NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Suasana Yang Canggung

Rumah sakit

Bik Laras segera mengambil wadah plastik dari dalam kantong belanja dan mengeluarkan bubur ayam hangat yang masih mengepul. Aromanya langsung memenuhi ruangan VIP itu, membaur dengan semerbak lembut dari diffuser aroma terapi di pojok ruangan. Ia menyiapkan sendok dan tisu dengan cekatan, lalu menaruhnya di atas meja kecil samping ranjang Shanum.

“Nih, buburnya masih anget. Tadi beli di langganan saya dekat , enak, enggak terlalu asin,” kata Bik Laras sambil tersenyum.

Shanum hanya mengangguk pelan dari balik selimut, menyibakkan sedikit kainnya agar bisa duduk bersandar. Pipinya masih sembab kemerahan, bukan karena marah, tapi canggung. Terlalu banyak yang terjadi pagi itu. Ervan. Gendongan. Kata-kata soal tanggung jawab. Dan sekarang … sarapan.

Sementara itu, Ervan berjalan ke meja kecil di dekat jendela. Ia mengambil kantong kertas berisi kotak roti, tanpa menyuruh Bik Laras, ia membuka kotak itu sendiri. Di dalamnya ada dua potong sandwich isi telur dan ayam asap, serta dua potong roti panggang yang sudah dioles selai stroberi.

Ia membawa kotak itu ke sofa panjang yang ada di pojok ruangan, tak jauh dari tempat tidur Shanum, lalu duduk tenang, membuka botol air mineral, dan mulai menikmati sarapannya.

Tanpa banyak suara.

Hanya terdengar denting pelan sendok di mangkuk bubur Shanum, dan sesekali suara kertas roti berkeresek saat Ervan menggigit rotinya.

Canggung.

Pagi itu terasa seperti pertarungan dalam diam. Mereka tidak sedang marah, tapi juga tidak sepenuhnya berdamai. Semua seperti tertahan di antara kalimat yang tidak selesai.

Ervan mengunyah pelan, lalu mengambil ponsel dari saku celananya dan mengetik sesuatu.

Ikhsan, saya kerja dari RS dulu hati ini. Tolong bawa dokumen merger yang kemarin saya tandain di meja. Segera kirim ke rumah sakit.

Setelah pesan terkirim, ia meletakkan ponsel di atas meja kecil di sebelah sofa. Tatapannya tanpa sengaja tertuju ke arah Shanum yang sedang disuapi Bik Laras. Gadis itu menunduk, mengambil suapan kecil demi kecil. Wajahnya sedikit lebih tenang, tapi matanya tetap penuh kehati-hatian, seperti orang yang belum memutuskan apakah akan mempercayai dunia atau tidak.

Mata mereka bertemu sekilas.

Ervan segera mengalihkan pandangannya, berpura-pura melihat langit yang cerah di balik kaca jendela besar kamar itu. Pagi yang hangat, tapi di antara mereka justru ada udara dingin yang mengganjal.

“Bik … cukup deh. Shanum bisa makan sendiri,” gumam Shanum akhirnya, pelan.

Bik Laras mengangguk. “Iya, kalau udah kuat ya enggak apa-apa. Tapi makannya jangan buru-buru. Nanti saya buatin teh manis anget, ya?”

“Terima kasih, Bik,” jawab Shanum.

Begitu Bik Laras pergi ke pantry kecil di pojok ruangan, keheningan kembali menyelimuti. Ervan masih memegang setengah sandwich, dan Shanum memandangi sisa buburnya dengan tatapan datar.

“Enak buburnya?” tanya Ervan, akhirnya.

Shanum menoleh pelan. “Lumayan. Terlalu banyak merica, tapi hangatnya enak.”

Ervan mengangguk sekali.  “Biasanya dia suka masak bubur ayam di mansion.”

“Hm,” gumam Shanum, suaranya hampir seperti desisan.

