh di bawah hinaan dan penindasan, tidak menyadari bahwa di dalam darahnya tertidur dua garis keturunan agung: kekuatan ilusi Mata Ungu dari Keluarga Xuan kuno, dan darah Phoenix dari ibunya, seorang bidadari suci dari Aliran Suci. Ibunya, yang dibutakan oleh harga diri sektenya, telah membuangnya karena dianggap sebagai aib dan berbohong pada suaminya bahwa putra mereka telah meninggal.
Di titik terendahnya, Xuan Ye secara "tidak sengaja" menemukan sebuah warisan jiwa yang ditinggalkan oleh Kaisar Xiao Chen. Kesempatan ini membangkitkan Mata Ungu Ilusi miliknya dan memberinya teknik kultivasi jiwa dasar, memberinya kunci untuk memulai perjalanannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Dunia Bumi
Saat Xuan Ye terlempar keluar dari Gerbang Kenaikan, dia mendarat dengan keras di atas hamparan rumput hijau yang subur. Dia terbatuk, tubuhnya sakit karena perjalanan yang brutal, tetapi dia hidup.
Dia berjuang untuk bangkit dan hal pertama yang ia rasakan adalah tekanan.
Gravitasi di sini terasa dua kali lebih berat. Dan Qi Spiritual di udara... begitu padat dan murni hingga terasa seperti surgawi. Ini adalah Qi Bumi, satu tingkat lebih tinggi dari Qi Spiritual di dunia fana. Dia mencoba menyerapnya, dan meridiannya yang baru terbentuk terasa sedikit sakit karena kemurnian energi itu.
"Jadi ini adalah Dunia Bumi," bisiknya, matanya yang ungu mengamati sekeliling dengan waspada.
Dia berada di sebuah hutan purba yang dipenuhi dengan pohon-pohon raksasa yang belum pernah ia lihat. Seekor kelinci berbulu putih yang tampak biasa saja melompat melewatinya, dan Xuan Ye merasakan fluktuasi energi dari Ranah Qi Condensation darinya. Di dunia ini, bahkan seekor kelinci pun adalah seorang kultivator.
Dia tahu prioritas utamanya adalah menemukan peradaban dan sebuah tempat yang aman untuk berkultivasi. Kekuatan jiwa Ranah Soul Formation-nya masihlah kartu trufnya yang terkuat, tetapi tubuh fisiknya, yang baru saja memulai jalur kultivasi, sangatlah lemah di dunia baru ini.
Setelah berjalan selama beberapa hari, dia akhirnya menemukan tanda-tanda peradaban: sebuah jalan tanah yang telah sering dilalui. Saat dia sedang beristirahat di tepi jalan, dia mendengar suara roda kereta dan ringikan kuda. Sebuah karavan dagang kecil, yang dijaga oleh selusin kultivator berzirah, mendekat.
Aura dari para penjaga itu membuat hati Xuan Ye menegang. Pemimpin mereka adalah seorang pria paruh baya yang tegap dengan aura di Ranah Core Formation. Para penjaga lainnya setidaknya berada di Ranah Foundation Establishment. Di dunia fana, kekuatan seperti ini sudah cukup untuk mendirikan sebuah sekte. Di sini, mereka hanyalah penjaga karavan biasa.
"Berhenti!" teriak sang pemimpin, saat mereka melihat Xuan Ye yang berpakaian usang. "Siapa kau dan apa urusanmu di Hutan Belantara Awan Jatuh ini?"
Xuan Ye, yang tahu bahwa menunjukkan kesombongan di sini adalah bunuh diri, segera membungkuk dengan hormat. Dia menyembunyikan kekuatan jiwanya, hanya menunjukkan auranya yang lemah sebagai seorang kultivator Qi Condensation.
"Senior, nama saya Ye Xuan," katanya, menggunakan nama samaran. "Saya seorang kultivator pengembara yang baru saja selamat dari serangan binatang buas dan tersesat. Saya tidak bermaksud buruk."
Para penjaga menatapnya dengan curiga, tetapi tidak merasakan niat jahat. Saat pemimpin itu akan menyuruhnya pergi, lolongan serigala tiba-tiba terdengar dari hutan di sekitar mereka.
Puluhan pasang mata merah darah muncul dari semak-semak. Sekawanan Serigala Petir Bergaris, yang masing-masing berada di puncak Ranah Foundation Establishment, telah mengepung mereka.
"Sial! Cepat bentuk formasi pertahanan!" raung sang pemimpin.
Pertarungan sengit pun meletus. Para penjaga karavan, meskipun kuat, kalah jumlah. Mereka dengan cepat terdesak.
Ini adalah kesempatan Xuan Ye.
Dia tidak ikut bertarung secara fisik. Sebaliknya, dia berdiri di dekat salah satu kereta, tampak ketakutan. Tetapi matanya yang ungu bersinar dengan cahaya ilusi yang tak terlihat.
Saat seekor serigala akan menerkam seorang penjaga dari belakang, ia tiba-tiba berhenti dan melolong ke arah pohon di sampingnya, seolah-olah melihat musuh lain di sana. Penjaga itu, yang menyadari kesempatan, berbalik dan menusukkan pedangnya.
Saat pemimpin serigala akan melepaskan serangan petir, tanah di depannya tiba-tiba tampak seperti sebuah jurang ilusi, membuatnya ragu sesaat dan serangannya meleset.
Xuan Ye tidak melakukan banyak hal, tetapi gangguan-gangguan kecilnya yang tak terlihat itu terus-menerus mengacaukan koordinasi kawanan serigala, memungkinkan para penjaga untuk membalikkan keadaan.
Setelah pertarungan yang berdarah, kawanan serigala itu akhirnya berhasil diusir, meskipun beberapa penjaga terluka.
Pemimpin penjaga itu, yang sejak tadi mengamati Xuan Ye dengan sudut matanya, berjalan mendekat. Dia telah melihat "kebetulan-kebetulan" aneh yang terjadi pada para serigala.
"Kau... bukan kultivator biasa," katanya, nadanya kini dipenuhi rasa hormat. "Teknik ilusi jiwamu... aneh, tapi sangat efektif."
Dia menatap Xuan Ye. "Kami menuju ke Kota Awan Terbit. Kami kekurangan orang setelah serangan tadi. Jika kau mau, kau bisa ikut dengan kami. Kami akan memberimu upah sebagai penjaga sementara."
Xuan Ye membungkuk. "Terima kasih, Senior. Suatu kehormatan bagi saya."