NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:34.5k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Evan menatap penampilan Nesya dari atas rambut hingga ke kakinya, semakin dekat semakin ia menunjukkan aura dinginnya, sedangkan Farrel berada di belakangnya.

Nesya menjadi gugup melihat tatapan itu, dia tahu kalau dirinya memang miskin namun Evan tidak harus mengintimidasinya seperti itu juga.

Pergerakan Evan begitu cepat, hingga memangkas jarak dengan singkat dan kini sudah berdiri sangat dekat dengan Nesya. Melihat hal itu, lelaki resepsionis itu pun mendadak gugup, mencoba mengatur napasnya yang tiba-tiba sesak lalu bergerak melonggarkan dasi yang tiba-tiba terasa mencekik lehernya.

“Sedang apa kamu disini? Sudah tidak tahan berpisah denganku, huh?” nada bicara Evan sangat dingin begitu juga dengan sikapnya, kedua tangannya masuk ke dalam saku celana dan hanya melirikkan matanya sedikit kebawah untuk menatap Nesya yang memang jauh lebih pendek darinya.

Nesya mendengus kesal menatap wajah angkuh tersebut, tapi sialnya, di dalam hati Nesya malah memuji wajah tampan lelaki di hadapannya itu.

“Sebenarnya aku ingin bertemu dengan Kak Farrel,” sahut Nesya dengan nada pelan.

Evan berdecih pelan lalu merubah lirikan matanya ke arah lelaki resepsionis yang terus menatap Nesya, hal itu membuatnya semakin kesal karena mengartikan tatapan itu sebagai ketertarikan, padahal karyawannya tersebut sedang khawatir setengah mati.

Evan pun tiba-tiba bergerak menarik lengan kanan Nesya dengan tangan kirinya lalu menggeret gadis itu menuju ke sebuah lift yang tadi. Farrel pun mengikuti mereka begitu juga dengan Sifa yang tak ingin ketinggalan.

Saat sudah berada di dalam lift tersebut, Farrel menegur Sifa karena siapapun tidak boleh ikut masuk ke dalam lift yang sama dengan CEO. “Keluar kau,” ucapnya, dengan suara baritonnya.

Nesya yang mendengar itu pun dengan cepat menolong Sifa agar tak di usir oleh Farrel. “Euh, Kak Farrel. Dia datang bersamaku, bisakah biarkan dia ikut juga?”

Farrel yang saat itu berada di depan Nesya dan Evan menoleh sejenak ke arah belakangnya. “Baiklah,” sahutnya, seraya melayangkan senyumannya kepada Nesya.

Evan hanya diam saja, namun sempat melihat sebentar kearah bagian belakang Farrel, satu tangannya masih betah memegang lengan Nesya entah sadar ataukah tidak. Sedangkan Sifa, yang begitu tahu bahwa lelaki di sampingnya itu adalah Farrel menurut cerita dari Nesya, langsung menjadi girang sekaligus malu-malu sendiri.

Tak lama kemudian, pintu lift terbuka dan Farrel keluar lebih dulu untuk memimpin jalan hingga mereka tiba di depan pintu ruangan CEO. Evan terus bergerak menarik Nesya, hingga masuk kedalam ruangan tersebut dan baru melepaskan pegangan tangannya tepat ketika mereka berdiri di depan meja kerjanya.

Farrel dan Sifa berdiri bersebelahan di dekat pintu masuk yang ditutup, dan saat itu posisi Evan membelakangi mereka seperti menutupi tubuh Nesya dari mereka.

“Katakan kenapa kamu biasa berada di sini.” Evan mulai bertanya, nada bicaranya sama sekali tak ada ramah-ramahnya.

Nesya pun mengulangi perkataannya sebelumnya, “aku ingin bicara dengan Kak Farrel saja, aku tidak berniat mengganggumu.” Dia pun mulai menggeser tubuhnya ke samping kanan, berniat untuk melewati tubuh Evan, sayangnya hal mengejutkan terjadi ketika Evan menghalangi dengan melingkarkan tangan kirinya ke bagian pinggang Nesya dari arah depan.

Sifa di tempatnya langsung bereaksi dengan menutup mata dengan kedua tangannya, dia jadi malu sendiri dan senyum-senyum tak karuan ketika melihat adegan itu di depan matanya. Farrel yang berada di sebelah Sifa hanya bisa tersenyum masam, namun apa lagi yang bisa dia lakukan selain hanya diam dan bersabar.

