NovelToon NovelToon
SUAMI PELIT,

SUAMI PELIT,

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Kanaya Putri, atau sering disapa Naya itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya Adi. Uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya yang berjumlah 6, itu pun sudah termasuk Naya dan juga Adi. Setiap hari Naya harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut. Jika lauk yang tak sesuai selera, Naya lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Naya sampai frustasi karena sikap pelit suaminya. Suatu hari tak sengaja Naya melihat sang suami sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau- bau perselingkuhan, Naya pun mulai masa bodoh. Dan ketika ia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Naya pun mulai enggan untuk bersikap jujur. la menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.

Lalu disaat Naya hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda ayah mertuanya. Lantas sikap ара

yang akan di ambil Naya nanti?

Yuk ikutin Kisah Naya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEBOHONGAN MAS ADI

Sampai saat ini Adi belum curiga mengenai ATMnya yang telah di tukar. Kebetulan juga Adi telah berganti nomor ponsel, sehingga ia tidak mendapatkan notif apapun dari pihak Bank. Mungkin alam semesta memang sedang mendukung aksi Naya tersebut. Sehingga tanpa hambatan Naya bisa dengan mudah menukar kembali ATM suaminya itu.

"heheee.... Aman... " gumam Naya setelah mengembalikan ATM suaminya ketempat semula.

Naya juga sudah menyimpan dengan baik buku tabungannya tersebut, tadi sekalian Naya juga membuat M-banking, sehingga dengan mudah ia bisa mengecek rekeningnya tersebut kapan saja.

Setelahnya semuanya beres, Naya pun membaringkan tubuhnya. Masa bodoh dengan mertua dan suami yang terus mengomel diluar sana.

"kamu tidak mendapat jatah makan malam ini, itu bentuk hukuman untukmu karena sudah malas- malasan dan keluyuran tidak jelas!" tukas Adi saat masuk kedalam kamar setelah kenyang mengisi perut walau hanya berlaukan sederhana.

"hemmm, terserah. Lagian aku udah bosan makan

berlaukan ikan asin" sahut Naya acuh tak acuh. Sebelum pulang tadi Naya sudah makan, terus dia juga membeli jajanan untuk nyemil jika sedang lapar. Karena sudah ia tebak kalau endingnya akan seperti ini. Bukan sekali dua kali Naya tidak beri makan, udah sering malah. Jika Naya melakukan sebuah kesalahan, memanglah bu Indah memberinya hukuman dengan tidak memberinya makan.

Sungguh, definisi fir'oun jilid 2 memang!

"ck, walau cuma ikan asin, tapi bisa menghidupimu sampai setahun ini kan? Buktinya kamu tetap semok!"

sarkas Adi tak suka dengan sikap Naya.

"lah, emang cuma itu adanya. Bukannya aku gak bersyukur ya mas, tapi masalahnya kamu lebih dari mampu kalau sekedar beli ayam sekilo untuk satu keluarga.

Memang kamu pikir aku gak tahu, kalau kamu udah naik pejabat?

Eh salah, naik jabatan maksud aku!" sahut Naya yang malah membongkar keculasan suaminya. Biarlah, Naya mau tahu bagaimana reaksi suaminya itu jika tahu ia sudah tahu salah satu kebohongannya.

Sementara Adi sudah syok mendengar ucapan sang istri. Wajahnya berubah jadi pias.

"d-dari mana ka-kamu tahu? Eh maksud aku, i-itu tidaklah benar." elak Adi yang sebelumya sudah keceplosan.

Naya tersenyum miring melihatnya.

"alah gak usah bohong lagi mas, aku udah tahu kalau kamu sudah naik jabatan menjadi kepala tim disana. Tapi kamu sembunyiin dari aku, kenapa? Takut aku menghabiskan uangmu?"

"hemmm, bu-bukan begitu..." gagap Adi yang tak bisa berkata-kata. Sungguh ia tak menyangka istrinya akan tahu. Tapi dari siapa?

"kamu pasti bertanya-tanya kan dari mana aku tahu?

Kalau penasaran, aku kasih tahu aja deh. Suaminya

Nanda tuh juga karyawan di pabrik tempatmu kerja, sampai disitu paham kan? Masa enggak." seru Naya lagi.

Huuhhh!

Adi pun menghela nafasnya gusar. Yaaah, sudah ketahuan rupanya.

"terus, kenapa memang kalau aku udah naik jabatan.

Gak ada hubungannya juga kan sama kamu?" sudah ketahuan ini, ya harus Adi hadapi lah.

"ck, gila memang. Ini nih otak yang tak pernah mendapat pelajaran agama.

Kamu udah beristri mas, penghasilan juga udah berjuta- juta, masa kamu cuma jatah aku 25 ribu doang?

Mana dimakan satu RT lagi. Itu namanya suami zolim mas, hati-hati mati nanti kamu langsung masuk neraka pake jalur expres. " seloroh Naya mulai kesal. Ah untung ia sudah mencuri haknya. Jadi ia tidak sekesal saat pertama kali tahu Adi sudah naik jabatan.

"zolim gimana, orang kamu kukasih makan setiap hari." sanggah adi.

"lah iya kasih makan, tapi tidak layak. Aku akan mengerti kalau penghasilanmu pas- pasan, tapi ini penghasilanmu hampir sepuluh juta,

Sepuluh juta mas, bukan sepuluh ribu. Kamu pelit sama aku tapi kamu royal sama keluargamu, ingat mas, setelah menikah, aku tanggung jawab utamamu, bukan mereka.

Setelah semua kebutuhanku terpenuhi, barulah kau memikirkan keluargamu." ucap Naya panjang kali lebar, supaya mata dan pikiran suaminya terbuka.

Yaaaah, setidaknya sebelum mereka berpisah, Naya bisa mendapatkan nafkah yang layak dari suaminya.

