Hanya dengan tinjunya, dia menghancurkan gunung.
Hanya dengan tinjunya, dia membuat lawan gemetar.
Hanya dengan tinjunya, dia menjadi yang terkuat di bawah langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARDIYANSYAH SALAM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24.
Suara gemuruh di tribun meledak lagi, menjadi raungan saat dua nama, Yao Fang dan He Xing, di sebutkan.
Yao Fang, terlihat sedikit lebih pucat dari biasanya, bahunya merosot sesaat, tetapi ia segera mengangkat dagunya, memancarkan fokus yang intens.
Ia memegang keunggulan tipis secara poin, namun staminanya jelas terkuras.
Di sisi lain, He Xing berjalan dengan langkah yang lebih pasti, seolah-olah istirahat singkat itu telah menyuntikkan energi baru.
Ada senyum tipis di bibirnya, bukan senyum percaya diri, melainkan senyum seseorang yang siap mempertaruhkan segalanya dalam serangan all-or-nothing.
Mereka melangkah ke tengah arena, berdiri berhadapan. Lampu sorot di atas mereka terasa memanas, menyorot dua sosok yang akan menentukan nasib pertarungan ini.
Juri Kepala mengangkat tangan kanannya. Seluruh arena, dari bangku teratas hingga barisan depan, tiba-tiba terdiam, menahan napas.
"Yao Fang. He Xing." suara Juri bergema, "Bertarunglah dengan terhormat."
Juri itu mundur, matanya tertuju pada kedua petarung yang saling mengunci pandangan.
"BERSIAP!"
Juri menjatuhkan tangannya dengan isyarat tajam, disertai teriakan keras,
"MULAI!"
Bel arena berdentum kencang.
Tanpa menunggu komando kedua, He Xing langsung meledak ke depan. Ia tahu Yao Fang akan mengandalkan kehati-hatian.
He Xing melancarkan Tendangan Depan Rendah ke lutut Yao Fang, berusaha menjatuhkan keseimbangan dan merusak tumpuan kakinya.
Yao Fang bereaksi dengan sangat cepat. Ia mengangkat lutut kirinya untuk menangkis tendangan itu, membiarkan serangan lawan mengenai pelindung tulang keringnya.
Tabrakan itu menghasilkan suara BRAK keras yang menggema.
He Xing tidak berhenti. Sebelum kaki Yao Fang kembali menapak, ia telah menyusul dengan Pukulan Hook Kanan yang diarahkan ke sisi kepala Yao Fang.
Yao Fang menunduk cepat, membiarkan pukulan itu hanya menyentuh udar di atas kepalanya.
Ia kemudian melakukan serangan balasan yang sangat cepat dan berbahaya: Pukulan Lurus Kiri ke arah ulu hati He Xing yang terbuka lebar!
Pukulan Lurus Kiri Yao Fang memang sangat cepat.
He Xing menyadari bahaya fatal dari serangan itu, dan secara naluriah ia memiringkan tubuhnya ke samping, berusaha keras menghindarinya.
Gerakannya memang cepat, tetapi Yao Fang bahkan lebih cepat.
Pukulan itu meleset dari ulu hati—target mematikan yang diincar—namun tetap menghantam rusuk sebelah kanan He Xing dengan kekuatan penuh.
DAMP!
Suara benturan itu terdengar tumpul dan mengerikan. Walaupun hanya mengenai sisi rusuk, He Xing tersentak hebat, wajahnya meringis karena rasa sakit yang tiba-tiba dan tajam.
Ini adalah cedera yang mungkin akan memengaruhi gerak lateralnya selama sisa babak.
He Xing terhuyung mundur, namun insting bertarungnya mencegahnya jatuh. Ia dengan cepat menggunakan lengan kirinya untuk memeluk sisi rusuk yang sakit, sembari mengeluarkan teriakan pendek yang tertahan.
Melihat celah itu, Yao Fang tahu ini adalah momen untuk memanfaatkan momentum. Ia mengejar He Xing, bergerak maju dengan dua langkah cepat.
Ia tidak memberi kesempatan lawan untuk memulihkan napas. Yao Fang meluncurkan kombo serangan: Pukulan Hook Kanan diikuti oleh Tendangan Berputar Rendah ke kaki tumpuan He Xing.
He Xing, meski kesakitan, berhasil mengangkat kedua lengannya tinggi-tinggi untuk memblokir hook kanan Yao Fang. Namun, ia tidak siap untuk Tendangan Berputar Rendah.
BRUK!
Tendangan itu menghantam betis kirinya. Keseimbangan He Xing yang sudah goyah karena pukulan rusuk kini benar-benar runtuh. Ia kehilangan pijakan, dan tubuhnya mulai miring ke samping.
Ini adalah peluang emas bagi Yao Fang!
