Seorang istri yang merasa lelah dengan tingkah suami serta keluarganya. Hatinya begitu sakit melihat sang suami lebih menyayangi keponakannya di banding anaknya sendiri. Arumi layaknya seorang pembantu di dalam rumah mertuanya sendiri.
Suatu hari tanpa sengaja iya melihat putri kecilnya terjatuh karena didorong oleh keponakannya ingin meminta pertolongan, namun siapa sangka malah suaminya memilih membantu dan mengendong keponakannya tersebut. Puncak dari semua, ketika suami Arumi datang. kerumah membawa Siska pulang kerumah dan mengenalkannya sebagai calon istri Nico.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvazkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 31
Nicholas berusaha berpenampilan menarik. Jujur, dia ingin kembali bersama dengan Arumi setelah mengetahui jika Arumi masih memiliki kekayaan yang cukup untuk menghidupi seluruh keluarganya. Di tambah, Nicholas juga akan segera melangsungkan pernikahan dengan Siska. Sudah pasti dia akan membutuhkan dana yang cukup banyak. Dan jika dirinya benar bisa kembali bersama dengan Arumi. Dia tidak akan bingung lagi bagaimana caranya bisa menghidupi keluarga dan calon istrinya. Karena sudah pasti itu semua dari Arumi nantinya.
"bagaimana penampilan ku Ma?" tanya Nicholas pada Bu Sartika. "Apa sudah terlihat sempurna?" lanjutnya memperhatikan setiap inci pakaiannya.
"sempurna Nick. Pasti Arumi tidak akan bisa berpaling dari kamu. Apalagi yang mama tahu jika Arumi itu sangat bucin sekali dengan kamu. Jadi, dia pasti akan terpesona melihat penampilan kamu saat ini " jawab Bu Sartika membuat Nicholas senang.
"jangan lupa bawa sedikit buah tangan Nick, seperti bunga dan juga mainan. Bukan hanya luluh, dia pasti yang akan meminta kembali bersama kamu!" saran Monic.
"paman mau kemana? Kenapa pakaiannya rapi, paman mau jalan jalan ya. Bella ikut ya paman, Bella bosen di rumah terus!" ujar Bella yang mulai merengek. Sudah terbiasa di manja oleh Nicholas dan yang lainnya. Apapun yang di minta bocah itu selalu di turuti walaupun kadang permintaanya bisa melukai perasaan bocah lainnya.
"maaf Bella sayang. Paman harus pergi bekerja dulu. Jadi, tidak bisa ajak Bella jalan jalan. Nanti kalau paman sudah pulang paman ajak Bella jalan jalan. Oke!" bujuk Nicholas.
"nggak mau, Bella mau ikut paman saja. Bella bosen ada di rumah. Papa dan opa juga sedang tidur, jadi tidak bisa aja jalan jalan" ucapnya terus merengek, bahkan sekarang dia memeluk erat salah satu kaki Nicholas.
Monic dan Bu Sartika juga mulai bingung. Pasalnya jika permintaan Bella tidak di turuti maka dia akan terus menangis. Hingga kadang membuat tentang sebelah rumah mereka merasa terganggu dengan tangisan Bella. Yang sengaja di buat buat itu.
"sudah, ajak saja Bella Nick. Lagian dia juga tidak akan rewel kok. Kamu tahu, jika dengan kamu dia sellau menurut " ujar Monic menyepelekan.
"mbak, mbak sadar nggak sih. Aku ini mau ketemu Michelle dan Arumi loh. Mbak sendiri juga tahu jika baik Michell dan Arumi tidak suka dengan Bella. Bella juga kalau sama michelle sellau saja cari masalah. Gimana nanti kalau rencananya gagal!" ujar Nicholas pada Monic. Tapi, seperti nya Monic acuh tak acuh dan tidak mau tahu.
"kamu tadi dengar sendiri apa kata Bella. Dia bosan di rumah terus. Kaka kamu dan papa juga masih tidur. Jadi, ajak sajalah Bella. Toh Arumi juga tidak akan bisa menolak apa yang kamu katakan!" jawab Monic dengan enteng.
"kalau begitu kita batalkan saja rencana kita. Jadi, setelah ini kita hidup dengan biaya masing masing saja. Toh mbak juga tidak mau tahu dengan apa yang sedang aku usahakan sekarang. Aku juga tidak akan lagi mau mengeluarkan uang untuk mbak. Lagian kak William juga gajinya lebih besar di bandingkan dengan akun. Jadi, pasti sanggup lah, jika hanya untuk membiayai anak istrinya. Sedangkan mama, akan tetap mendapatkan hak yang sama!" ujar Nicholas membuat Monic kelabakan. Jikalau pun Nicholas tidak memberikannya uang. Maka uang dari William sangatlah cukup memang untuk dirinya dan putrinya. Hanya saja, dia sama sekali tidak suka berbagi.