Ervan kembali mengunyah roti tanpa bicara. Pikirannya berputar—mencari cara bagaimana membuka pembicaraan tanpa memicu ledakan emosi lagi. Tapi rasanya sulit. Terlalu banyak luka, terlalu banyak jarak yang terbentuk sejak awal.

Namun matanya kembali terarah pada perempuan di ranjang itu. Shanum.  Perempuan yang dalam waktu singkat menjadi bagian dari hidupnya … meski dulu ia pikir, itu semua hanya sementara.

“Shanum ….”

Gadis itu menoleh perlahan. Matanya menatap penuh siaga, seperti siap diserang dengan pernyataan aneh lagi.

Ervan sempat ragu. Tapi akhirnya tetap bicara. “Kalau kamu tidak nyaman saya di sini, bilang aja. Saya bisa tunggu di luar sampai Ikhsan datang bawa dokumen.”

Shanum terdiam sebentar, lalu kembali menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya. “Terserah.”

“Terserah berarti boleh?” tanya Ervan, mencoba membaca intonasi itu.

“Terserah berarti Shanum enggak mau ribut pagi-pagi. Seharusnya Bapak yang lebih tua umurnya lebih paham akan maksud Shanum,” jawab Shanum sambil menatap roti yang ada di tangan Ervan. “Memangnya Bapak tidak ke kantor? Atau ada niatan untuk tetap di sini?”

Ervan menyandarkan punggung ke sofa, menatap langit-langit ruangan sejenak sebelum akhirnya tertawa kecil. “Kamu masih bisa baca maksud saya, ya?”

Shanum tidak membalas. Ia hanya menyeruput air putih dari gelas plastik di sampingnya, lalu meletakkannya perlahan kembali ke meja kecil.

“Shanum bukan orang bodoh, Pak,” gumamnya.

“Dan saya bukan orang jahat,” sahut Ervan, nada suaranya pelan tapi mantap.

Keheningan kembali turun. Tapi bukan seperti tadi. Kali ini lebih seperti jeda antara dua kalimat penting.

Bik Laras kembali dari pantry membawa cangkir berisi teh manis hangat, meletakkannya dengan hati-hati di meja kecil, lalu mengusap punggung tangan Shanum sebentar.

“Kalau butuh apa-apa, panggil saya ya. Saya ke bawah sebentar beli alat mandi buat saya.”

Shanum mengangguk. “Ya, Bik.”

Saat pintu tertutup kembali, hanya mereka berdua yang tersisa.

Dan diam itu kembali merayap, kali ini makin kental, seperti kabut yang menahan mereka untuk bicara terlalu banyak.

“Shanum enggak tahu,” kata Shanum akhirnya, suaranya pelan. “Apa semua ini bentuk tanggung jawab … atau cuma rasa bersalah.”

Ervan memutar tubuhnya di sofa, menghadap lebih langsung ke arah ranjang. “Mungkin dua-duanya.”

“Jujur banget,” gumam Shanum.

“Kalau saya bilang ini cinta, kamu pasti akan ketawa dan tidak akan percaya. Karena saya sudah memiliki wanita yang sangat saya cintai,” ujar Ervan pelan.

Shanum tidak menjawab. Ia menatap bubur di mangkuknya yang tinggal setengah, mengaduknya perlahan dengan sendok. Tidak ada rasa cemburu pada suaminya, walau ia tidak bisa pungkiri sosok Ervan lebih tampan, lebih gagah dari pada Reinaldi.

“Karena saya tahu kamu tidak akan percaya,” lanjut Ervan. “Dan mungkin saya juga belum benar-benar yakin apa ini cinta atau cuma penyesalan. Tapi saya tahu satu hal, saya tidak ingin kamu sendirian di saat ini. Jadi, tolong jangan terlalu dibawa perasaan jika melihat saya hari ini agak berubah.”

