Laluna adalah seorang dokter muda yang memiliki keistimewaan tersendiri yaitu dia seorang indigo.
Laluna selalu mengungkapkan setiap kasus kematian yang janggal dengan cara masuk ke masa lalu sang arwah dengan lintas waktu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melody Cahaya Cinta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31 misteri arwah cewek penasaran part 5
Saat ini Luna sudah berpindah waktu dan juga tempat.
Kini dia berada lagi di rumah Anggi dan disana dia melihat Alex sedang berdiri di depan pintu.
Tak berselang lama Anggi pun keluar dari dalam rumah dan langsung menghampiri Alex.
"Sudah lama nunggu ya sayang??" tanya Anggi.
"Tidak kok, gimana sudah siap??" tanya Alex balik.
"Iya aku sudah siap tapi ngomong-ngomong kita mau kemana??" tanya Anggi.
"Sudah ikut saja pokoknya aku akan ajak kamu kesuatu tempat yang sangat menyenangkan" ujar Alex.
Saat itu hari sudah malam, Alex menjemput Anggi sesuai dengan janjinya tadi.
Anggi yang tidak tau akan rencana Alex pun sama sekali tidak menaruh curiga.
"Anggi jangan ikut dia, dia jahat" ujar Luna.
Tapi ya percuma saja, mau sekeras apapun usaha Luna semuan kan sia-sia karena baik Anggi ataupun yang lainnya juga tidak akan bisa mendengarnya.
Anggi dan Alex kemudian berjalan mendekati sepeda motor Alex, setelah sampai di sepeda motor maka mereka berdua langsung naik kemudian bergegas pergi.
"Oh ya sayang apa tadi Mama sama Papa kamu sudah pulang??" tanya Alex saat dalam perjalanan.
"Sudah kok sayang" jawab Anggi.
"Terus apa mereka tau kamu pergi sama aku??" tanya Alex lagi.
"Iya tau, tadi aku bilang mau jalan sama kamu. Memangnya kenapa sayang??" jawab Anggi.
"Tidak kenapa-kenapa kok" jawab Alex singkat dan setelah itu dia diam saja karena fokus mengendarai sepeda motornya.
*kenapa dia malah ngomong sama orang tuanya kalah pergi sama aku?? Sudah tau Papanya galak banget eh malah ngomong lagi, ahhh tapi biarin saja toh setelah hari ini aku juga tidak akan bersama Anggi lagi jadi aku tidak harus bertemu orang tuanya lagi*,,,, gumam Alex dalam hati.
Memang kenyataan sebenarnya adalah kalah Papa Anggi adalah orang yang tegas dalam mengawasi Anggi, bahkan kalau Alex datang ke rumahnya untuk apel saja pasti Papa Anggi akan ikut duduk bersama mereka dengan berpura-pura main ponsel.
Tujuannya adalah untuk mengawasi Anggi serta Alex agar tidak berbuat aneh-aneh.
───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN...
Singkat cerita beberapa saat telah berlalu, akhirnya Alex dan Anggi sampai di sebuah tempat.
Tempat itu bisa di bilang taman tapi taman yang sudah tidak terpakai lagi atau jarang sekali yang datang.
"Loh sayang kok kita kesini??" tanya Anggi.
"Kita istirahat sebentar ya sayang, aku mau buang air kecil dulu" jawab Alex.
"Oh gitu tapi memangnya ada toilet disini??" tanya Anggi lagi.
"Ada kok, kamu tunggu disini dulu ya sebentar saja kok" jawab Alex.
"Oke" sahut Anggi.
Alex kemudian berjalan menjauh dari Anggi, sedangkan Anggi duduk di bangku taman yang ada di belakangnya.
Luna terus mengawasi gerak-gerik Alex dan terus mengikuti kemanapun dia pergi.
Ternyata sebenarnya Alex tidak pergi ke toilet melainkan dia menemui Rudi dan juga Budi.
Rudi dan Budi sudah menunggu di taman itu,karena sebelumnya mereka juga sudah janjian sebelumnya.
"Sudah kuduga" gumam Luna.
"Gimana sudah siap??" tanya Alex.
"Ya kami sudah siap, dimana dia??" jawab Rudi.
"Dia ada di sana, sekarang tugas kalian cepat lakukan" jawab Alex.
"Oke beres, ayo Rud" jawab Budi.
Rudi dan Budi kemudian beranjak dari tempat duduknya, lalu melangkahkan kedua kakinya menghampiri Anggi.
Mereka berdua berjalan perlahan mendekati Anggi namun mereka berani dari belakang saja.
Anggi yang masih menunggu Alex tidak sadar kalau ada bahaya yang sedang mengintainya.
Tanpa peringatan ataupun aba-aba tiba-tiba Rudi langsung memb*kap mulut dan hidung Anggi dari belakang menggunakan sapu tangan yang sudah diberikan ob*t bius.
"Emm... Emmm" gumam Anggi mencoba memberontak tapi percuma saja.
