Amirul, yang dikira anak kandung ternyata hanyalah anak angkat yang tak sengaja tertukar pada saat bayi.
Setelah mengetahui jika ia anak angkat, Amirul di perlakukan dengan kasar oleh ibu angkat dan saudaranya yang lain. Apa lagi semenjak kepulangan Aris ke rumah, barang yang dulunya miliknya yang di beli oleh ibunya kini di rampas dan di ambil kembali.
Jadilah ia tinggal di rumah sama seperti pembantu, dan itu telah berlalu 2 tahun lalu.
Hingga akhirnya, Aris melakukan kesalahan, karena takut di salahka oleh ibunya, ia pun memfitnah Amirul dan Amirul pun di usir dari rumah.
Kini Amirul terluntang lantung pergi entah kemana, tempat tinggal orang tuanya dulu pun tidak ada yang mengenalinya juga, ia pun singgah di sebuah bangunan terbengkalai.
Di sana ada sebuah biji yang jatuh entah dari mana, karena kasihan, Amirul pun menanam di sampingnya, ia merasa ia dan biji itu senasib, tak di inginkan.
Tapi siapa sangka jika pohon itu tumbuh dalam semalam, dan hidupnya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...happy reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Dalam dua hari itu, Amirul tidak melakukan apa-apa selain merawat pohon uangnya. Ia sengaja libur dari sekolahnya untuk fokus pada pohon ajaib itu. Dan hasilnya, pohon uangnya berbuah lebat! Dalam dua hari, ia berhasil memanen uang sebanyak 10 juta rupiah.
Dengan tambahan uang itu, tabungan Amirul kini mencapai 20 juta rupiah. Ia merasa sangat bersemangat, karena jumlah itu sudah cukup untuk membeli rumah sederhana yang ia incar, bahkan mungkin bisa menyisakan uang untuk membuat kandang papan yang lebih aman untuk pohon uangnya.
"Wahh, pohon uangnya semakin banyak nih, dan juga semakin tinggi," kata Amirul sambil tersenyum lebar, menatap pohon itu yang tumbuh semakin kokoh. "Aku harus segera membeli rumah nih," lanjutnya dengan tekad yang baru. Ia tahu bahwa semakin lama pohon itu tetap di kamar kosnya, semakin besar risikonya untuk ketahuan.
Amirul segera mengambil ponselnya dan menghubungi pemilik rumah yang pernah ia hubungi beberapa hari yang lalu. "Halo, Pak. Saya Amirul. Saya ingin membeli rumah yang kemarin kita lihat," katanya dengan nada percaya diri.
Pemilik itu menjawab dengan ramah, "Ah, Amirul! Rumah itu masih tersedia. Kamu sudah siap membeli?"
"Saya siap, Pak. Saya sudah punya uangnya," jawab Amirul dengan senyum.
Mereka sepakat untuk bertemui di lokasi ru. rumah tersebut untuk menyelesaikan proses pembelian rumah. Amirul merasa sangat gembira, karena impiannya untuk memiliki rumah sendiri akhirnya mulai terwujud, berkat pohon uang ajaib itu.
Setelah mengakhiri panggilan, Amirul kembali memperhatikan pohon uangnya. "Sekarang, saatnya kita pindah ke rumah baru, pohon," katanya sambil mengelus daun pohon itu dengan lembut. Ia tahu bahwa pohon itu membutuhkan lingkungan yang lebih luas dan aman untuk terus tumbuh.
Hari itu juga, Amirul bertemu dengan pemilik rumah dan menyelesaikan semua proses pembelian rumah. Rumah itu sederhana, tapi cukup luas untuknya dan pohon uangnya. Lokasinya juga cukup terpencil, sehingga ia bisa menyembunyikan pohon itu dengan lebih mudah.
Setelah proses pembelian selesai, Amirul membawa pohon uangnya ke rumah baru itu.
Amirul memindahkan pohon uangnya dengan hati-hati. Ia menggali lubang di halaman belakang dan menanam pohon itu di sana. Setelah selesai, ia berdiri di depan pohon itu, merasa lega.
