NovelToon NovelToon
Dendam Dua Jiwa [Mafia Cantik Di Tubuh Gadis Lugu]

Dendam Dua Jiwa [Mafia Cantik Di Tubuh Gadis Lugu]

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Dendam dua jiwa.

Jiwa seorang mafia cantik berhati dingin, memiliki kehebatan dan kecerdasan yang tak tertandingi, namun akhirnya hancur dan berakhir dengan mengenaskan karena pengkhianatan kekasih dan sahabatnya.

Jiwa yang satu adalah jiwa seorang gadis lugu yang lemah, yang rapuh, yang berlumur kesedihan dan penderitaan.

Hingga akhirnya juga mati dalam kesedihan dan keputus asaan dan rasa kecewa yang mendalam. Dia mati akibat kelicikan dan penindasan yang dilakukan oleh adik angkatnya.

Hingga akhirnya dua jiwa itu menyatu dalam satu tubuh lemah; jiwa yang penuh amarah dan kecewa, dan jiwa yang penuh kesedihan dan putus asa, sehingga melahirkan dendam membara. Dendam dua jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3. Bibi Lastri yang Baik Hati

Apakah jiwa Annabella belum seutuhnya lepas dari raganya ini? Jiwa itu lemah, butuh jiwa lain yaitu jiwanya agar dapat membuat tubuh ini bisa bergerak sebagaimana mestinya, apakah begitu?

Selagi Fiorella melayangkan pertanyaan-pertanyaan aneh di dalam benaknya, pintu kamar seketika terbuka pelan dari luar.

Beberapa detik kemudian muncul gadis cantik berusia 22 tahunan berbusana kantoran. Menyusul kemudian seorang wanita paruh baya yang begitu masuk langsung melontarkan senyum manis.

Bisikan dalam pikirannya yang seolah semacam bisikan intuisi atau firasat ternyata benar, ada orang yang hendak menemuinya, dua orang wanita.

Sejenak Fiorella memandang datar kedua wanita berbeda usia itu yang terus masuk ke dalam dan menghampirinya. Dia, jiwa Fiorella, jelas tidak mengenal kedua wanita itu. Sehingga tatapan datarnya begitu asing.

Awalnya....

Namun lagi-lagi terdengar seperti suara Annabella bagai berbisik dalam pikirannya mendeskripsikan kedua wanita yang barusan datang itu.

Gadis cantik berusia 22 tahun itu bernama Nindira Bellona, anak ke tiga Tuan Abraham Winata, yang artinya kakak kandung Annabella.

Selama Annabella tinggal di keluarga Winata, kurang lebih sudah empat tahun ini, Nindira belum pernah menyakiti Annabella secara fisik ataupun kata-kata kasar secara langsung.

Namun Nindira kerap ikut menyalahkannya mana kala Nikita melakukan drama di rumah Keluarga Winata, tanpa mengecek dulu kalau sebenarnya Nikita cuma bersandiwara saja.

Gadis berjabatan sebagai direktur di perusahaan Winata Group itu seolah mengikuti saja orang-orang di Keluarga Winata yang menyalahkan dirinya saat terlihat Nikita seolah-olah ditindas oleh Annabella.

Sehingga Nindira sering menasehatinya dan memperingatkannya agar jangan membuat masalah dengan Nikita. Demi kebaikannya kata Nindira.

Sedangkan wanita paruh baya berwajah lembut yang datang bersama Nindira bernama Bibi Lastri, salah seorang ART di kediaman Keluarga Winata.

Bibi Lastri, meski tidak membela Annabella secara langsung di saat orang-orang di kediaman Keluarga Winata menindas dan menyalahkannya, wanita itu selalu bersikap baik padanya.

Bibi Lastri tidak ikut-ikutan dengan drama yang dilakoni oleh Nikita. Dia membela Annabella, bahkan menyalahkan tindakan Nikita yang sok bertindak seperti orang yang tertindas, meski tidak secara terang-terangan.

"Oh, kamu... sudah sadar, Bella?" ucap direktur muda berbusana blazer warna merah itu bernada senang yang tulus, bukan dibuat-buat.

"Syukurlah, Nona Bella, kamu sudah sadar," Bibi Lastri ikut berkomentar atas perkembangan Annabella bernada amat senang. "Bibi amat senang dibuatnya."

"Kamu sudah satu bulan lebih koma di rumah sakit ini, Nona," lanjut Bibi Lastri memberi tahu bernada sedih dan haru. "Bibi tiap hari menjenguk Nona. Bibi kira... Nona akan terus terbaring koma. Tapi... Bibi tiap saat mendoakan kebaikan untuk Nona...."

"Akhirnya doa Bibi terkabul, Nona sudah bangun dari koma yang cukup panjang...."

Saat berkata Bibi Lastri sudah berlinangkan air mata penuh haru bercampur bahagia kini. Dia teringat kembali bagaimana kondisi Nona Muda-nya itu ketika pertama kali masuk rumah sakit ini, begitu mengenaskan sekaligus mengerikan.

"Terima kasih atas perhatian Bibi kepadaku," meski masih datar dan agak kaku, tapi Fiorella yang bertindak sebagai Annabella berusaha berkata lembut kepada wanita yang sudi berlaku baik kepada Annabella.

"Maaf, jika selama aku sakit aku sudah merepotkan Bibi," lanjutnya masih berusaha bersikap lembut, tapi belum bisa tersenyum.

