Tergoda Mantan Istri

Khabar tentang kematian Sulastri sampai juga ditelinga Wawan yang tengah buron..

Wawan yang tengah bersembunyi menyamar dengan menggunakan kumis dan jenggot palsu..

Wawan tahu saat ini Yuna pasti sedang bersedih dan butuh seseorang untuk menghibur hati nya , ia ingin sekali menemui Yuna dan menjelaskan semua yang terjadi pada Sulastri adalah ketidaksengajaan...

"Ah.. Yuna, mungkinkah ia akan memaafkan aku" Wawan mencoba mencari jawab nya.

Dengan mengumpulkan seluruh keberanian nya, Wawan bertekad menelpon Yuna..

Wawan menghubungi nomor ponsel Yuna, dengan memakai kartu SIMcard yang baru saja dibelinya, semoga saja Yuna mau mengangkat nya.. harap Wawan!

Ponsel Yuna berdering, Wawan menunggu Yuna mengangkat ponsel nya..

"Hallo..! " Suara yang sangat dirindukan Wawan terdengar lirih..

"Yun.. ini aku..! " tercekat suara Wawan menyebut nama Yuna..

"Aku mau menjelaskan semuanya, tolong percaya sama aku Yun, semua yang orang tuduh kan pada ku, itu semua tidak benar..! "

"Yun... tolong temui aku, aku akan menjelaskan semuanya.. aku mencintaimu Yun... percayalah sama aku...! "

"Baiklah... aku akan menemui mu, kirimkan alamat mu sekarang"

Jawaban Yuna bagai kan angin surga, yang membuat Wawan lebih bersemangat untuk terus berjuang melawan dunia yang seakan sedang memusuhi nya...

Wawan pun share lock alamat nya, ia menunggu dengan harap -harap cemas..

Dikamar kost di pinggiran kota tempat Wawan sekarang berada hanyalah ruangan kecil ukuran 3×5...

Dalam pelarian nya Wawan sudah hampir seperti gembel, pakaian dan tubuh nya kotor karena terburu-buru, ia tak sempat membawa dompetnya.. hanya ponselnya saja yang menjadi satu-satunya benda berharga yang sempat dibawanya...

Hanya Yuna saja harapan terakhir Wawan, bila Yuna percaya dengan penjelasannya mungkin hidup nya bisa kembali normal seperti semula...

Suara mesin mobil berhenti tepat didepan kamar kostnya... Wawan mengenalinya sebagai suara mesin mobil Yuna..

Wawan membuka pintu kamar kost nya...

Benar saja.. Yuna keluar dari mobil itu..

Wajah Yuna masih terlihat cantik meski pun matanya sembab karena banyak menangis...

Wawan merentang kan tangan nya menyambut Yuna, tapi Yuna menepis tangan Wawan yang hendak memeluk nya..

Setelah Yuna masuk, Wawan langsung menutup pintu kembali..

"Yun.. aku bisa maklum kalau kamu marah sama aku... aku bisa jelasin semuanya...

malam itu.. mama masuk kekamar dan menodongkan pistol kearah ku, untung nya listrik padam hingga aku bisa menyelamatkan diri.. aku hanya berusaha untuk merebut senjata dari nya tapi secara tak sengaja mama tertembak...

Karena panik aku langsung kabur...

Aku akui... aku salah harusnya aku langsung membawa mama kerumah sakit, tapi gimana lagi... waktu itu aku bingung dan gak tau harus bagaimana...?

Wawan berusaha menjelaskan, namun Yuna hanya diam seribu bahasa...

"Yun... aku hanya berusaha membela diri,,

Percayalah.. sebenarnya mama yang mau membunuhku, pistol itu milik nya... aku...

" BR AAAKKK...! "

Suara keras terdengar..

Seseorang atau mungkin lebih mendobrak pintu kamar kost itu, hingga lepas dari engselnya..

Beberapa laki-laki bertubuh besar dan kekar langsung masuk dan menangkap Wawan..

Wawan terkejut sekali menyadari kini dia telah ditangkap tangan.. tak mungkin lagi baginya untuk kabur...

"Yun.. apakah kamu yang memanggil mereka..! "Wawan menatap kecewa pada Yuna, tapi Yuna hanya diam, tatapan nya dingin dan penuh luka..

" Yun.. kamu akan menyesali perbuatan mu ini .. aku tidak bersalah Yun..! "

Wawan berteriak memanggil Yuna, tapi suara nya tenggelam ditelan suara raungan sirine mobil polisi yang telah membawa nya..

Yuna menghapus air mata nya..

Sony yang ternyata juga berada di lokasi kejadian, menggandeng tangan Yuna dan membawanya ke dalam mobil...

Beberapa wartawan mengerumuni Yuna mencoba mencari informasi..

Tapi Sony dengan sigap melindungi Yuna dari kejaran wartawan dan segera berlalu dari situ...