Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Kita Akhiri Saja Hubungan Kita
Kirana menatap deretan nomer yang muncul di layar ponselnya. Dia tidak mengenal nomer itu dan sepertinya nomer itu baru kali ini menghubunginya.
Kirana ragu ingin mengangkat panggilan telepon itu. Namun, setelah nomer itu kembali menghubungi untuk yang kedua kalinya, dia akhirnya mengangkat panggilan telepon dari nomer asing itu.
"Halo?" Kirana menyapa si penelpon.
"Selamat siang, benar ini dengan Ibu Kirana Saraswati?" tanya orang dari telepon Kirana yang tak laik adalah Gusti.
"Dari mana, ya?" tanya Kirana, karena penelpon itu mengetahui dan menyebut nama lengkapnya.
"Perkenalkan saya Gusti, Bu. Saya dari kantor advokat Mitra Hukum Indonesia. Saya ditunjuk Pak Bryan untuk mengatasi masalah rumah tangga Beliau dengan Ibu Kirana." Gusti akhirnya memberitahu dirinya sebagai pengacara Bryan.
Kirana menghempas nafas panjang karena ternyata suaminya menunjuk pengacara yang ia duga akan mempersulit rencana perceraian mereka.
"Ada apa Bapak menghubungi saya? Kalau Bapak diminta suami saya untuk membatalkan proses perceraian, sebaiknya lupakan saja!" Dengan kata-kata bernada ketus, Kirana menolak apa pun bentuk usaha Bryan yang ingin menghalangi gugatan perceraiannya.
"Maaf, Bu Kirana, apa kita bisa bertemu untuk mendiskusikan masalah ini. Saya rasa Pak Bryan dan Ibu perlu melakukan mediasi lebih dulu. Supaya anak-anak Ibu dan Pak Bryan tidak menjadi korban perceraian orangnya." Gusti menyarankan langkah terbaik untuk rumah tangga kliennya sesuai tugasnya.
"Tolong Bapak sampaikan pada suami saya, saya nggak butuh mediasi! Keputusan saya juga sudah bulat! Saya tetap pada pendirian saya untuk bercerai!" Kirana langsung mengakhiri sambungan telepon secara sepihak dengan Gusti karena dia enggan membahas soal tawar menaar perceraiannya.
"Harusnya kamu tahu resikonya akan seperti apa kalau berani berselingkuh, Mas. Aku nggak bisa memberi kesempatan kedua. Dikhianati itu menyakitkan dan kamu sudah memilih menyakiti aku dengan perselingkuhanmu itu," batin Kirana yang tak bisa berdamai dengan Bryan.
***
Kirana keluar makan siang bersama Rita menggunakan motor milik Rita. Karena Reva ditemani neneknya, Kirana bisa bekerja dengan tenang tanpa diganggu oleh putrinya itu.
"Na, itu mobil suamimu, kan?" Ketika hendak keluar dari kantor, Rita melihat mobil Bryan terparkir di bahu jalan depan kantor mereka.
Kirana mencari keberadaan mobil yang ditunjuk Rita. Dia pun berdecak saat melihat sosok Bryan berdiri bersandar di mobil.
"Apa lagi, sih? Sudah aku bilang nggak usah menghambat proses perceraian, masih saja berusaha mempengaruhiku!" gerutu Kirana dalam hati.
"Rit, aku turun sebentar, mau bicara sama Mas Bryan." Kirana tak mungkin mengabaikan Bryan yang datang ke kantornya, sehingga ia minta waktu pada Rita untuk bicara dengan pria yang masih berstatus suaminya itu.
"Oke, Na." Rita menghentikan laju motornya sebelum melintasi mobil Bryan untuk menurunkan Kirana, lalu ia pun meninggalkan Kirana dan menunggu di tempat yang tak terlalu jauh dari posisi Kirana saat ini. Dia ingin memberi kesempatan kepada Kirana dan Bryan untuk berbicara empat mata menyelesaikan permasalahan mereka.
"Yank ...."
"Mau apa lagi Mas temui aku?" Nada bicara dan ekspresi wajah Kirana menunjukkan kalau ia merasa terganggu dengan kehadiran Bryan di hadapannya saat ini.
"Yank, tolong beri aku kesempatan. Aku janji nggak akan mengulang lagi kesalahanku itu. Aku akan berikan apapun yang aku miliki untuk kamu. Rumah kita, tabunganku, mobilku, semuanya untuk kamu, Yank. Asal kamu urungkan keinginan untuk bercerai denganku." Bryan sampai rela memberikan seluruh hartanya untuk Kirana, asalkan istrinya itu tetap bersamanya. "Aku akan bertemu dengan pengacaraku untuk mengurus pelimpahan semua harta milikku hari ini juga, Yank." Bryan terus mencoba meluluhkan hati Kirana.
Kirana tersenyum sinis dan menatap tajam pada Bryan.
"Aku nggak butuhkan semua itu, Mas. Yang aku butuhkan hanya kesetiaan kamu, tapi nyatanya kamu nggak bisa kasih kesetiaan itu pada rumah tangga kita. Jadi, jangan salahkan aku, kalau aku memutuskan untuk berpisah," tegas Kirana yang tetap tidak ingin meneruskan rumah tangganya dengan Bryan.