Nesya terkejut sekali mendapatkan perlakuan seperti itu dari Evan, dia pun berusaha melepas pegangan itu dengan cepat namun Evan tak membiarkannya, lelaki itu bahkan sama sekali tak mau melepas tatapan matanya dari Nesya.

“Bisa tolong lepaskan aku? Kami harus cepat pergi agar tidak mengganggu pekerjaanmu,” ucap Nesya mulai ketus, padahal tak dapat dia pungkiri bahwa jantungnya sedang tak baik-baik saja ketika berada dalam posisi sedekat itu bersama Evan.

Evan tersenyum miring lalu menjawab dengan santai, “Aku adalah pemimpin di perusahaan ini, maka bicarakan apapun denganku saja, kalian berdua keluar dari sini.” Evan berkata kepada Farrel dan Sifa dengan masih menatap Nesya.

Farrel yang paham pun langsung memutar tubuhnya ke arah pintu ruangan, akan tetapi saat melihat Sifa yang masih tak bergerak sama sekali, ia pun berinisiatif untuk menarik tangan Sifa lalu membawanya keluar. Sifa terbelalak dan menjadi salah tingkah saat melihat tangan Farrel menyentuhnya, sampai-sampai bulu kuduknya berdiri sempurna.

Setelah pintu kembali tertutup dari luar, suasana ruangan mendadak berubah sepi dan membuat atmosfir berbeda dari sebelumnya. Yang awalnya Nesya merasa biasa saja berhadapan dengan Evan, tetapi sekarang dia jadi malu dan gugup sekaligus apalagi karena Evan masih saja merengkuh pinggangnya.

Evan bukan tak tahu, karena perubahan wajah Nesya yang memunculkan semburat merah itu terlihat jelas di matanya, dia pun tersenyum licik dan berniat untuk semakin menggoda istrinya tersebut.

“Kamu terlihat senang sekali berada dalam posisi seperti ini denganku.”

Nesya saat itu sedang menundukkan wajah namun sesaat kemudian langsung mendongak karena tak terima pada ucapan Evan yang terdengar menggelikan. Dia kembali berusaha melepas pegangan Evan dan ternyata berhasil, rupanya Evan memang sengaja melemaskan tangannya agar Nesya bebas menjauh darinya.

Tawa kecil tanpa suara itu terlihat di bibir seksi Evan, dia mundur satu langkah untuk menyandarkan bokongnya ke pinggiran meja kerja. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana lalu bersikap sangat santai menatap wajah Nesya yang seperti terpana pada pesonanya.

Nesya berdehem dan sadar kalau Evan sedang menunggunya berbicara, setelah mengumpulkan kembali perkataan yang telah dia rangkai sebelumnya, Nesya pun kini merasa siap.

“Evan, kakakku tidak bersalah, lelaki bernama Arjun itu, dia menyuap kakakku agar tidak membongkar perbuatannya yang terlanjur di ketahui oleh Kak Narra. Bahwa lelaki itu lah yang telah melenyapkan Kak Erwin.” Nesya berbicara dengan nada se–pelan mungkin, sedang Evan terus menatap pergerakan bibirnya.

Kedua tangan Nesya saling bertaut, karena gugup menanti tanggapan dari Evan, detik demi detik hingga menjadi menit tak jua Evan mengucap satu patah kata pun.

“Evan?” tegur Nesya dengan gemas.

“Hm?” Evan malah semakin santai saja, padahal menurut Nesya informasi yang dia katakan barusan sangatlah penting demi keluarganya.

Berdecak kesal, Nesya pun melayangkan protesnya, “Apa kamu tidak mau memberikan tanggapan apapun? Aku bilang kakakku tidak bersalah, dia juga korban selama ini, karena tersiksa pada keadaan. Jika menolak menerima uang dari Arjun maka lelaki itu akan mengancam keselamatan keluarga kami. Kakaku juga mau menjalin hubungan denganmu karena dia merasa kalau kamu pasti bisa melindungi kami semua dari Arjun.”

Evan menghela napasnya menatap Nesya, berpikir bahwa gadis di hadapannya itu sangatlah naif dan polos sekali pemikirannya. “Rupanya kamu ini belum kenal betul siapa kakakmu ya?” ucapnya.

