NovelToon NovelToon
Sistem Kultivasi Harem : Penakluk Wanita

Sistem Kultivasi Harem : Penakluk Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Transmigrasi / Dan budidaya abadi / Sistem / Harem
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: AYN02

Sebuah kecelakaan membawa Sora Langi ke dunia kultivasi, bersama sistem kultivasi harem akankah dia bisa kembali ke bumi? Sistem milik Sora tidak biasa, kalau mau jadi kuat harus sering melakukan kontak fisik dengan lawan jenis. Semakin intim kontak fisik semakin besar poinnya, akankah Sora mampu melangkah maju bersama sistem?

(Ding! Pegangan tangan dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berciuman dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berpelukan dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berhubungan i...., poin harem +...)

Tentu saja, meski caranya absurd, Sora Langi pasti melangkah maju sambil mengumpulkan kecantikan di kanan dan kiri. Anak tetua desa yang cantik tapi pemalu, ketua sekte yang tegas dan dingin, dewi perang yang ditakuti miliaran orang, semua akan menjadi miliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYN02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-

"Bandit berengsek! Tidak ada ampun untuk kalian, hari ini kami yang mati atau kalian yang mati!" Tetua desa muncul bersama penduduk desa pria dengan membawa parang, tombak dan anak panah.

Mereka siap bertarung sampai mati, namun pemandangan yang mereka lihat membuat semua orang terpana sampai tidak bisa berkata - kata.

Mereka melihat mayat bandit yang acak - acakan sementara seorang pemuda berdiri dengan gagah di tengah genangan darah.

"Sora? Apa kamu yang melakukan semua ini?" Tetua desa bertanya namun tidak menerima jawaban dari Sora. "Sora, apa kamu baik - baik saja?"

"Ayah! Tolong selamatkan Sora! Dia mungkin kelelahan karena melawan semua bandit sendirian!" Melati berteriak mengingatkan ayahnya.

"Melati! Jadi kamu baik - baik saja?!" Tetua desa ingin menghampiri Melati, tapi malah dibentak olehnya.

"Sekarang bukan waktunya reuni! Kumohon selamatkan Sora!" Mata Melati berkaca - kaca seperti akan menangis di detik berikutnya.

Ekspresi tetua desa berubah, dia segera meminta sebagian penduduk desa untuk membawa Sora kembali ke desa. Dengan kerja sama penduduk desa, mereka berhasil kembali dengan selamat kecuali Sora.

Sejak pulang dari lokasi pembantaian, Sora mengalami demam yang sangat tinggi sampai siapa pun tidak akan tahan mengukur suhu tubuhnya dengan tangan.

Para wanita dewasa secara bergantian merawat Sora. Kali ini tidak ada rasa cemburu dari para suami, mereka sangat berterima kasih kepada Sora, sampai secara tidak sadar mengubur dalam - dalam rasa cemburu mereka.

Sebagian besar wanita memang bergantian merawat Sora, tapi ada satu wanita yang tidak pernah meninggalkan sisi Sora, wanita itu adalah Melati.

Melati berulang kali lupa makan hanya untuk merawat Sora. Setiap detik, setiap menit, setiap jam dan hari dilakukan dengan tulus dan penuh cinta.

Sora mungkin pria paling beruntung di dunia karena memiliki hubungan dengan wanita secantik dan sebaik Melati.

Pria mana pun pasti iri dengan perlakuan yang diberikan Melati kepada Sora. Tapi sekarang bukan saatnya membahas itu, yang paling penting adalah memikirkan cara untuk menyembuhkan Sora.

Melati menggenggam tangan Sora. "Kumohon jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa hidup tanpamu." Biasanya pernyataan ini diucapkan seorang pria pada wanita yang sedang sakit atau sekarat, tapi sekarang peran mereka malah berbalik.

....

Di saat penduduk desa khawatir dengan kondisi Sora. Kesadaran Sora saat ini terjebak di dunia mengerikan dengan lautan darah di bagian bawah sementara bayangan kematian tercermin di langit.

"Arghhh! Lepas! Kalian sudah mati jadi pergilah ke neraka!" Sora berteriak sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeraman bandit gunung yang berusaha menenggelamkannya ke dalam lautan darah.

Sora tidak tahu pasti tapi dia merasa tidak boleh tenggelam ke lautan darah. Tidak ada yang bilang padanya, Sora berpikir begitu berdasarkan insting primitif untuk bertahan hidup.

Pemandangan ini bertahan sangat lama, Sora tidak bisa lepas dari cengkeraman bandit gunung sementara bandit gunung tidak bisa menenggelamkan Sora.

Bisa dibilang mereka terjebak di jalan buntu tanpa adanya penyelesaian. Kalau terus begini, Sora mungkin akan terjebak selamanya di dunia mengerikan ini.

(Ingatlah, Tuan masih punya orang tua di bumi yang menunggu kepulanganmu.) Suara Luna menggema di benak Sora.

"Luna, kamu di mana? Tolong aku, aku muak dengan semua ini."

(Ini adalah dunia ciptaan Tuan Rumah. Aku tidak bisa membantu apa - apa selain mengingatkan Tuan Rumah.)

"Apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari sini?"

(Jadilah diri sendiri, kalahkan rasa takut dan jadilah kultivator sejati.)

"..." Sora terdiam seribu bahasa. Bicara sangat mudah tapi dia yang harus melakukannya bingung harus memulai dari mana.

Sora memejamkan mata dan mengingat kenangan indahnya saat bersama keluarga di bumi. Meski dia tidak punya banyak kenangan indah, Sora masih bisa tersenyum saat mengingatnya.