"Nona Bella tidak usah berkata begitu," kata Bibi Lastri menanggapi dengan perasaan sedikit merasa aneh terhadap sikap Annabella yang sekarang. "Bibi sama sekali tidak repot. Nona tidak usah sungkan."

★☆★☆★

"Bella, karena sekarang kamu sudah sembuh," kata Nindira mengambil alih pembicaraan, "sudah saatnya kamu pulang."

Dia juga merasa heran, sebenarnya, dengan sikap dan prilaku Annabella yang sekarang. Tidak lagi menunjukkan keluguan serta kepatuhan, malah sekarang sikapnya begitu datar, penuh keberanian serta penentangan.

"Kamu tunggu dulu di sini," lanjutnya, "aku akan memanggil dokter untuk memeriksa kondisi terakhirmu sekarang ini, sekaligus aku membayar tagihan perawatan dan obatmu selama kamu dirawat."

Lalu Nindira meninggalkan kamar inap itu dengan segera. Sekarang Bibi Lastri membereskan barang-barang milik Annabella.

"Hhh..., pulang?!" desah Annabella dalam pikiran Fiorella bernada pilu dan duka. "Apakah rumah yang seperti neraka itu bagiku pantas disebut rumahku, sehingga aku harus pulang ke situ...?"

"Bella," Fiorella menanggapi ucapan keresahan Annabella dalam benaknya sendiri, "kamu tenang saja, ada aku yang akan menjaga tubuhmu. Mulai sekarang nggak akan ada lagi yang menganiaya tubuhmu dan hatimu...."

"Ya, aku percaya padamu, Kak Fior," Annabella menanggapi balik ucapan Fiorella dalam pikiran mereka, "kamu pasti bakal melakukan sesuatu yang terbaik ke depannya, demi kebaikan kita."

"Hanya saja... aku menyayangkan sikap orang-orang di rumah itu," lanjutnya, "mau saja tertipu dengan sandiwara Nikita...."

"Kamu sudah lihat sendiri 'kan bagaimana sikap gadis bernama Nindira itu kepada tubuh ini yang dia sangka adiknya.... Terkadang aku bingung dengan sikapnya...."

"Dia seolah menunjukkan sikap baik kepadaku satu sisi, tapi di sisi lain dia seolah mendukung perbuatan orang-orang di Keluarga Winata yang menindasku lantaran menuduhku berbuat jahat pada Nikita."

"Sudahlah, Bella, mulai sekarang nggak usah lagi kamu mikirin sikap Nindira itu ataupun yang lainnya terhadapmu. Yang penting kamu harus percaya padaku, jika aku akan membuat perhitungan dengan mereka... satu per satu...."

"Terutama pada si Nikita brengsek itu...."

"Ya... aku percaya padamu...."

Tampak luaran orang-orang yang melihatnya akan menyangka jika Fiorella dalam tubuh Annabella sedang melamun, karena tubuh itu terdiam bagai patung.

Padahal di dalam situ dua jiwa sedang berbincang penuh akrab yang bersemayam di dalam satu tubuh.

Sehingga sikap yang di ditunjukkan tubuh Annabella itu membuat Bibi Lastri salah paham. Makanya dia segera bertanya bernada heran.

"Nona lagi mikirin apa sih?"

Sejenak Fiorella sedikit tersentak karena mendengar suara Bibi Lastri barusan. Akan tetapi cepat-cepat dia membalas dengan berkilah.

"Ah nggak apa-apa, Bi Lastri. Bibi tenang saja."

"Sekarang Nona sudah sembuh," kata Bibi Lastri memberikan sikap kasih sayang dan perhatiannya bagai layaknya seorang ibu. "Tidak usah lagi memikirkan apa yang telah terjadi sebelumnya."

"Sekarang Nona harus fokus memikirkan tentang bagaimana cara agar Nona tidak celaka lagi seperti kemarin," lanjutnya terus memberi nasehat.

"Bibi tidak bisa berbuat banyak untuk melindungimu dan membelamu di saat keluargamu melakukan penindasan terhadapmu..., di saat Nona Nikita melakukan tipu daya kepadamu."

"Tapi kamu tenang saja, Nona, Bibi akan selalu mendoakan demi kebaikanmu. Bibi juga akan tetap membelamu dan melindungi semampu Bibi..."

"Terima kasih, Bibi," balas Fiorella alias Annabella bernada lembut. Kali ini dia sudah bisa mengukir senyum di bibir legitnya.

Tak lama kemudian, seorang dokter wanita berwajah cantik serta seorang perawatnya datang ke kamar Annabella. Menyusul beberapa saat kemudian Nindira juga datang.

Tak berapa lama setelah itu dokter cantik itu melakukan pemeriksaan sebagaimana sejak awal.

Lalu, setelah selesai melakukan pemeriksaan, sang dokter cantik menyatakan jika Annabella sudah sembuh secara total --sementara dia juga merasa heran sebenarnya--, sudah diperbolehkan untuk pulang.

Sedangkan belum ada seorang pun yang tahu jika dalam tubuh Annabella ini ada jiwa Fiorella yang lebih dominan.

Setelah dokter cantik serta perawatnya tinggalkan ruang inap ini, Annabella bersiap-siap untuk pulang. Dan karena barang-barangnya tidak banyak, maka Annabella alias Fiorella tidak terlaku lama untuk bersiap-bersiap pulang.

Hingga tak lama kemudian, Annabella alias Fiorella meninggalkan rumah sakit. Kendaraan yang mereka gunakan adalah mobil milik Nindira.

★☆★☆★

1
Aretha Shanum
kenapa harus bertahan disitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!