Shanum menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan air matanya agar tidak menetes begitu saja. Kata-kata Ervan itu … seperti lembaran takdir yang belum selesai ditulis. Ganjil. Tidak pasti. Tapi juga … tidak sepenuhnya menyakitkan.

“Shanum enggak butuh dikasihani, Pak.”

“Shanum enggak mengasihani kamu. Dan, tidak butuh pula dicintai oleh Bapak. Shanum tahu diri."

“Dan Bapak enggak harus ada di sini kalau Bapak memang masih ingin menikahi tunangannya," ucap Shanum, lebih pelan. “Kelak Shanum bisa lahirin dan membesarkan anak ini sendiri. Shanum tidak butuh drama tambahan.”

Ervan bangkit dari sofa, berjalan pelan ke arah ranjang. Ia tidak lagi membawa sisa roti, hanya berdiri di sisi tempat tidur dan menatap Shanum yang sudah memalingkan wajahnya.

Bersambung .... ✍️

1
Syauqie Solomon
baru awal aku suka
Yannie Mulya
Novel terkeren yg saya baca👏
Nar Sih
siaap otw moms👍
Qaisaa Nazarudin
Jangan bilang kalo Renaldi Amnesia,Yang dia ingat cuman saat dia masih pacaran dengan Shanum,habis lah kalo ia..
Qaisaa Nazarudin
INI SEMUA JUGA BERPUNCA DARI RENALDI,ANDAIKAN RENALDI GAK BERULAH,SEMUA INI GAK BAKALAN TERJADI..ENAK YA HUKUMAN RENALDI HANYA MERASAKAN KOMA,ORANG LAIN YG HARUS MENANGGUNG HASIL PERBUATAN NYA..CKK
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwk baru sadar kamu betapa jahatnya menantu hantu pilihan mu...
Qaisaa Nazarudin
Biasanya CEO2 lain hanya memberikan hartanya di kuras dengan cuma2 berharap tuh cewek jadi JODOHnya,Taoi pertama kali baca CEO level pinter nya di atas rata2,Siap punya menyimpan bukti hitam putih isi dompetnya yg terkuras..good job Van..
Qaisaa Nazarudin
Medina menggali lubang kubur sendiri,Kayak gak ada cowok lain aja yg lebih kaya dari Ervan utk kamu kuras dompetnya..Ckkk wanita Bodoh..
Qaisaa Nazarudin
Ckkk Mulut aja yg bilang belum siap, Padahal hatinya gak singkron dgn mulut kamu..
Qaisaa Nazarudin
Kenapa bukan bibi aja yg langsung menghubungi dokter nya?? Kenapa harus melalui Ervan sih?? ckk
Qaisaa Nazarudin
BALASAN untuk Diba,Renaldi dan Ervan adalah KEHANCURAN mereka satu persatu..
Qaisaa Nazarudin
Terus kalo dia sadar dan mintak Shanum kembali,Apa kamu bersedia melepaskan Shanum utk Renaldi?? wkwkwkwkwk sok soan nasehatin orang,kamu sendiri aja gak becus..🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
KARMA IS REAL...
Qaisaa Nazarudin
Sadar juga kamu ternyata..😏😏
Qaisaa Nazarudin
Kenapa gak kamu TONJOK saja adik mu..🙄🙄🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
MASIH PUNYA SISA HARGA DIRI YA KAMU??!!!😡😡
Qaisaa Nazarudin
Baru sadarkan kamu sekarang bagaimana watak dan belang mereka sebenarnya..
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwk mampos kau Bandot tua..Bilang aja kalian takut kehilangan sumber kekayaan kalian,Sok soan mengancam segala..
Qaisaa Nazarudin
TERNYATA PINTER JUGA KAMU VAN..KU PIKIR KAMU BODOH DAN JUGA TOLOL, DIBUTAKAN OLEH CINTA..
Qaisaa Nazarudin
BENALU,NEMPELIN HARTA KEKAYAAN ORANG..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!