Wanita cantik dengan segudang kehidupannya yang kompleks, bertemu dengan laki-laki yang mengerikan tapi pada akhirnya penuh perhatian.
Dengan latar belakang yang saling membutuhkan, akhirnya mereka di pertemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emlove 11
Romi berjalan lebih dulu, sedangkan Rosa berada di belakang bersama dengan Radit yang membacakan beberapa pesan, entah kenapa pesan yang diberikan lebih mirip peringatan kematian bagi Rosa.
"Jadi, ingat ya Ros, pak Demitri itu tidak suka ada kesalahan sekecil apapun, dalam rapat pertemuan kolega nanti catat semua hal penting, pilah mana prioritas yang harus kamu sampaikan lebih dulu, dan perencanaan pemecahan masalahnya, lanjut dengan beri ide yang paling cocok menurut mu, yah walaupun nanti gak terpakai oleh Tuan Demitri, jangan tersinggung, emang bos kita kadang suka begitu"
Rosa mendesah, rasanya kepala sudah penuh duluan, pesannya banyak banget dan harus diingat, "Segitu banyaknya, bisa konslet otak saya pak"
Romi yang mendengar terkekeh geli, sedangkan Radit hanya menggelengkan kepala, pasrah akan semua nasehat yang diberikan bisa masuk ke kepala Rosa apa tidak, tapi ya memang serumit itulah Bos besar yang super super perfect.
Masuk ke dalam mobil hitam, Rosa masih terdiam berada di tempatnya, Radit sudah menginjak gas, memindah posisi mobil mewah itu berada tepat di pintu lobby depan, dan tak lama terlihat Demitri berjalan, Romi dengan sigap keluar menyusul sang Bos untuk masuk ke dalam mobil yang sudah di bukakan pintunya lebih dulu.
"Pagi Tuan" kembali Rosa menyapa.
Jangankan di jawab, melihat saja tidak, "Tenang Ros, ini hanya cobaan, jangan merusak mood mu, bisa kacau otak mu" batin Rosa menenangkan diri sendiri.
Demitri menata duduknya dengan nyaman tepat disebelah Rosa, lalu memberikan kode dengan tangan dan mobil melaju perlahan meninggalkan gedung perusahaan, sementara Rosa serasa berada di alam lain yang penuh dengan ranjau dan siap meledakkan tubuhnya kapan saja.
"Cari jalan alternatif tercepat Radit" suaranya pelan namun penuh dengan penekanan.
"Siap Tuan" Radit melaju cepat tapi terukur.
"Waktu kita hanya satu jam" Demitri berucap dengan tatapan lurus kedepan.
Sedangkan Rosa masih bingung, ini bicara dengan nya atau dengan siapa?, masalahnya disini ada tiga orang lainnya, dan akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Maaf Tuan, maksudnya?"
Demitri masih terdiam, Rosa pun tak berani untuk menatap langsung atasannya, takut jangan-jangan matanya mengeluarkan cahaya laser yang bisa membelah dirinya, mengerikan memang.
"Bisakah kamu berkonsentrasi saat bekerja, aku tidak suka mengulang kata-kata, waktu satu jam yang ku maksud tadi harus kau gunakan dengan baik untuk mencatat hal penting saat rapat dengan kolega"
"Oh, iya Tuan, maaf" Rosa gugup dan nampak panik sesaat, untung segera bisa mengatasi dirinya sendiri, sedangkan di depan sana, Romi dan Radit hanya saling pandang sekilas.
Sampai di sebuah hotel mewah, kedatangan mereka rupanya sudah disambut oleh beberapa orang dari perusahaan yang akan ikut berbagi dalam kerja sama.
langkah kaki panjang Demitri membuat dirinya harus melangkah cepat, maklum tinggal Rosa memang tak sebanding dengan atasannya dan juga dua asisten pribadinya.
Sampai di dalam ruangan, Kedatangan Demitri disambut dengan semua orang yang sudah hadir dan berdiri seketika, kelihatan sekali bagaimana kekuasaan Demitri sangat tinggi.
Waktu berjalan, dengan sedikit perbincangan yang alot, akhirnya mencapai kesepakatan bersama, dan Rosa dengan serius mencatat semua hal penting, seperti yang sudah di beritahukan waktunya hanya satu jam dan harus segera menyerahkan catatan itu ke Demitri saat diminta.
"Sudah?" tanya Romi nampak ada kekhawatiran di wajahnya.
"Beres pak, saya catat semua"
"Okey, jangan sampai ada hal penting yang terlewat"
"Siap pak" Rosa segera menajamkan kembali konsentrasinya.