“Apa maksudmu? Kak Narra adalah kakakku, tentu saja aku mengenalnya,” sahut Nesya, sambil mengerutkan kedua alisnya.

Evan terkekeh pelan, ternyata benar bahwa istrinya memang sepolos itu. “Manusia kembar saja bisa berbeda sifat, dan sifat baik mu itu tidak di miliki oleh kakakmu yang memang sudah licik sejak awal.”

Mendengar kakaknya semakin di sudutkan oleh Evan tentu saja Nesya tak terima. “Kalau kamu tidak percaya, biar aku yang bawa kasus ini ke kantor polisi,” tantangnya.

“Cih, apakah kamu berpikir bahwa semua yang kamu katakan akan menjadi semudah itu?” Evan berdiri dari duduknya, lalu memangkas jarak dengan Nesya.

Mereka berdua kembali berdiri saling berhadapan, sangat dekat hingga Nesya bisa mencium aroma parfum Evan dengan sangat jelas seperti ketika Evan memeluknya tadi.

Evan menatap Nesya dengan intens lalu berkata dengan serius, “Aku sudah membawamu pulang agar kamu aman di sana, tetapi kaki mungilmu ini malah kamu bawa ke tempat berbahaya di luar sini. Sepertinya kamu memang menyukai dikurung, ya?”

“Tidak!” Nesya menyahut cepat sambil menggelangkan kepalanya.

“Kakakmu terlibat karena dia dengan sukarela menerima uang suap dari Arjun, padahal apa sulitnya bagi dia untuk mengatakan semuanya kepadaku? Itu lah tujuanku mendekati dia, agar dia mengaku dan selamat dari Ayah Baskara juga keroconya, Arjun. Lalu sekarang, kamu berharap agar aku memaafkan kakakmu? Meski itu terjadi, pada akhirnya dia akan tetap di hukum oleh negara ini.”

Nesya menelan ludahnya dengan susah, kenyataan itu sangat sulit untuk di tolak. Apa yang Evan katakan memanglah benar, bahkan sangat benar. ‘Kenapa tak terpikir olehku? Bahwa Kak Narra sudah terlibat secara tidak langsung, sekeras apapun aku mencoba melindungi dia, Kak Narra tak akan bisa lari dari jerat hukum.’

“Jadi, masih ingin mendekatiku seperti ini? Katakan saja dan jangan malu, aku bahkan siap membawamu ke atas ranjang sekarang juga.”

Sambil terbelalak Nesya memilih untuk menghindar, berlari ke arah pintu lalu membukanya dan kabur dari hadapan Evan.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Indra wijaya
sayaaaang up ya cuma satu lagi dong Thor
Indra wijaya
suka banget sama Nesya di tunggu yah thor up nya
Reni Anjarwani
lanjutt
Reni Anjarwani
lanjut thor
Lauren Florin Lesusien
𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚞𝚛 𝚓𝚗𝚐𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚒𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚍𝚒𝚔𝚒𝚝 𝚋𝚊𝚍𝚊𝚜 𝚒𝚗𝚒 𝚌𝚛𝚎𝚊𝚔𝚝𝚎𝚛 𝚗𝚎𝚜𝚢𝚊 𝚓𝚗𝚐𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚕𝚎𝚕𝚎𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚕𝚎𝚖𝚊𝚑 𝚋𝚒𝚗 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚕
𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚒𝚜𝚗𝚒𝚜 𝚍𝚒 𝚒𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐𝚒 𝚍𝚒𝚔𝚒𝚝 𝚌𝚎𝚠𝚛𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚍𝚒𝚔𝚒𝚝 𝚋𝚊𝚍𝚊𝚜 𝚝𝚑𝚞𝚛
Indra wijaya
gak sabar pengen Nesya ketemu sama Evan
Reni Anjarwani
lanjut trs thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Happy Kids
hamidun?
Happy Kids
kiki selingkuhan bagaskara??
Happy Kids
nah kl kaya gtu konsepnya. kenapa yg nikah bukan narra aja lgsug? kan toh si evan jg bakal di kasi obat, trs drama seolah uda malam pertama kan? wkwkk gimana sii narra ini malah meribetkan diri
Reni Anjarwani
doubel up thor
Indra wijaya
author lagi
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Indra wijaya
tenang saja farel nanti pasti di kasih gantinya sama author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!