"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"
"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Mery dan Arya berjalan menyusuri tangga, mereka baru turun karena juga baru mendapatkan pesan dari Mama Erika. "Andra..." teriak Mery dengan sangat kegirangan saat mendapati Andra dan Kayla sudah duduk di meja makan.
"Apa aku tidak terlihat?" tanya Kayla yang terlihat cemburu.
"Kita kan baru ketemu tempo hati saat ke klinik kecantikan," jawab Mery yang terus mendekat, hingga akhirnya mereka berdua sampai di meja makan.
"Kenalkan ini suamiku, Arya," ucap Mery sembari terus menggandeng lengan suaminya.
"Ya aku tahu, kalian berdua pengantin baru, tapi apa perlu terus bergandengan seperti itu?" sindir Kayla.
"Sirik aja sih," gerutu Mery. Arya mengulas senyum, dia segera berjabat tangan dengan Kayla dan Andra, lalu mereka semua segera duduk.
"Mery, ini aku bawakan puding kesukaanmu," ucap Andra sembari menunjuk satu piring berisi puding coklat bundar yang cukup besar.
"Makasih Andra, kamu masih inget aja, padahal kan kita sudah sangat lama sekali tidak bertemu," ucap Mery.
"Tentu saja aku ingat, semua hal tentang kamu aku ingat semuanya," ucap Andra dengan bangga.
"Huek." Kayla pun pura-pura muntah, tatkala Andra mengeluarkan gombalannya, membuat Andra meliriknya dengan lirikan tajam.
"Sudah, sudah, ayo kita makan malam dulu, baru nanti mengobrol," ucap Ayah Haris yang segera menghentikan gurauan anak-anak muda tersebut.
Mery segera melayani Arya, dia mengambilkan nasi dan lauk-pauk ke piring Arya sembari mengulas senyum. Hal itu tentu saja membuat Andra sangat geram, melihat pemandangan yang menggugah rasa cemburu.
Tap.
Kayla yang memang duduk berdekatan dengan Andra, dia segera menggenggam tangan Andra yang sudah mengepal di bawah meja, seketika Andra menoleh dengan perlahan ke arah Kayla, Kayla pun segera mengangguk dengan pelan satu kali. Andra menarik nafas dalam, agar dia bisa berkonsentrasi lagi.
Sembari mengulas senyum, Kayla mengambil piring yang ada di depan Andra dan segera melayaninya seperti Mery melayani Arya, dia mengambilkan nasi dan lauk, sesuai dengan makanan kesukaan Andra. Tentu saja Kayla juga sudah hafal apa yang disukai oleh Andra, karena mereka bertiga sudah berteman cukup lama. "Nih, aku ambilkan juga untuk kamu, biar sama kayak yang di depan kita," ucap Kayla sembari menyodorkan piring yang sudah penuh pada Andra, hal itu membuat Mery mengulas senyum tipis.
"Makasih istri pura-pura ku," ucap Andra sembari menerima piring tersebut, yang seketika mengundang gelak tawa seluruh orang yang ada di meja makan.
Mereka pun akhirnya makan sembari bersenda gurau dan bercerita, tentu saja semua orang saat ini lebih fokus pada Andra, karena memang sudah beberapa tahun mereka tidak bertemu dan berkomunikasi, semenjak Andra memutuskan pindah ke luar negri. Sementara Arya hanya mendengarkan saja sembari sesekali mengulas senyum.
Meskipun lebih fokus pada Andra, tapi mereka semua tidak semerta-merta hanya mengobrol dengan Andra saja, sesekali mereka juga menanyakan perihal pekerjaan dan keluarga Arya.
"Jadi ini yang namanya Andra, sebenarnya sudah berapa lama mereka semua yang ada di sini saling mengenal? Aku lihat Andra sangat akrab sekali dengan keluarga Mery, bahkan pada asisten rumah tangga yang ada di sini pun tidak luput dia tanyakan kabarnya," monolog Arya dalam hati.
'Aku akan datang terlambat, jadi makan malam lah dulu, tidak perlu menyiapkan makan malam untukku'. Sementara semua orang sedang mengobrol saling bersahut-sahutan, Kayla menyempatkan waktu untuk mengirim pesan, karena memang malam itu dia sebenarnya sedang ada janji dengan orang lain juga.
***
Setelah selesai makan, semua orang berkumpul di ruang tengah, mereka mengobrol sembari makan puding yang tadi dibawakan oleh Andra, sementara Arya memilih naik ke kamar untuk beristirahat. Arya juga sengaja membuka sedikit celah pintu, agar dia masih bisa mendengar percakapan mereka semua.
