Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi
Keesokan paginya, mereka semua bersiap menjalankan misi pertama mereka. Setelah melihat daftar misi, mereka memilih satu yang paling dekat dengan lokasi: mencari akar tanaman merambat mutan. Misi tingkat menengah dengan hadiah 1500 poin.
Menurut informasi dari sistem, tanaman mutan yang menghancurkan desa ini awalnya hanyalah tanaman hias biasa. Tidak ada yang menyangka setelah bermutasi, tanaman itu berubah menjadi monster yang bisa membersihkan satu desa dalam semalam.
Mereka berlima berdiri didepan jendela mobil dan terdiam.
Desa ini bukan lagi kebun—tapi hutan lebat. Tanaman merambat yang semula halus kini tebal seperti ular, saling lilit dan memanjat rumah-rumah sampai tak terlihat bentuk aslinya dalam semalam.
Setidaknya kemarin mereka masih liat atap rumah, tapi sekarang sudah tidak lagi.
Sial, ini carinya gimana!!!
Wen Tao menghela napas panjang.
“Ini… sama aja kayak cari jarum di tumpukan jerami.”
Mei Yiran mengangguk. “Ya, cuma jarumnya hidup, ganas, dan bisa mencambuk kita sampai pingsan.”
Mereka turun perlahan. Jin Rang yang paling depan menyentuh tanah lebih dulu—dan *BRASH! sebuah sulur tebal menyambar dari samping, cepat seperti cambuk.
“Rang Rang, hati-hati!” seru Chen Lin.
Jin Rang langsung melompat ke belakang, hampir terjatuh. Sulur itu memukul tanah, meninggalkan lubang kecil. Dengan cepat Jin Rang mengangkat tangan kanannya, api besar muncul di telapak tangan, setelah menerobos ke level satu, apinya lebih besar dan panas dari kemarin.
Dia mengayunkan api itu ke arah sulur, membuatnya mundur sambil menggeliat seperti cacing kepanasan.
Tapi belum sempat Jin Rang bernapas, empat sulur lain merayap keluar dari balik tumpukan daun, meluncur ke arahnya seperti mencari mangsa.
Jin Rang menghindar dan membakar satu per satu, tapi jumlahnya terlalu banyak.
Melihat itu, yang lain segera turun membantu.
Chen Wei melemparkan kilatan petir kecil untuk menghalau sulur yang hendak melilit kaki Jin Rang.
Chen Lin menahan beberapa sulur dengan kekuatan kontrolnya agar tidak mendekat dan membiarkan Wen Tao menebasnya dengan parang panjang yang dia bawa.
Tapi walaupun sudah memotongnya, sulur itu tumbuh kembali seperti semula.
“Brengsek, Apa-apaan ini!!” teriaknya
Dia menebas sulur yang membelit pundaknya, lalu mundur dengan wajah pucat.
Puluhan sulur merayap keluar dari segala arah.
Dan itu baru pinggiran.
Jika mereka masuk lebih dalam, angka puluhan itu bisa berubah menjadi ratusan bahkan ribuan.
Ini saja sudah membuat kewalahan, tidak. Mereka tidak bisa menyerangnya seperti ini, mereka harus memikirkan cara lain.
“Naik! Naik ke bus sekarang!” perintah Chen Lin begitu ada celah, dia menahannya untuk memberi mereka ruang.
Mereka berlari secepat mungkin dan masuk kembali ke bus, pintunya menutup otomatis. Semua tubuh mereka terasa seperti penuh memar.
Mereka terengah-engah. Jin Rang bersandar ke kursi, keringatnya mengalir.
Wen Tao bahkan langsung tergeletak ke lantai.
“Aku… capek… sekali…” katanya lemas.
Memang wajar.
Kulit mereka penuh bekas cambukan sulur—merah, perih, dan sebagian biru keunguan. Untungnya tanaman mutan itu tidak pernah memakan zombie. Kalau tidak, mereka mungkin sudah ditanam!
Tak lama kemudian, Jin Rang keluar dari ruang statis sambil membawa kotak P3K.
Mereka duduk melingkar, saling mengobati luka satu sama lain.
Chen Lin mulai dari adiknya terlebih dahulu.
“Sakit?” tanya Chen Lin sambil meniup lembut obat yang baru dioleskan.
