Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Tetangga
Meila menatap Aleesha."Kamu lagi deketin anak yang bernama Ethan kan."
Aleesha terkejut mendengar penuturan Meila.
"Bu-bukan gi-" Aleesha tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Meila meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Aleesha.
"Udah sayang kamu gak usah nyangkal, bunda gak akan marah kok," Meila tersenyum menggoda.
Melihat Meila yang sepertinya salah paham, Aleesha harus segera meluruskan kesalahpahaman ini.
"Itu emang benar bunda tapi-"
"Tuhkan benar, gak ada tapi-tapian. Tenang aja sayang bunda gak akan marah kok," ujar Meila.
Aleesha memijit keningnya kalau begini mau ia jelaskan berapa kalipun Meila tidak akan percaya.
"Bunda mata-matain aku ya? " Aleesha memicingkan matanya menatap Meila.
Meila mengalihkan pandangannya terlihat gugup,"Enggak sayang."
"Bundaa? "
"Iya bunda jujur. Bunda emang mata-matain kamu, tapi bukan karena bunda gak percaya sama kamu. Bunda cuman khawatir kamu diapa-apain sama cowok itu," ujar Meila tulus. Aleesha tidak melihat kebohongan dimatanya.
Aleesha menghembuskan nafasnya panjang."Apa aja yang orang itu laporin ke bunda? "
Dengan penuh semangat Meila menatap Aleesha."Menurut laporannya, kamu beberapa hari ini selalu deketin anak cowok yang namanya Ethan. Katanya Ethan adalah anak baik dan bertanggung jawab, apalagi ia kan ketua OSIS sudah pasti dia anak yang baik, karena bukan brandalan."
Pasti lagi nyindir Grey
"Terus katanya Ethan lagi dekat dengan seseorang. Tapi mereka belum pacaran kan? Jadi jangan patah semangat kamu juga pasti bisa dapetin hati anak itu, Shasha," ucap Meila menggebu-gebu.
Tiba-tiba wajah Meila terlihat memendam amarah."Kata orang suruhan bunda, Grey gangguin kamu ya? "
"Iya tapi tenang aja bunda aku bisa kok hadapin dia," Aleesha tidak ingin membuat Meila khawatir.
"Meski kamu bilang begitu, bunda tetap khawatir, sayang. Tapi tenang aja kalau dia berani macam-macam orang suruhan bunda pasti bisa ngelawan dia, jadi kamu jangan khawatir dan jangan tunjukkin sisi lemah kamu di depan anak yang jahat itu, bunda gak mau liat kamu sakit hati lagi," Meila memegang tangan Aleesha.
Aleesha tersenyum rasanya hatinya menghangat mendengar penuturan Meila."Makasih bunda."
"Makasih buat apa sayang," bingung Meila.
"Makasih buat segalanya dan maaf karena aku udah ambil alih tubuh Aleesha asli," kata terakhir ia ucapkan dalam hati. Aleesha tersenyum kecut tapi langsung menormalkan kembali wajahnya menjadi tersenyum manis.
Harusnya yang dengar ucapan bunda bukan gue tapi Aleesha asli, tapi tenang aja Aleesha gue udah wakilin lo ngucapin terima kasih harusnya lo perlakuin orang tua lo lebih baik
Meila memeluk Aleesha erat."Kamu ngomong apa sih sayang, bunda jadi terharu nih." Aleesha membalas pelukan yang hangat itu.
Beberapa menit mereka dalam posisi itu. Meila melepaskan pelukannya mendadak.
"Bunda lupa," Meila segera pergi ke dapur. Meninggalkan Aleesha yang menatap kepergiannya bingung.
Dari arah dapur Meila membawa dua buah kotak berisi cookies, lalu menyerahkannya ke Aleesha.
"Shasha, tolong anterin cookies ini ke tetangga depan kita ya," ujar Meila sambil tersenyum.
Di mata Aleesha ini terlihat mencurigakan."Kenapa bunda gak suruh pelayan aja? "
"Bunda rasa gak sopan, mending kamu aja yang nganterin ya."
Karena ini permintaan Meila, Aleesha jadi tidak bisa menolak."Iya."
