Cerita berisi Transmigrasi seorang perempuan yang memiliki sifat sabar yang setipis tisu, yang tiba-tiba saja bertransmigrasi kepada tubuh seorang gadis yang menjadi peran antagonis dan sedikit bodoh.
Tapi di dalam tubuh barunya dia di bingungkan dengan dua pilihan antara berondong atau seorang duda yang kaya raya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
"Ah bentar, tadi lo ngomong apa? gue masuk rumah sakit gara-gara jatuh dari tangga?" tanya Glory dan Naomi menganggukan kepalanya dengan yakin.
"Iya lo masuk ke rumah sakit terus dirawat juga gara-gara Xavieer dorong lo, dan ya lo tahu sendiri mungkin apa alasannya," ucap Naomi dan itu membuat amarah Glory sedikit menaik.
"Hah maksud lo apa? emangnya Xavieer suka bully gue dulu gitu? lo harus jelasin sekarang dan jangan tanya kenapa gue mau lo jelasin itu!" ucap Glory.
"Oke fine gue bakalan cerita sama lo," ucap Naomi.
Flashback on
Di siang hari itu Glory, Naomi, dan Amanda ada di roftoop sekolah. Dan ya seperti biasa Glory akan melabrak Amanda yang sudah berani mendekati Xavieer yang memang notabe nya adalah tunangannya.
"Gue harus ngomong berapa kali sih Amanda, lo harusnya bisa menghindar dari Xavieer. Lo juga tahu kan kalo Xavieer sama gue itu udah tunangan?" tanya Glory dengan memojokkan Amanda keujung tembok yang mana di bawahnya ada tangga.
"Iya aku tahu Glory kamu udah tunangan sama Xavieer, tapi gimana bisa aku menghindar dari Xavieer kalo Xavieer sendiri yang mendekati aku?" tanya Amanda yang memang dia ini tidak ada takut-takutnya sama sekali kepada Glory.
"Kalo lo udah tahu Xavieer tunangan gue, terus ngapain lo masih deketin dia? lo kalo jadi cewek gak usah gatel deh," ucap Glory yang sudah tidak tahan ingin menampar Amanda.
Amanda yang melihat hal utu tersenyum tipis, dan ya dia akan terus berperan sebagai orang yang paling tersakiti. Sampai-sampai membuat Naomi dan Glory mendidih karena emosi.
"Wah gila nih cewek di diemin malah makin ngelunjak ya! harusnya lo itu sadar diri Amanda, lo baru juga jelas 10 udah mepet sama kakak kelas aja. Mana kakak kelasnya udah punya cewek, sinting emang," ucap Naomi yang tidak habis pikir dengan Amanda.
"Di sini yang salah itu bukan aku tapi Kak Xavieer, kalo dia sadar dan mau sama kamu Glory dia gak akan ngedeketin cewek lain apalagi dia berani bentak-bentak kamu dan kasarin kamu!" ucap Amanda dengan beraninya.
Oh waw! jaman sekarang dunia sudah berubah ya? selingkuhan yang seharusnya sadar diri ini malah menceramahi pacar kandung?? memang gila.
"Wah gila nih manusia bukannya sadar diri malah nyeramahin orang lain, sakit nih orang," ucap Glory dengan dada yang naik turun karena menahan emosi kepada Amanda.
"Emang ada yang salah ya kak? harusnya kakak itu sadar diri, kalo kakak itu udah gak diinginkan lagi oleh Kak Xavieer," ucap Amanda dengan muka polos-polos bangsatnya.
"EMANG GILA YA LO!!" teriak Glory dan dia ingin menampar Amanda, tapi sayangnya tangan Glory ada yang menahan.
"Gue udah bilang Glory, jangan pernah ganggu Amanda!" ucapan dingin nan menusuk terdengar dari samping kuping Glory dan ya Glory sudah tahu pasti siapa orang itu.
"Kenapa kamu harus belain dia terus sih? aku ini tunangan kamu yang seharusnya aku yang kamu bela!" bentak Glory kepada Xavieer.
Tanpa banyak basa basi Xavieer langsung mendorong Glory hingga Glory jatuh ke tangga, yang akhirnya kepala Glory bercucuran darah.
flashback off
"Nah gitu ceritanya Glory, gue di sana juga bingung mau ngapain. Gue mau marah sama Xavieer rasanya gak ada gunanya juga," ucap Naomi yang merasa bersalah karena pada saat itu dia tidak bisa membantu banyak kepada Glory.
