DENDAM SANG PENDEKAR LANGIT

Dunia Fana Rendah menyimpan banyak rahasia yang tak terjangkau oleh penduduknya.

Hujud dua daratan utama—Daratan Naga Merah dan Daratan Bulan Perak—yang dipisahkan oleh lautan luas bernama Samudra Angkasa.

Laut itu dikenal dengan arusnya yang ganas dan angin sakal, telah menelan banyak kapal yang nekat menyeberang.

Kabar burung beredar, di kedalamannya bersemayam Spirit Beast tingkat Langit yang mampu mengendalikan unsur angin dan air.

Di daratan ini, berdiri banyak Klan Besar yang saling berebut pengaruh dan wilayah.

Mereka memiliki banyak kultivator yang telah

mengikat Soul Beast—roh binatang yang menjadi partner bertarung.

Persaingan untuk menjadi klan terkuat sangat

sengit, bahkan beberapa klan memiliki cabang di

berbagai wilayah.

Lin Feng kini berada dalam tubuh seorang anak dari Klan Lin yang terpelosok.

Sulit dimengerti mengapa Klan Lin sampai membuang mereka tujuh tahun lalu, bahkan tidak

mengakui mereka sebagai cabang resmi hingga

hanya bisa tinggal di pinggiran desa terpencil.

Ayah Lin Feng, Lin Tao, bukanlah orang sembarangan dalam Klan Lin.

Dia adalah putra kedua dari Kepala Klan yang sekarang.

Setelah beberapa waktu, Lin Mei kembali dengan membawa makanan.

Wajahnya berseri meski ada bekas luka halus di pipi kirinya, tak menyurutkan kecantikan alaminya.

"Bagaimana bisa kamu begitu nekat? Apa yang membuatmu berpikir bisa mengalahkan anak-anak keluarga Zhou itu?"

Xin Qian berbicara sambil menyusun makanan di atas meja kayu sederhana.

Lin Tao tertawa, "Sudahlah Mei, anak kita baru saja siuman. Biarkan dia mengisi perutnya dulu sebelum kau memarahinya.

Lihat, dia bisa pingsan lagi kalau kelaparan!"

Lin Feng di sisi lain merasakan kehangatan dalam situasi ini.

Beberapa kali ia menahan senyum kecil sambil menyantap nasi dengan lauk-pauk sederhana menggunakan sumpit.

Ia memandang kedua orang di depannya yang sedang berdebat ringan.

'Jadi inilah yang disebut keluarga? Bahkan dulu aku tak sempat membangun keluarga dengan Xin Qian .

Rupanya, dunia bawah ini dipenuhi orang-orang yang masih memiliki perasaan tulus.'

Ia menikmati setiap suapan, matanya tak lepas dari kedua orang itu dengan ekspresi cerah, meski hatinya masih diselimuti kerumunan pikiran yang tak tentu.

Setelah perdebatan singkat, suasana kembali normal. Namun tak lama kemudian, Xin Qian dan Lin Tao sama-sama menatap Lin Feng dengan tatapan penuh perhatian.

Mereka baru menyadari ada yang berbeda dari sikap Lin FENG.

'Sejak kapan anak ini menjadi begitu tenang dan sopan?

Biasanya, dialah yang paling ribut di meja makan! Juga, kapan dia belajar menggunakan sumpit

dengan begitu elegan?' Xin Qian mengangkat satu alisnya penuh tanda tanya.

Lin Feng yang asli memang dikenal sebagai anak yang hiperaktif dan banyak bicara, selalu penuh impian besar.

Tapi sekarang, setelah jiwa Pendekar Langit Lin Feng mengambil alih tubuhnya—pada dasarnya Lin Feng yang lama telah mati dan digantikan.

Kini yang ada adalah seorang Saint Emperor dari Alam Langit Surgawi yang masih berusaha menyesuaikan diri.

"Haha, bagus! adik mu sekarang jadi lebih berwibawa. Tidak ada salahnya, kan!"

Lin Tao tertawa, tapi kemudian matanya menyorotkan cahaya tajam, "Meski mungkin bukan yang sebenarnya."

Mendengar perkataan Lin Tao, jantung Lin Feng berdebar kencang.

Ia terkejut hingga berhenti mengunyah. 'Mungkinkah ayah ini tahu? Tidak mungkin! Siapa di dunia ini yang bisa merasakan perbedaan jiwa? Tapi...'

Lin Feng berusaha membaca tingkat kultivasi Lin Tao, tapi sama sekali tak menemukan apa-apa.

Seharusnya, dengan sisa-sisa Indera Surgawi nya, meski belum mulai berlatih, membaca tingkat

kultivasi seseorang seharusnya tak sulit. Tapi ia tak bisa melakukannya pada Lin Tao.

Beberapa jam kemudian, Lin Feng duduk di atas batu besar di belakang rumah.

Di depannya terbentang pemandangan lembah hijau dengan aneka bunga liar berwarna-warni.

Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya sementara pikirannya menerawang jauh.

Tempat yang sunyi dan damai ini memberinya ketenangan untuk berpikir jernih.