Saat akan pergi tangannya di pegang oleh Meila."Ganti baju dulu jangan pakai itu."
Aleesha menatap pakaian yang ia gunakan. Menurutnya ini terlihat biasa saja. Saat ini Aleesha mengenakan baju crop top berwarna putih di padukan dengan jaket croptop berwarna pink dan juga rok diatas lutut berwarna senada dengan jaket.
Apa mungkin karena semenjak jadi Aleesha gue udah terbiasa pakai baju kayak gini, jadi menurut gue baju ini biasa aja gak ada yang salah, apa menurut bunda ini terlalu terbuka?
"Emang gak bagus bajunya bunda? "
"Bukan kayak gitu, tapi kurang sopan aja sayang," ujar Meila takut menyinggung perasaan Aleesha. Ia takut Aleesha akan kembali marah.
"Ayo bunda pilihin bajunya."
Mereka pun berjalan menuju kamar Aleesha. Aleesha hanya diam mengikuti sang bunda.
Sesampainya di walk in closet, mereka berdua tercengang melihat pakaian Aleesha, tapi hal yang membuat mereka berdua tercengang adalah hal yang berbeda. Meila tercengang karena semua baju yang ada di sini rata-rata baju kurang bahan lebih seperti dress mini, croptop, rok di atas lutut, dan sebagainya. Sedangkan yang membuat Aleesha tercengang adalah semua baju, sepatu, tas, dan yang lainnya terlihat seperti berasal dari brand terkenal.
Gila gue gak nyangka Aleesha sekaya ini
"Shasha, baju kamu cuman ini? gak ada yang lain? " tanya Meila terlihat risau.
Aleesha menggelengkan kepalanya."Gak ada, udah bunda aku pakai ini aja, lagian aku cuman nganterin cookies ke tetangga kita, bukan mau ke acara resmi."
"Tapi-"
Aleesha tidak ingin mendengarkan penolakan Meila, ia pun secepat kilat pergi dari kamar ini."Aku nganterin itu dulu ya bunda."
Meila menatap kepergian putrinya dengan pandangan khawatir.
Shasha kamu jangan terkejut ya melihat siapa tetangga kita, harusnya aku pinjamkan aja baju aku, daripada Shasha pakai baju itu
Aleesha berjalan dengan santai menuju ke rumah atau lebih tepatnya mansion tetangganya. Ia berjalan sambil membawa dua buah kotak yang berisi cookies. Sebenarnya ia sangat malas berjalan kaki seperti ini, saat ini Aleesha sangat ingin tiduran di kasur.
Gue harus cepat ngasih ini, biar bisa cepat rebahan
Saat di depan gerbang rumah itu, seorang satpam menghampirinya."Ada keperluan apa ya nona kesini? " tanyanya sopan.
"Saya disuruh bunda saya ngasih ini ke pemilik rumah ini pak," Aleesha menunjukkan dua kotak dihadapan pak satpam.
"Apa nona anaknya Bu Meila? " Pak satpam memang mengenal pemilik mansion depan mereka.
"Iya benar pak."
"Kalau begitu silahkan masuk non," pak satpam mempersilahkan Aleesha masuk. Karena ia tahu bahwa Aleesha bukanlah orang yang mencurigakan.
"Makasih pak."
Aleesha pun terus berjalan sampai ke depan pintu. Mansion ini juga sama luasnya seperti mansion milik orang tuanya.
Gila padahal gue cuman jalan ke sebrang tapi cape banget, mungkin karena luas halamannya ya sama kayak mansion orang tua Aleesha jadi capenya dua kali lipat
Sesampainya di depan pintu, Aleesha memencet bel. Sudah lima kali ia memencet bel, tapi tidak ada yang keluar, Aleesha pun mengetuk pintu mansion itu cukup keras. Takutnya pemilik rumah ini tidak bisa mendengar gedoran pintu yang sedang Aleesha lakukan.
Pintu terbuka menampilkan seorang pemuda tampan yang membawa helm. Pemuda itu menggunakan kaos polos berwarna hitam yang dipadukan dengan jaket yang berwarna merah. Aleesha dan pemuda itu sama-sama terkejut menatap satu sama lain.
"Aleesha."
"Sethan."