Chen Wei menggeleng cepat. “Nggak sakit. Wei Wei kuat.”
Chen Lin mengusap kepala adiknya dengan lembut.
“Bagus.”
Di hatinya, dia ingin sekali mengurung adiknya di bus dan melarangnya turun. Anak seusia Chen Wei seharusnya bermain dan tidur siang, bukan berperang melawan dunia yang sedang ngamuk.
Tapi Chen Wei keras kepala, untungnya dia selalu berdiri di belakangnya. Jadi hanya sedikit luka yang dia dapat.
Setelah selesai mengobati adiknya, baru Chen Lin mengurus lukanya sendiri.
Setelah semuanya bersih, mereka makan makanan saji untuk mengisi tenaga.
Sambil minum air, mereka mulai membahas strategi.
“Ini… gimana caranya kita temukan akarnya?” Wen Tao mengeluh. “Tanamannya aja kayak hutan. Kalau diperiksa satu-satu, tiga hari tiga malam pun nggak cukup. Bahkan kita mungkin jadi makanannya!”
Chen Wei mengangguk setuju.
Mereka juga nggak bisa menyerah. Mereka sudah ambil misi ini. Kalau batal, mereka dapat hukuman dari sistem.
Memikirkan hukuman membuatnya merinding.
Meskipun dia tidak tahu bentuknya, tapi hukuman sistem pasti tidak ringan!!
Belum lagi mereka harus mengerjakan misi harian. Di sini nggak ada zombie, jadi mau gak mau mereka harus menyelesaikan misi ini dengan cepat.
Mereka terdiam. Tidak ada solusi.
Hingga akhirnya Chen Lin tiba-tiba menatap Mei Yiran sampai gadis itu mengerutkan kening.
“…Ada apa?” tanya Mei Yiran bingung.
Chen Lin mengangkat satu alis.
“Aku telah memikirkannya. Tapi tidak tahu apakah ini berhasil atau tidak… ini tergantung kamu.”
Mei Yiran adalah tipe kayu… mungkin dia bisa merasakan keberadaan akar tanaman mutan ini—seperti resonansi antar tumbuhan.
“Mei Mei, aku pikir ada kemungkinan kamu bisa merasakan akar utamanya. Tanaman mutan tetap berasal dari tanaman biasa. Energi kayumu mungkin bisa menangkap perbedaannya.”
Mei Yiran menghela napas, sedikit gugup namun mencoba.
“Baik… aku coba.”
Ia memejamkan mata, merentangkan tangan ke luar jendela bus. Aliran energi kayu dari tubuhnya menyebar seperti hembusan angin yang tak tampak.
Ia bisa merasakan banyak hal…
Aroma getah, denyutan samar dari gulma, ritme dari semak belukar, bahkan bisikan tanaman liar yang tumbuh di sela-sela batu.
Tapi—tidak ada yang terasa berbeda. Tidak ada sesuatu yang kuat. Tidak ada sumber energi yang menonjol.
“Tidak ada…” ucapnya lirih sambil menggeleng.
Chen Lin tidak kecewa. “Gak apa-apa. Kita coba sambil jalan. Rang Rang, kamu nyetir.”
“oke.”
Bus perlahan bergerak. Sepanjang perjalanan, Mei Yiran terus mencoba menyelaraskan diri dengan energi tumbuhan. Berkali-kali ia menggelengkan kepala.
Yang lain mulai terlihat letih dan putus asa.
Wen Tao menjatuhkan diri ke jok,
“Kalau begini terus, kita bisa tua di sini…”
Tepat ketika semua mulai menyerah, Mei Yiran tiba-tiba membuka mata lebar-lebar.
“—Aku merasakannya!”
Chen Lin segera berpaling. “Di mana?”
“Masuk lebih dalam, lurus terus!”
Jin Rang langsung memutar kemudi. “Pegangan!”
Bus melaju sesuai arahan Mei Yiran. Sampai akhirnya—
“Berhenti!” seru Mei Yiran.
...****************...
Maaf ya, kemarin othor jatuh sakit karena kecapean. Jadi disuruh istrahat, tapi sekarang udah gk ko. Notif dari kalian makin sepi aja
makasih udah up untuk hari ini👍👍👍 cerita nya bagus seru sekali cerita nya👍👍