Perlahan tubuh Anggi langsung lemas dan akhirnya tidak sadarkan diri.
"Gimana??" tanya Alex yang langsung keluar dari tempat persembunyiannya,
"Beres, ayo cepat bawa dia pergi dari sini" jawab Rudi.
Rudi dan Alex langsung mengangkat tubuh Anggi sedangkan Budi membawa sepeda motor milik Alex.
Luna terus mengikuti mereka dan ternyata mereka membawa Anggi ke sebuah toilet bekas yang sudah tidak terpakai lagi.
Disana begitu gelap dan hanya dapat penerangan dari lampung dari jalan saja.
Anggi didudukkan di atas toilet dan masih dalam keadaan pingsan.
"Wih kayaknya mantap banget ini" ujar Budi.
"Ingat Lex, jangan lupa sama janji kamu" ujar Rudi.
"Iya aku tau kok, aku tidak akan lupa tapi biar aku menikmati dulu" jawab Alex.
Alex kemudian menyipratkan air ke wajah Anggi agar Anggi bangun dan benar saja setelah itu Anggi pun terbangun.
"Dimana aku??" tanya Anggi kaget.
Belum juga hilang rasa bingung Anggi tiba-tiba Anggi di tambah bingung saat melihat ada 3 cowok.
"Sayang, mereka siapa?? Ini ada apa??" tanya Anggi.
"Tenang saja aku akan bikin kamu terbang ke awan, hahaha" jawab Alex.
"Mak... Maksud kamu apa??" tanya Anggi mulai ketakutan.
"Sudahlah Lex ngapain sih basa-basi, langsung saja" ujar Rudi.
"Betul kami kan juga sudah tidak sabar" sahut Budi.
Alex kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Anggi, hal itu sungguh membuat Anggi semakin ketakutan.
"Tidak!!! Jangan lakukan itu aku mohon, tolong!!" rengek Anggi.
"Lex jangan biarkan dia berteriak, kalau sampai ada yang dengar bisa bahaya" kata Budi.
Tanpa pikir panjang Rudi langsung mengambil sapu tangan miliknya dan menyumpal mulut Anggi agar tidak berteriak.
Malam itu Anggi benar-benar dig*lir oleh tiga orang biadab itu.
Mahkota yang selama ini di jaganya harus hilang dengan cara yang sangat tragis seperti itu.
"Aku tidak sanggup lagi" ujar Luna.
Luna kemudian memutuskan untuk berpindah waktu saja.
───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───
Saat ini Luna sudah berpindah waktu dimana ketiga orang itu sudah selesai melakukan pemerkaosan pada Anggi.
Terlihat juga Anggi sudah sangat lemas tidak berdaya.
"Kalian benar-benar jahat, aku tidak akan laporkan kalian ke polisi" ucap Anggi dengan nada sangat lemah.
"Gawat ini Lex, kalah nanti dia benar-benar lapor polisi bisa gawat kita" ucap Budi.
"Aku tidak akan membiarkannya"jawab Alex.
Entah Alex kesambet setan darimana tiba-tiba Alex menc*kik leher Anggi.
Anggi dengan sisa tenaganya berusaha memberontak tapi semuanya sia-sia belaka.
Dan tak berapa lama akhirnya tubuh Anggi lemas dan tidak bergerak lagi.
"Apa dia sudah mati??" tanya Rudi.
"Biar aku cek" jawab Budi.
Budi mengecek keadaan Anggi tapi ternyata masih ada sedikit denyut nadinya.
"Dia belum mati" jawab Budi.
"Ahhhk kelamaan" ujar Alex.
Alex tiba-tiba saja berjalan kearah sepeda motornya dan tak berapa lama Alex kembali dengan tangan menggenggam pisau.
Pisau itu dia ambil dari dalam jok sepeda motornya, itu bukan pisau biasa tapi sebuah pisau belati.
"Kamu mau apa dengan pisau itu Lex???" tanya Rudi.
"Aku akan b*nuh dia agar rahasia kita aman" jawab Alex.
"Tapi Lex" sanggah Budi.
"Sudah jangan banyak omong, kalian tinggal pilih saja mau bantu aku atau kalian yang masuk penjara??" tanya Alex memberikan pilihan.
"Sudah Bud, ikuti saja" sahut Rudi.
"Ba... Baik" jawab Budi.
"Sekarang kalian pegangin dia, agar tidak memberontak dan kamu tutup mulutnya" perintah Alex.
Budi dan Rudi langsung menuruti perintah dari Alex itu, memang sebenarnya mereka tidak ingin melakukannya tapi disisi lain mereka juga tidak mau masuk penjara.
Setelah itu apa yang terjadi selanjutnya sungguh membuat tubuh Luna lemas selemas-lemasnya.
Apa yang terjadi selanjutnya???
Penasaran...
Yuk tunggu update bab terbarunya besok...
Selamat membaca semuanya..