Menjadi Baby Sitter Anak CEO

Grayson membawa Laura kembali kerumahnya. Tiba di rumah Grayson menyerahkan Ella pada bibi lalu dia membawa Laura ke kamar.

Cekleek

klik

Grayson membuka pintu kamar lalu mengunci nya setelah mereka masuk. setelah mengunci pintu baru Grayson melepaskan tangan Laura.

" tuan mau apa bawa saya kesini?" tanya Laura.

" duduklah, ada banyak hal yang ingin ku bicarakan " ujar Grayson.

Grayson kembali mengandeng tangan Laura membawa Laura duduk di sofa yang ada di kamarnya. Laura pun menurut dan duduk.

" cepat katakan, aku ingin segera pulang" ujar Laura.

Grayson menatap Laura " yang pertama kamu tidak boleh memanggilku tuan lagi"

Laura membalas tatapan itu. Dia binggung dengan maksud dari ucapan Grayson. Tidak boleh memanggil dia tuan? lalu harus dia panggil apa? Nama? Bukanya itu tidak sopan?

" lalu apa?" tanya Laura

" call me Daddy, Honey, sayang" ujar Grayson santai " tinggal kamu pilih mau yang mana. Ketiganya pun nggak papa"

Laura mendelik, panggilan macam apa itu? Daddy? memang nya dia anaknya Grayson? Terus honey? sayang? Memang nya hubungan mereka sepesial?

" aku bukan anak mu ngapain aku memanggilmu Daddy? Honey, sayang? aku bukan kekasih mu"

Grayson tersenyum, berada di dekat Laura membuat nya ingin terus tersenyum. rasanya nyaman dan aman, dia sangat betah berada di samping Laura.

" kau bukan kekasih ku, tapi calon istri ku" ujar Grayson.

" sudah ku bilang! Aku tidak ingin menikah dengan mu!" just Laura menatap kesal Grayson yang suka memaksa dirinya.

" surat surat nya sudah di urus oleh asisten ku. secepatnya kau akan menjadi istri ku" ujar Grayson.

Laura menatap muak pada Grayson. bisa bisa nya Grayson mengambil keputusan sepihak pada keputusan sebesar ini? Dia pikir rumah tangga akan berjalan baik jika di awali dengan paksaan?

" kau mungkin bisa memaksa ku untuk menikah dengan mu, kau bisa mengurus semua surat suratnya agar aku resmi menjadi istri mu. dan kau bisa melakukan banyak hal agar tubuh ku menjadi milik mu. tapi satu hal yang harus kamu tahu, hati ku tidak akan pernah bisa kamu miliki"

mata Grayson menajam saat mendengar ucapan Laura. Rahangnya mengeras, tangan nya bergerak meraih pinggang Laura menarik Laura agar lebih dekat dengannya. Hingga kini tubuh keduanya menelpon.

" kita lihat, sekuat apa kau bisa menahan hati mu untuk tidak jatuh cinta pada ku" ujar Grayson menatap manik mata Laura yang berada tepat di depan matanya.

" selama nya" jawab Laura tanpa ragu.

cup!

Grayson mencium bibir Laura dengan ganas. dia mencengkram kuat pinggir Laura, dia tidak suka mendengar jawaban Laura. Hingga membuat emosinya meledak tidak mampu dia tahan.

mphhh

Laura memberontak. dia ingin melepaskan ciuman itu. kedua tangan nya terus memukul dada Grayson. namun Grayson tidak memperdulikan itu. Bibirnya terus bergerak melumat bibir Laura dengan liar tidak memberikan kesempatan untuk Laura bernafas.

Tubuh Laura melemah, dia berhenti memberontak, kedua tangan nya berhenti pada dada Grayson. dia teringat kembali pada momen pertama kali dia dan Kendra berciuman.

" Kendra...." bisiknya pelan saat Grayson melepaskan ciumannya.

Grayson dapat mendengar bisikan itu. Dadanya semakin panas mendengar nama pria lain keluar dari mulut Laura saat mereka berciuman. apa Laura membayangkan pria lain?

Grayson melepaskan Laura lalu bangkit dan pergi dari sana. Grayson pergi meninggalkan kamar itu.