"Klan Lin? Sepertinya ada masalah internal di sana. Tapi apa urusanku dengan itu? Lagipula, aku tak punya kewajiban untuk memikul tanggung jawab mereka.

Aku hanya perlu mengembalikan kekuatanku dan kembali ke Alam Langit Surgawi!"

Lin Feng menghela napas dalam-dalam. Kepalanya pusing saat menyadari bakat kultivasi tubuh ini yang sangat buruk.

"Baiklah, cukup mengasihani diri! Sekarang waktunya berpikir bagaimana berlatih dan kembali terbang tinggi!"

Ia berdiri dengan mengepalkan tangan ke langit, pandangannya penuh tekad dan keyakinan.

Setelah merenung cukup lama, Lin Feng telah menetapkan tujuan dan ambisinya.

Tapi satu hal yang membuatnya cemberut—tubuh yang ditempatinya benar-benar tak memiliki dasar kultivasi yang memadai. Ia harus memulai segalanya dari nol.

Meski begitu, bagi seorang Saint Emperor yang memiliki segudang pengalaman dan pengetahuan, menentukan jalur kultivasi yang tepat bukanlah hal sulit.

Mengandalkan instingnya, ia perlahan menggali ingatannya tentang metode kultivasi dasar.

Kabar baiknya, tempat ini sangat cocok untuk berkultivasi dengan metode jiwa tingkat rendah

yang ia kuasai, tanpa takut diganggu atau dilihat orang lain.

Dunia Fana Rendah adalah alam paling dasar.

Jika orang-orang di sini melihat metode kultivasi yang digunakan Lin Feng—meski level terendah—hanya ada dua kemungkinan:

mereka tak paham dan menganggapnya metode bodoh, atau mereka skeptis tapi penasaran dengan pemahaman baru.

Pada dasarnya, orang-orang di sini tak akan menghargai metode itu karena pengetahuan

mereka tentang alam yang lebih tinggi sangat terbatas, apalagi metode kultivasi dari alam yang lebih tinggi.

Saat Lin Feng sedang bermeditasi menyerap esensi alam, di tempat lain, Xin Qian sedang duduk bersama ayahnya.

Di depan mereka ada seorang pria dengan senyum sinis dan tatapan merendahkan.

"Lin Tao, bagaimana keadaan adik mu itu? Apakah dia benar-benar telah menjadi aib keluarga?

Ingat, tiga bulan dari sekarang, Klan Lin akan mengadakan kompetisi tingkat junior.

Mengingat kau sebagai pewaris kedua, akan sangat memalukan jika adik mu, tak bisa ikut serta."

Lin Tao mendengus pelan, "Aku tahu, pasti kakak pertamaku sudah menyiapkan sesuatu.

Sayangnya, tiga bulan tak akan cukup bagi Lin Feng, apalagi dia tak memiliki dasar yang memadai."

"Paman Lin, jika adikku tak bisa. Biarkan aku yang mewakili rumah ini! Lagipula, aku sudah mencapai tahap Qi Memadat. Aku pasti—"

"Lupakan, bahkan kau belum memiliki Soul Beast. Katakan padaku, bagaimana kau bisa membawa wajahmu menghadapi anak-anak tahap Qi Inti dan Tulang Berbakat?" Pria dengan senyum miring itu menaikkan sebelah alis saat menatap Lin Mei.

"Tapi aku bisa—"

"Xin Qian , sudahlah. Tak perlu memikirkan masalah itu. Lagipula, dengan kalian di sini bersamaku, itu sudah cukup.

Tak masalah jika aku tersingkirkan atau bahkan diusir dengan tidak hormat! Semua ini sebanding dengan kebahagiaan kita."

"Tapi, Ayah! Sampai kapan keluarga kita harus terus diinjak dan dipermalukan seperti ini?

Aku tahu kakek, dia bukan orang yang mudah dikendalikan jika tidak ada sesuatu yang

membuatnya patuh! Aku harus mengungkap ini...!" Lin Mei meremas bajunya dan berlari pergi.

Lin Tao tersenyum masam, "Ah, anak muda memang sulit diatur.

Maafkan ketidaksopanan Xin Qian , Senior Lin Jin. Aku serahkan hal ini pada senior, dan mungkin aku akan datang hanya untuk menghormati Kepala Klan Lin, bukan untuk berkompetisi melawan saudaraku!"

Pria tua itu berdiri dari duduknya, sambil mengangguk, "

Baik. Aku akan sampaikan pada Patriak Lin Qing Shan ketika dia telah keluar dari retreat." Tanpa menambah kata, Lin Jin berbalik dan pergi.

Setelah melihat penasehat Patriak Klan Lin meninggalkan kediamannya, Lin Tao

menggenggam tinjunya erat-erat. Gretakan giginya terdengar samar, sorot matanya tajam

mengandung niat membunuh yang tak terucapkan.

"Lin Zhan Feng, Lin Qing Min! Jika tidak sekarang, maka suatu hari akan ada pembalasan!

Tunggulah dalam tawamu sekarang... akan aku balas semua kelicikan kalian!"