Ia memilih tempat di halaman belakang, di mana pohon itu bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup dan jauh dari pandangan orang lain.
"Mulai sekarang, kau aman di sini," katanya sambil tersenyum. "Aku akan merawatmu dengan baik, dan kita akan terus tumbuh bersama."
"Selama ini, aku merawatmu di kamar kos yang sempit. Sekarang, kamu bisa tumbuh dengan lebat di sini," kata Amirul sambil menanam pohon itu di tanah yang subur.
Pohon uang itu langsung beradaptasi dengan lingkungan barunya. Amirul tidak bisa berhenti tersenyum melihat pohon itu, karena ia tahu bahwa masa depannya kini lebih cerah berkat pohon ajaib itu.
Namun, di tengah kebahagiaannya, Amirul tidak lupa bahwa pohon uang itu adalah rahasia besar yang harus ia jaga. Ia tahu bahwa jika orang lain mengetahui tentang pohon itu, hidupnya bisa berubah drastis. Oleh karena itu, ia berjanji untuk selalu melindungi pohon itu, apa pun yang terjadi.
Dan dengan itu, Amirul dan pohon uangnya memulai kehidupan baru di rumah sederhana mereka, dengan impian dan harapan yang terus tumbuh, sama seperti pohon ajaib itu sendiri.
"Jika nanti uangmu bertambah banyak, aku akan membeli rumah besar lagi dan ada ruang khusus untuk mu," kata Amirul dengan mata berbinar, membayangkan masa depan yang lebih cerah. Ia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, karena pohon uang itu telah memberikan harapan baru baginya.
Tanpa membuang waktu, Amirul langsung menuju toko material terdekat untuk membeli papan triplek. Ia berencana membuat dinding khusus di belakang rumahnya, agar pohon uangnya tidak terlihat oleh tetangga atau orang lain yang lewat.
Setelah membeli papan triplek, Amirul langsung pulang dan mulai bekerja. Ia membawa papan-papan itu ke belakang rumah dan mulai memasangnya, membuat dinding setinggi rumahnya. Ia bekerja dengan sangat fokus, tidak berhenti sejenak pun, bahkan lupa makan siang saking bersemangatnya. Waktu terus berlalu, dan matahari mulai bergeser ke barat, tapi Amirul tidak menyadari itu. Baginya, yang penting adalah melindungi pohon uangnya.
Baru ketika senja mulai turun, Amirul berhenti bekerja. Ia meletakkan palu dan paku di tanah, lalu melangkah mundur untuk melihat hasil kerjanya. Dinding penutup itu berdiri tegak, sempurna, dan tidak ada celah sedikit pun untuk melihat ke dalam. Amirul tersenyum puas, merasa bahwa pohon uangnya kini benar-benar aman.
"Akhirnya jadi juga nih," kata Amirul sambil bercekak pinggang, menatap dinding penutup itu dengan bangga. "Kalau seperti ini, jadi aman dan terlindungi," lanjutnya, merasa lega dan puas dengan hasil kerjanya.
Amirul merasa sangat bahagia, karena ia telah berhasil melindungi pohon uangnya. Ia tahu bahwa pohon itu adalah anugerah yang sangat berharga, dan ia harus menjaganya dengan baik. Dengan dinding penutup itu, ia merasa lebih tenang, karena pohon uangnya tidak akan menarik perhatian orang lain.
Setelah selesai bekerja, Amirul masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Ia merasa lelah, tapi sangat puas dengan hasil kerjanya. Ia duduk di kursi kayu, menatap dinding penutup itu melalui jendela, dan tersenyum.
"Kamu aman sekarang, pohon uangku," kata Amirul dengan lembut, membayangkan pohon itu tumbuh lebat dan menghasilkan uang yang banyak. Ia tahu bahwa pohon itu adalah kunci untuk masa depannya yang lebih baik, dan ia akan melakukan apa saja untuk melindunginya.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
thanks teh 💪💪💪