Namun rupanya rumah Mery dan rumahnya sangatlah berbeda dari segi bentuk. Jarak mereka mengobrol dengan pintu kamar rupanya cukup jauh, sehingga Arya hanya bisa mendengarkan suara mereka dengan samar-samar saja. "Ck, kenapa tidak terdengar sama sekali suara mereka. Pasti Andra saat ini tengah membicarakan aku," gumam Arya sembari terus melihat mereka dari celah pintu yang dia buat sendiri. Arya pun mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.
Ting.
Ting.
Saat tengah asyik mengobrol, tiba-tiba saja ada notifikasi pesan yang masuk ke ponsel Ayah Haris hingga beberapa kali. "Siapa Ayah?" tanya Mery dengan khawatir, karena notifikasi pesan tersebut masuk secara beruntun.
"Tidak tahu, Ayah lihat dulu," jawab Ayah Haris sembari mengambil ponselnya yang beliau letakkan di atas meja, sementara Mama Erika segera berjalan ke arah laci dan mengambilkan kacamata.
"Besan," monolog Ayah Haris dalam hati, saat baru saja menyalakan ponselnya dan mendapati ada nama Ayah Handoko di sana.
"Siapa Yah?" tanya Mery lagi.
"Oh, ini sekretaris Ayah. Sepertinya ada berkas penting yang harus Ayah cek sekarang juga," dusta Ayah Haris.
"Istriku, tolong ambilkan laptop dan bawa ke meja makan," suruh Ayah Haris.
"Lah, bukankah lebih enak langsung mengeceknya di ruang kerja?" tanya Mama Erika.
"Aku ingin melihatnya di ruang makan," jawab Ayah Haris.
"Biar Mery yang ambilkan," ucap Mery sembari beranjak dari sofa.
"Tidak, tidak, biar Mama saja. Dia kan suami Mama, kenapa pula kamu yang ingin melayani suami Mama," ucap Mama Erika sembari berjalan ke arah ruang kerja Ayah Haris. Kayla dan Andra pun mengulas senyum setelah Mama Erika berbicara.
"Iya nih, udah punya suami sendiri, malah mau melayani suami mamanya," ucap Kayla.
"Iya nih, kurang kayaknya dia dengan satu lelaki," sahut Andra.
"Nah, kenapa jadinya kalian mengeroyokku! Dia kan ayahku!" kesal Mery yang malah membuat Kayla dan Andra tertawa bersama.
"Lihatlah ini, kiriman dari besan," bisik Ayah Haris saat Mama Erika sudah sampai di ruang makan sembari membawa laptop.
"Kiriman apa?" tanya Mama Erika yang tiba-tiba saja ikut berbisik. Ayah Haris segera menyodorkan ponselnya pada Mama Erika. Mama Erika pun segera menerima ponsel tersebut dan duduk di sebelah Ayah Haris.
Di ponsel tersebut, Mama Erika melihat beberapa foto Arya dan Mery sedang tertawa dengan lepas di pinggir jalan sembari memakan jajanan.
"Jadi laptop ini hanya alasanmu saja?" tanya Mama Erika sembari terus menggeser layar ponsel dan melihat banyak foto putrinya di sana.
"Iya, awalnya aku tidak tahu kalau besan mengirimkan foto mereka berdua, aku kira besan ingin merundingkan sesuatu," jelas Ayah Haris.
"Foto ini betulan atau editan?"tanya Mama Erika yang tidak ingin langsung percaya.
"Besok aku akan hubungi besan untuk menanyakannya," jawab Ayah Haris.
"Kalau foto ini betulan kan syukur ya, ternyata Arya juga menyayangi putri kita, jadi selama ini mungkin kita hanya berburuk sangka saja, saat dia tidak ikut andil dalam mempersiapkan acara pernikahan," ucap Mama Erika.
"Iya, mungkin dia memang beneran sibuk, karena kan setelah menikah dia mengambil cuti. Mungkin dia tidak mau ada pekerjaan yang masih terbengkalai di hari bahagianya." Ayah Haris mencoba memberikan spekulasi yang masuk akal, sementara Mama Erika mengangguk tipis beberapa kali.
"Ayah, daripada kamu menelepon besan hanya untuk menanyakan ini, lebih baik kita undang saja mereka untuk makan siang atau makan malam bersama, nanti kita juga bisa menanyakan banyak hal yang kita ingin tahu," ucap Mama Erika.
"Iya, benar juga, sepertinya itu juga terlihat lebih sopan," ucap Ayah Haris sembari mengulas senyum. Mereka berdua pun segera menatap Mery yang tertawa lepas, bercanda gurau dengan sahabat-sahabatnya, kemudian mengulas senyum secara bersamaan.