Hari pertama bekerja, satu jam ini rasanya satu abad lamanya, sungguh urat-urat kepala Rosa menegang sedari tadi, hingga perjanjian di buat dan sepakati, Rosa ikut bernafas dengan lega, tangannya terasa kebas sedari tadi tak berhenti bekerja.
"Baik Ruan Demitri, senang bekerja sama dengan anda"
"Sama-sama Tuan Harson" mereka bersalaman, Harson Pantera pemilik dari Pantera Group telah menyepakati kerjasama dengan Rajasa Company.
"Oh iya" ada kata ter jeda saat Harson akan meninggalkan tempatnya, sekilas melihat kearah Rosa dengan senyumannya.
"Sekretaris baru anda?" tanya nya.
Demitri menatap kemana arah Harson memandang, lalu hanya memberikan senyum tipis yang tak terlihat, "Ada masalah?" tanya Demitri.
"Oh tidak, hanya saja cukup menarik atensi ku, dia_ berbeda" ucapnya lirih lalu tertawa.
Demitri hanya menatap datar, tak menunjukkan reaksi apapun, lalu saat Mata Harson fokus pada bagian bawah Rosa, barulah Demitri mengerti.
Rupanya rumor yang beredar memang benar, seorang Harson menganut hubungan kebebasan, terutama tentang ikatan pada perempuan, mungkin baginya perempuan hanyalah mainan kesukaan saja.
"Dia memang berbeda, dan sepertinya tidak menyukai pria" ucap Demitri.
Jleb!
Diam, tak ada kata, bukan hanya Harson yang terkejut, tapi juga Romi dan Radit yang dengan jelas mendengar ucapan Bos nya, yang benar saja, dari mana Bos nya itu bisa mengatakan kalau Rosa Lesbong, wah makin ngacau ini.
"Oh jadi begitu, maaf kalau begitu, terimakasih infonya Tuan Demitri"
Semua meninggalkan tempat, Demitri berjalan lebih dulu disusul dengan Rosa di belakang bersama dengan Romi dan Radit yang sebentar-sebentar menatap dirinya.
"Ada apa sih pak?" tanya Rosa merasa aneh dengan kelakuan Laki-laki yang ada di kanan dan kirinya.
Mereka berdua hanya diam, lalu bersamaan menatap melas, seperti melihat seorang korban ketidak adilan tapi tak bisa berbuat apapun karena musuhnya adalah Demitri, jelas mereka berdua tak berani berkutik lagi.
"Gak ada, kita masih punya agenda empat lagi, kamu masih kuat?" tanya Romi.
"Tenang pak, aman"
Ketiganya segera masuk ke dalam mobil bersama dengan Demitri yang hanya diam sambil memejamkan mata di tempat duduknya.
"Sudah jam dua belas Tuan, apa perlu kita_"
"lanjut, kita akan beristirahat setelah pertemuan ke dua"
"Baik pak" Radit segera mengarahkan mobilnya ke pertemuan berikutnya, rupanya di sebuah restoran mewah, dan beruntung tak perlu waktu lama mereka semua menyelesaikannya.
"Akhirnya, kita bisa beristirahat" ucap Radit yang kini duduk santai menunggu pesanan makanan sampai, sementara Demitri menginginkan tempat yang privat untuk makan siangnya
"Belum datang pak?" suara Rosa mengejutkan Radit dan Romi.
"Belum, bentar lagi, kamu dari mana?" tanya Radit.
"Biasa pak, laporan dulu sama yang ngasih nafas"
"Oh, ya sudah kita tunggu sebentar lagi makanannya" sahut Radit yang diam-diam mengagumi sosok wanita muda yang rupanya tak pernah melupakan kewajibannya.
"Tuan Demitri dimana?" tanya Rosa.
"Ada di ruangan Private, biasa pak Bos gak ingin di ganggu sama paparazi yang kadang-kadang suka nyatroni tanpa permisi"
Rosa mengangguk ngerti, dan sesaat kemudian Romi yang sudah tak tahan lagi ingin tau kenyataan yang sebenarnya segera bertanya.
"Emang Kamu suka sama Jeny?"
sejenak Rosa mengerutkan kening, aneh juga pertanyaannya, "Ya jelas lah pak, Jeny itu sahabat saya, kalau gak ada dia kurang seru hidup ini pak, memang kenapa?"
"Jadi kalian beneran saling suka?" kali ini dengan mata lebarnya Radit menyahut dan mendekat ke arah Rosa.
"Apa sih pak?, aneh deh" Rosa merasa bingung.
KOMEN ayo dong, biar semangat nulis Author nya.
Bersambung.
🤦🤦🤦