Selain kenangan indah di bumi, Sora sekarang punya kenangan indah di dunia ini. Momen menghabiskan waktu bersama Melati merupakan kenangan terindah yang baru - baru ini dirasakan Sora.

Perlahan hati Sora diselimuti rasa hangat yang memberinya kekuatan untuk melepas satu kaki dari cengkeraman bandit gunung.

Tubuh Sora mulai memancarkan cahaya super terang sampai mampu mengubah seluruh pemandangan dari dunia mengerikan ini.

Sosok bandit gunung lenyap satu per satu, Sora tidak perlu lagi berusaha melepaskan kaki dari cengkeraman mereka.

Api emas mengalir keluar dari tubuh Sora, membakar dunia mengerikan ini dalam hitungan detik.

Sora yang baru saja keluar dari dunia mengerikan langsung kembali ke kenyataan. Dia membuka mata lalu menatap sekeliling dengan ragu.

Sora terkejut saat sadar kalau tangannya sedang digenggam Melati yang sedang tidur. Dia kembali mengamati sekeliling lalu mengecek status karakter sebelum akhirnya memahami situasi.

Sebelum pingsan, Sora tidak punya poin harem yang tersisa tapi kini ada lebih dari tiga puluh ribu poin harem di saldo.

Poin harem sebanyak ini tidak mungkin diperoleh tanpa akumulasi selama beberapa hari dan kontak fisik yang sering dengan lawan jenis.

Sekarang memang cuma ada Melati, tapi di ruangan ini masih tersisa aroma wangi dari beberapa wanita dewasa. Dengan kata lain, tadi ada banyak wanita dewasa di sini.

Mungkin mereka bergantian merawat Sora, itulah penjelasan terbaik mengenai kenapa banyak jenis wewangian yang bercampur di ruangan ini.

(Bagaimana kondisi Tuan Rumah?) tanya Luna.

'Jauh lebih baik, rasanya seperti menjadi kultivator yang sebenarnya.' Sora menjawab sambil mengepalkan tinjunya.

Mungkin karena terganggu dengan gerakan otot Sora, Melati terbangun dan menatap ragu ke wajah Sora.

"Yo, selamat pagi, tidurmu nyenyak ya, dasar putri tidur." Sora tersenyum menggoda.

Melati melamun selama beberapa detik lalu air mata mulai menggenang di matanya.

"Sora!" Melati melompat dan memeluk Sora. Dia tidak peduli pada apa pun selama bisa memeluk erat Sora.

Kalau Sora bukan kultivator, dia bisa mati sesak karena tindakan Melati.

Puk puk puk!

Sora menepuk punggung Melati beberapa kali sampai membuatnya lebih rileks. Melati terus menangis sambil memeluk Sora, mungkin dia tidak akan melepasnya sampai tangisannya berhasil.

"Maaf membuatmu khawatir, sekarang aku baik - baik saja." Sora terus mencoba menenangkan Melati.

Akhirnya Melati sedikit meregangkan pelukannya. Sora memanfaatkan ini untuk mendorongnya mundur lalu membersihkan sisa air mata di wajah Melati.

"Jangan nangis, Melati bukan wanita cengeng, kan?"

"Berisik! Ini salahmu karena membuat orang khawatir!" Melati menyilangkan tangan di depan dada lalu cemberut kesal.

Sora tersenyum lalu mengulurkan tangan untuk mencubit pipi Melati. "Aku tahu, itulah kenapa tadi aku minta maaf."

"..." Melati tetap tidak bergeming meski pipinya dimainkan dengan sesuka hati oleh Sora.

Sora yang ketagihan terus memainkan pipi Melati sampai membuat Melati gagal mempertahankan wajah datarnya.

"Berhenti! Aku menyerah jadi berhenti memainkan pipiku." Melati memelas tapi diabaikan Sora.

"Ini sangat nyaman di pegang, aku mungkin tidak bisa berhenti." Sora tersenyum bercanda.

"Kalau tidak berhenti sekarang, aku akan membencimu!"

Sora langsung menarik tangannya.

Melati mengelus pipi yang memerah dengan ekspresi kesal di wajahnya.

"Melati, aku cinta padamu, maukah kamu jadi pacarku?"

"Eh?" Melati yang tiba - tiba ditembak bingung harus bereaksi seperti apa.

"Bagaimana? Apa kamu mau jadi pacarku?" tanya Sora.

"..." Melati merenung, dia terlihat ragu untuk menjawab pernyataan cinta Sora. Melati suka Sora, kalian tahu itu, tapi beda cerita kalau kita membahas hubungan sepasang kekasih.

Jujur saja Melati ingin bersama Sora, tapi dia tidak mau menjadi beban Sora. Itulah yang menimbulkan rasa ragu di hati kecil Melati.

...

..

.

Bersambung...

1
Nino Ndut
aneh bener mc nya..bener2 g paham hidup didunia apa...hadehh
Nino Ndut
masih kebawa dirinya yg hidup didunia modern..padahal katanya sering baca cerita kultivasi tp kayak masih g paham hakekatnya..masih blom paham ma mc nih
AgamYupi02: Bantu jawab sedikit ya. Ibarat kata yang dipahami Sora cuma teori sementara prakteknya lebih gelap daripada yang dipikirkan.
total 2 replies
Nino Ndut
sejauh ini cm 2 kata buat mc, bodoh n naif
Nino Ndut
masih bingung ma karakter mc nya nih
AgamYupi02
Kontraknya lama, kagak sat - set kek pf sebelah 🤣
Ofu Madu
lanjut
AgamYupi02
Tes, butuh dukungan! Kasih poin vote dll biar tambah semangat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!