"heh ajaran dari mana itu? Itu pelajaran sesat Adi, jangan dipercaya!" tiba-tiba Bu Indah meringsek masuk.

Rupanya dari tadi bu Indah menguping pembicaraan Naya dan Adi.

Naya pun memutar bola matanya keatas sampai juling.

Benar-benar menyebalkan sekali mertuanya itu, kalau si nyonya ikut campur kan jadi gagal. Tahu sendiri suaminya itu masih ngetek ke ibunya.

"ibu tenang aja, aku udah tahu kok kalau yang dikatakan Naya itu sesat. " ujar Adi menenangkan ibunya.

Sudah panas kuping Adi mendengar ibunya terus

mengomel.

Bu Indah pun tersenyum puas lalu menatap sinis pada menantunya.

"dengar ya, Adi itu anakku, dan seorang anak lelaki itu selalu dan harus berbakti ke pada ibunya. Kamu jangan menjerumuskannya menjadi anak durhaka ya Naya, mau dia naik jabatan atau tidak, jatahmu ya cuma 25 ribu. Ngerti kamu!" sarkas bu Indah dengan mata mendelik tajam.

"huh, terserahlah. Malas aku debat sama fir'oun jilid dua. Yang waras ngalah...." seloroh Naya meledek

"lihat Di istri kamu itu, semakin kurang aja mulutnya" bu Indah tidak suka Naya memanggilnya dengan julukan tersebut.

"udah bu udah, biar Adi didik lagi si Naya. Ibu keluar ya, aku lelah mau istirahat. Besok kan harus kerja lagi." Adi pun mengusir ibunya dengan cara sehalus mungkin.

Huuhh!

Bu Indah pun akhirnya menurut,

"inget ya, yang harus kamu utamain itu ibu, keluargamu. Bukan si Naya itu, dia hanyalah orang lain yang kebetulan jadi istrimu!" dengus bu Indah semabari melirik sinis pada Naya.

Naya sendiri malah acuh tak acuh, dengan santainya Naya kembali menselonjorkan dirinya di kasur dan memainkan ponsel miliknya.

"iya bu iya, Adi ngerti. Sekarang Adi harus istirahat"

akhirnya bu Indah pun benar-benar pergi dari kamar itu.

"Nay, tidak bisakah kamu bersikap baik sama ibu?

Heran, sudah setahun disini kalian tidak akur juga.

Contoh tu bu haji, akur banget sama mantunya" cetus Adi sembari menyimpan tas kerjanya. Lupa tadi belum menyimpan karena terlalu lapar.

"aduh kalau mau kasih perbandingan ya gak sama bu Haji lah mas. Bu Haji kan lulusan pondok, dapat pak Haji yang putra Kyai, anaknya, Husen pun juga jebolan arab, mereka keluarga agamis, beda sama kalian yang minim pengetahuan agama. Ya beda jauh lah. Kalau mau bandingin tuh sama bu Eka, lihat sendiri kan bu Eka sama mantunya selalu ribut kayak aku sama ibu, bahkan mereka sampai lempar- lemparan kutang, Ya karena bu Eka tuh sifatnya sebelas dua belas kayak ibumu. "celetuk Naya menyahut tapi fokusnya masih pada ponselnya.

Adi pun terdiam, mungkin ia memang salah mencari perbandingan.

"udah ah aku mau tidur. Ngomong sama kamu tuh bikin bulu ketekku keriting." cetus Naya kemudian meletakkan ponsel dan memejamkan matanya.

"jangan tidur dulu dong, kan kamu belum menunaikan kewajiban kamu sebagai istri" seru Adi sembari menggoyang- goyang lengan istrinya.

"lah kamu aja hak menunaikan kewajiban kamu sebagai suami, masih berani minta jatah kamu?

Gak ada, lagi banjir!" ketus Naya.

Hahh!

Adi pun menghela nafasnya gusar. Sudahlah tadi menahan nafsunya terhadap Sinta, kini dirumah ia juga masih harus tidak bisa menyalurkannya. Gini- gini Adi masih takut dosanya berbuat zina. Akhirnya Adi pun tidur dengan resah dan gelisah. Paginya ia terbangun dengan wajah berantakan, ia kesulitan tidur karena tidak bisa menidurkan adik kecilnya.

"kenapa kamu kucel begitu? Gak dapet jatah dari bini lu ya? Hahahahaaaaa" ledek teman Adi dipabrik.

Adi hanya memberengut kesal.

Diam-diam Sinta pun masuk kedalam ruangan Adi.

"mas kamu kenapa?" tanya Sinta saat melihat Adi tak sebugar biasanya.

Hahhh!

Lagi-lagi Adi menghela nafasnya kasar, gegara semalam, kepalanya pening sampai sekarang.

"gak apa- apa..." jawab Adi pada akhirnya. Gak lucu juga ia menjawab karena tak mendapat jatah dari istrinya.

"biar kutebak, pasti kamu gak dikasih jatah sama Naya ya?" tebak Sinta yang sialnya tepat sasaran.

Adi pun salah tingkah,

"emm.. Itu..." Adi pun gagap.

Sinta pun tersenyum,

"udah gak usah malu, mas gimana kalau aku kasih saran"

"apa?" Adi pun penasaran

"gimana kalau kita menikah?" usul Sinta membuat Adi terperangah.

Dilain sisi, Naya sedang berjingkrak kegirangan didalam kamarnya.

"i-ini benar gajiku? Waaaahhh, gede banget!" pekik Naya histeris.

1
Ninik
waaahhh si Adi g jadi kawin 🤭🤭🤭
Hasri Ani: duit nya ludes🤣🤣🤣
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Hasri Ani: siap say... dtunggu yaaa hehee
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!