"Mas nggak perlu menyuruh pengacara untuk melakukan mediasi, karena itu nggak ada gunanya! Keputusan aku sudah bulat, kita bercerai! Anak-anak nanti aku yang asuh, karena aku nggak mau anak-anakku tinggal bersama orang-orang yang udah menyakiti Mama mereka." Mungkin Kirana terkesan egois, tapi itu bentuk kekecewaannya yang mendalam terhadap pengkhianatan Bryan.
"Apa kita benar-benar nggak bisa bersama lagi, Yank?" Brian tampak putus asa karena sulit mempengaruhi Kirana untuk berubah pikiran.
"Mas nggak usah khawatir, Mas masih punya Maudy. Mas bisa bawa dia ke rumah yang selama ini kita tempati. Jadi, kalian berdua tidak perlu bersembunyi-sembunyi lagi seperti dulu, Kalian berdua bisa punya anak, jadi nggak perlu merasa kehilangan Ryan dan Reva!" sindir Kirana dengan tatapan sinis.
"Dan aku minta satu hal dari Mas, jangan coba menghalangi proses perceraian ini, meski Mas mau bu nuh aku sekalipun, aku nggak akan berubah pikiran!" tegas Kirana mengisyaratkan apa pun yang dilakukan Bryan untuk menghalangi niatnya bercerai, dia tetap bergeming.
"Yank, jangan bicara seperti itu! Aku nggak mungkin melakukan itu, Yank." Bryan kaget mendengar ucapan Kirana tadi.
"Aku rasa sudah tidak ada lagi yang perlu aku jelaskan, sebaiknya Mas segera pergi dari sini!" pungkas Kirana lalu berjalan menghampiri Rita dan meninggalkan Bryan yang tampak kecewa dengan keputusannya.
Bryan sampai memu kul mobilnya sendiri ketika Kirana berlalu dari hadapannya. Karena kebod0hannya ia harus kehilangan orang-orang yang mencintainya.
Selama ini Kirana tak pernah bersikap keras kepala apalagi sampai menentang dirinya. Dia sadar, luka yang ia toreh di hati Kirana sangat menyakitkan hingga akhirnya wanita yang sudah sepuluh tahun menjadi istrinya itu berubah sikap terhadapnya.
Ddrrtt ddrrtt
Bryan merogoh ponsel di saku bagian dalam blazernya, ketikanya mendengar ponsel berbunyi. Saat ia melihat nama Maudy yang menghubungi, Bryan langsung menampakkan ekspresi tak senang. Hal itu karena pengaruh keputusan Kirana yang hendak berpisah dengannya.
"Halo?" Dengan nada dingin Bryan menyapa Maudy.
"Mas, kenapa Mas jarang hubungi aku sekarang ini? Bahkan, telepon dan pesan aku pun jarang Mas respon." Maudy mempertanyakan sikap Bryan yang berubah padanya.
"Seharusnya kamu mengerti, Dy. Aku sedang pusing dengan gugatan cerai istriku. Jangan tambah beban aku dengan keluhanmu itu!" Bryan seakan tak perduli apa yang dirasakan Maudy karena dia sendiri pun sedang pusing tujuh keliling.
"Tapi aku juga istri kamu, Mas. Meskipun kita menikahi siri, status aku tetap istri kamu!" Merasa Bryan pilih kasih dan tak menganggapnya, Maudy pun memprotes dan mengingatkan Bryan tentang status hubungan mereka saat ini.
"Dy, cobalah kamu mengerti posisi aku sekarang. Kirana bersikukuh untuk bercerai. Aku nggak mau kehilangan dia juga anak-anak, Dy." Bryan memohon pengertian dari Maudy jika masalah yang ia hadapi sangat serius.
"Aku rasa sebaiknya kita akhiri saja hubungan kita ini, Dy." Tiba-tiba Bryan mengambil keputusan yang mengejutkan Maudy.
"Apa, Mas? Mas mau ceraikan aku?" Maudy terperanjat.
"Itu jalan keluar terbaik, Dy. Lagi pula kita hanya menikah siri, sementara Kirana adalah istri sah aku juga ada anak-anak kami. Aku nggak bisa meninggalkan mereka, Dy.* Semudah itu Bryan mengucapkan kata-kata perpisahan pada Maudy.
"Tapi aku sedang mengandung anakmu, Mas. Apa kamu tega meninggalkan calon anak kita? Apa kamu tega membiarkan anak kita terlahir tanpa mengenal papanya?" ucap Maudy dengan terisak.
"Apa?? Kamu hamil??" Kali ini, justru Bryan lah yang terkejut dengan peryataan Maudy yang mengaku sedang mengandung benih miliknya di rahim wanita selingkuhannya itu.
*
*
*
Bersambung ...
kalau bukan Rachel ,siapa ya kandidat lain yang patut dicurigai...
pak duda ini yah
bikin Kirana grogi aja aah
sama2 grogi ....status jugasudah sama single...
Pak Andra keceplosan bikin Kirana grogi😄