Laura terduduk lemas di sofa, dia menunduk, tatapan nya sendu, air matanya menetes keluar. dia benar benar tidak bisa melupakan Kendra. dia juga ingin melupakan kenangan kenangan indahnya dengan Kendra. namun dia tidak pernah bisa melakukan itu. semakin dia berusaha untuk lupa maka rasa itu semakin tumbuh.

" kak Kendra, seandainya kakak tidak pergi. saat ini kita pasti bahagia bersama. Kita pasti sudah menikah, memiliki anak anak yang lucu"

Laura bangkit dari duduknya. dia berjalan ke kamar mandi mencuci wajahnya. dia ingin keluar dan pergi dari sini. namun saat ingin membuka pintu kamar, ternyata pintu itu di kunci dari luar.

" sialan! Pria itu mengurung ku!"

Laura kesal, dia menendang pintu itu dengan kuat. Hingga menimbulkan suara benturan dan juga rasa sakit pada kakinya.

" aw! Sakit sekali" desis nya merasakan kuku ibu jari kakinya teras sangat sakit.

Laura berjalan ke kasur lalu duduk dan melihat jari kaki nya yang memerah. Sepertinya ibu jari kakinya memar.

" ahh! Menyebalkan!!"

Laura berbaring di kasur itu dengan setengah kakinya bejulang kebawah dan badannya terbaring di atas tempat tidur menatap langit langit kamar.

Laura melamun, dia memikirkan perjalanan hidupnya yang terasa berat. Hingga dia tiba di titik ini. Dan sampai detik ini dia belum menemukan kebahagiaan nya. Hingga tanpa terasa dia tertidur.

Sedangkan Grayson. dia berada di ruangan bawa tanah. Dia menghajar Muklis yang terikat di tiang. Dia menghajar pria lemah itu tanpa memberikan ampun. Melampiaskan semua kemarahan nya.

hingga Grayson tidak lagi mendengar suara jeritan Muklis, dia tidak lagi mendapatkan gerakan di tubuh pria itu. Baru dia berhenti memukul nya.

" Perisak" ujar Grayson pada anak buah nya.

" sudah tidak bernyawa lagi tuan" ujar anak buahnya setelah mengecek nafas dan denyut nadinya.

Bagaimana tidak? Muklis di siksa setiap hari. Dia hanya mendapatkan makanan sehari sekali. tentu saja tubuhnya sangat lemah. di tambah lagi Grayson datang dan terus menghajar nya. tentu saja Muklis tidak kuat.

" buang, berikan pada buaya " ujar Grayson.

Grayson mengambil sapu tangan dan membersihkan tangan nya yang terdapat noda darah.

Sebelum pergi, dia menatap Anjeli yang saat ini didik meringkuk di sudut ruangan menatap takut pada Grayson.

Keadaan anjeli sudah sangat berbeda dari sebelumnya. Tubuhnya kurus dan tidak terawat. Kata anak buah nya, Anjeli sering kesakitan.

" keluarkan wanita itu" ujar Grayson " bawa dia ke salon, percantik dan terus awasi terus jangan sampai dia kabur "

setelah mengatakan itu dia pun segera pergi dari sana. dia akan kembali ke kamarnya lalu mandi.

Grayson membuka pintu kamar nya yang tadinya di kunci rapat. saat dia masuk dia dapat melihat Laura yang tertidur dengan posisi yang tidak seharusnya.

Grayson mendekat, dia melepaskan bajunya yang terdapat noda merah lalu mengendong tubuh Laura yang tertidur lelap lalu membaringkan Laura dengan benar.

" papa jangan pergi, jangan tinggalkan aku" rancau Laura menggenggam tangan Grayson erat. dia memeluk tangan itu " Kendra... Kendra.... Jangan Pergi, jangan tinggalkan aku"

Grayson berdiri menatap wajah gelisah Laura yang terus memanggil dua pria yang sangat Laura sayangi. Dadi sini, Grayson tahu jika Laura sangat mencintai Kendra.

Grayson menghela nafas, lalu melepaskan genggaman tangan Laura secara perlahan. dia menunduk dan mencium kening gadis itu.

" aku yakin, suatu saat kau pasti akan mencintai ku" ujar Grayson lalu dia pergi ke kamar mandi.