"Gue gak masalah Naomi kan sekarang gue udah sembuh juga, tapi gue masih gak habis pikir sama di bajingan itu kenapa Bisa-bisanya dia lebih milih si perempuan itu daripada gue sendiri yang notabenenya tunangannya," ucap Glory yang tidak habis pikir dengan pemikiran Xavieer.
"Gue juga gak paham sih, eh tapi katanya si Amanda itu temen masa kecilnya Xavieer," ucap Naomi mengingat asa isu isu bahwa Amanda itu adalah temen masa kecilnya Xavieer.
"Lah yang bener aja anjir? pantesan aja dia sampe segitunya sama dia," ucap Glory yang tersenyum miris.
"Ya makanya, pas gue tahu kalo Xavieer itu temenan sama Amanda gue udah bilang sama lo, kalo lo itu harus akhiri hubungan kalian ya meskipun kalian udah tunangan. Tapi kan lo tahu sendiri kalo cowok udah ada sahabat atau temen cewek itu susah," ucap Naomi yang memang Glory sendiri paham akan pembahasan itu.
"Iya gue paham sama apa yang lo maksud Naomi, dan ya sekarang gue juga udah sadar kalo misalnya gue sama Xavieer itu udah gak cocok," ucap Glory yang memelankan nada bicaranya.
Harus di ingat kalo yang ada di dalam tubuh Glory itu adalah Runa yang bertransmigrasi ke dalam tubuh Glory yang bisa saja jiwa Glory masih enggan untuk menjauhi Xavieer.
"Lo juga udah dewasa Glory pastinya lo juga udah bisa bukan bedain mana yang baik dan mana yang gak baik buat lo, kalo misalnya lo masih ragu buat menjauhi Xavieer gue rasa itu hal yang wajar aja sih. Kan lo sama dia udah pacaran cukup lama dan di tambah kalian udah tunangan juga," kata Naomi yang ada benarnya juga.
Glory jadi diam sejenak, Glory bingung apakah dia harus menyerah sekarang dan membiarkan Amanda si perempuan licik itu menang? Glory rasa ini bukanlah hal yang baik.
"Gue emang agak ragu buat pertahanin hubungan gue sama Xavieer, tapi gue juga gak mau kalo si polos-polos bangsat itu ngerasa menang dari gue," ujar Glory dengan tatapan penuh dendam.
Naomi yang mendengar hal itu menelan savilanya dengan cemas, oh waw ini beneran Glory atau bukan? kenapa auranya sangat badas sekali?
"Kalo itu yang menurut lo bagus atau bisa buat lo tenang, gue dukung lo aja. Asalkan ya lo bisa jaga diri dan jangan sampe kaya kemaren masuk ke rumah sakit," nasihat Naomi yang juga panik sendiri jika memang hal itu terjadi lagi.
"Bukan gue sih yang bakalan masuk ke rumah sakit, tapi yang jelas dari sekarang bakalan banyak korban yang sakit. Entah sakit lahir atau pun sakit mental," ucap Glory dengan tersenyum sinis.
Sudah banyak rencana yang tersusun rapih di dalam otaknya, dan dia akan pastikan kalo itu semua akan terjadi kepada orang yang munafik itu.
"Oh waw ini kayanya lebih menarik deh daripada yang dulu gak sih?" tanya Naomi yang sekarang sudah mulai lupa dengan perasaan sedihnya tadi.
"Menarik apanya?" tanya Glory yang tidak paham dengan apa yang diucapkan oleh Naomi.
"Oh come on girl, gue lebih suka lo yang sekarang. Gue rasa sekarang lo itu bukan Glory yang dulu, Glory yang menye-menye karena cinta seorang laki-laki yang tidak tahu di untung," ucap Naomi dan Glory memutar bola matanya malas.
"Ini lo muji gue atau gimana sih? kok bisa-bisanya lo ngomong kaya gitu, ya iya sih gak bisa gue pungkiri juga kalo misalnya gue emang goblok banget kalo sama Xavieer, tapi kan itu dulu!" ucap Glory yang tidak terima dikatakan bulol oleh Naomi walaupun itu semua emang bener.
"Ya udah kan lo juga ngaku kalo lo itu emang udah bucin tolol banget sama dia, emangnya lo diapain dia sampe-sampe bisa bikin lo kegilaan begini," heran Naomi kepada Glory yang entah kenapa Naomi menanyakan hal seperti itu?
Apakah dia harus jawab kalo Xavieer sudah apa apain Glory?