"ya nggak bisa begitu dong nick!"
"mama setuju dengan apa yang di katakan dengan Nicholas. Gaji William cukup besar untuk biaya hidup anak istrinya. Jadi, mulai detik ini, untuk kebutuhan keluarga kamu. Kamu urusin sendiri Monic. Karena Arumi juga sudah tidak ada di sini. Mama pribadi juga nggak sanggup untuk biayai hidup kalian bertiga yang hanya bisa numpang hidup dengan kami!" ujar Bu Sartika yang mulai menyetujui saran putranya.
"mama juga kenapa jadi ikut ikutan sih!" Monic kesal.
"kamu saja berani bohong dengan mertua. Kenapa kamu sekarang malah berlagak seperti kami yang membuat kesalahan. Mama sudah tahu sejak lama jika William memiliki gaji yang cukup besar dan jabatan yang tinggi. Hanya saja mama masih menunggu penjelasan dari kamu. Tapi sepertinya kamu tidak ada niatan untuk memberitahu mama. Jadi, mulai hari ini kamu urusin semua kebutuhan keluarga kamu sendiri. Mama akan mengurusi suami dan anak mama yang satu ini!" jelas Bu Sartika menepuk pundak putra bungsunya.
"ya nggak bisa begitu dong Ma! Aku tidak setuju. Aku tidak apaa apa jika Nicholas tidak memberikan uang bulanan seperti biasa. Tapi aku nggak bisa jika Mama lepas tangan. Mas William itu anak mama juga. " Monic menolak.
"ya, William memang anak Mama. Tapi dia sudah menikah. Dia juga memberikan seluruh gajinya kepada kamu. Mama tidak di berikan sepeserpun, lalu dari mana mama bisa mencukupi butuhan rumah yang membengkak jika hanya papa dan juga Nicholas saja yang membiayai. sedangkan pengeluaran paling besar ada pada kamu dan Bella!" ujar bu Sartika kalah telak. Monic tidak bisa menyangkal nya. Karena apa yang di katakan Bu Sartika menang benar adanya.
"kamu berangkat saja Nick. tak udah perduli dengan rengekan Bella. Masih ada mamanya yang bersantai di rumah. Jadi, semoga berhasil membawa pulang kembali berlian mama!" ujar Bu Sartika lansung di sambut hangat oleh Nicholas. Tak mau pusing dengan tangisan keponakannya. Nicholas lansung pergi meninggalkan rumah dan menuju ke restoran tempat dimana dia dan Arumi membutuhkan janji temu
Sedangkan di restoran miliknya. Arumi tak hanya sendiri, melainkan bersama dengan Jonathan dan juga Fernando. Mereka akan menjadi garda terdepan untuk menjaga Arumi dan juga Michell. Meskipun di sana sudah ada suster Neni. Tetap saja tidak membuat Jonathan dan Fernando tenang dengan hal itu. Mikaila sendiri tidak bisa ikut ke restoran. Karena hari ini dia ingin sekali melihat mertuanya membuat kue yang dia inginkan sedari semalam. Dia juga ingin bermanja dengan ibu mertuanya itu.
"masih belum sampai?" tanya Jonathan yang sudah mulai kesal.
"belum!" jawab Arumi sekenanya.
"sebenarnya dia niat tidak sih kak. kenapa lama sekali. Kita nunggu di sini sudah satu jam lebih loh" kesal Fernando yang paling benci dengan keterlambatan.
"mungkin masih ada sedikit masalah di rumah mereka. Seingat aku, dulu setiap kali ada yang keluar rumah dengan pakaian rapi, selain pakaian kantor. Bella akan merengek minta ikut. Dan pasti saat ini mereka masih berusaha membujuknya. Atau, mungkin saja mereka akan ikut bersama. agar Bella tidak merengek lagi!" jelas Arumi membuat kedua saudaranya membayar mata mereka malas.
"dasar merepotkan saja!" desis Fernando dengan kesal.
Tak berapa lama, ponsel Arumi bergetar halus. Tanda jika ada pesan masuk.
(aku sudah ada di restoran yang kamu bilang. Bukankah ini restoran kita dulu.)
"dia sudah datang! ternyata dia masih ingat jika ini restoran yang pernah di kelolanya dulu!" ucap Arumi menunjukan isi pesan Nicholas. .
"dasar laki laki gak guna. Biarin sajalah kak. Kalau begitu aku sama suster Neni mau keluar ajak Michelle ketemu papanya. Kakak tunggu di sini saja sama kak Jonathan!"
Arumi dan Jonathan hanya mengangguk saja.
I