NovelToon NovelToon
Meant To Be

Meant To Be

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Beda Usia / Keluarga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

El Gracia Jovanka memang terkenal gila. Di usianya yang masih terbilang muda, ia sudah melanglang buana di dunia malam. Banyak kelab telah dia datangi, untuk sekadar unjuk gigi—meliukkan badan di dance floor demi mendapat applause dari para pengunjung lain.

Moto hidupnya adalah 'I want it, I get it' yang mana hal tersebut membuatnya kerap kali nekat melakukan banyak hal demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan sejauh ini, dia belum pernah gagal.

Lalu, apa jadinya jika dia tiba-tiba menginginkan Azerya Karelino Gautama, yang hatinya masih tertinggal di masa lalu untuk menjadi pacarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Enemy

...Bagian 8:...

...Enemy...

...💫💫💫💫💫...

Boro-boro punya kesempatan untuk menculik Eliana, bahkan sampai melukainya. Untuk berada dalam jarak dekat dengan gadis kecil itu saja, Jovanka nyaris tidak bisa. Karel akan selalu membentangkan jarak bagi mereka. Tahu bahwa menyatukan Jovanka dan Eliana bukanlah ide bagus untuk direalisasikan. Seperti ada sensor otomatis yang langsung berbunyi keras setiap kali Jovanka mencoba mendekat, memperingatkan Karel untuk segera mengambil tindakan pencegahan.

Di ujung lorong menuju unitnya, sambil menenteng gado-gado dan map cokelat di satu tangan serta ponsel di tangan yang lain, Jovanka memandang sinis ke arah Eliana yang sedang bermain dengan seekor anjing Pomeranian. Tangan kecilnya memegang leash sepanjang 1,5 meter yang terikat di leher sang anjing berwarna oranye kecokelatan. Bulu halusnya yang lebat bergoyang-goyang lucu setiap kali anjing itu melompat kecil, mencoba meraih perhatian Eliana. Matanya menyipit, menatap tajam pemandangan di hadapannya dengan perasaan yang campur aduk antara iri, kesal, dan frustrasi yang sudah mengendap lama

Sementara di sebelahnya, Karel hanya berdiri dengan senyum tipis menghias wajahnya. Dari penampilannya yang santai—kaus putih longgar, kemeja lengan pendek warna krem dengan garis-garis besar warna hitam, celana bahan pendek cokelat tua, serta sandal rumahan warna hitam—sepertinya mereka hanya akan pergi ke lantai 3, ke area bermain pet untuk mengajak bocah bulu itu jalan-jalan.

"Ayah, I don't like her!"

Jovanka refleks berucap dih sewaktu Eliana tiba-tiba menunjuk ke arahnya dengan kepala mendongak tinggi menatap Karel. Suara decihan itu keluar spontan, tidak bisa ditahan. Lihatlah betapa antagonisnya bocah kematian itu. Dia bahkan tidak sedang melakukan apa-apa, hanya berjalan di lorong menuju unitnya sendiri, tapi bocah itu sekonyong-konyong menyuarakan ketidaksukaan terhadap dirinya.

"Aku juga nggak suka sama kamu!" balas Jovanka, tidak mau kalah. Kakinya melangkah lebar, memangkas jarak dengan tidak sabar, seperti orang kesetanan. Setiap langkahnya terdengar mengentak keras di lantai koridor, membawa energi marah yang tidak bisa lagi disembunyikan. Plastik berisi gado-gado di tangannya berayun-ayun mengikuti gerakan tubuhnya yang agresif.

Dia berhenti di depan pintu unitnya, menatap tajam sosok Karel yang diam saja dengan ekspresi datar menyebalkan. "Ajarin anaknya, yang sopan sama orang tua!" ketusnya, sebelum beralih menatap tajam sosok Eliana, resmi menabuh genderang perang. Matanya menyala, dagunya terangkat tinggi, menegaskan bahwa dirinya tidak akan pernah mengalah pada bocah bau kencur ini.

Setelah mengeluarkan bogem mentah di depan wajahnya sendiri—gerakan tangan yang dramatis untuk menunjukkan ancaman yang tentu saja tidak akan pernah dia realisasikan—Jovanka masuk ke dalam unit, meninggalkan Karel dan Eliana saling pandang dengan kompak. Pintu unitnya tertutup dengan bunyi berdebam yang cukup keras.

"Ayah kok bisa tetanggaan sama penyihir?" tanya bocah berusia 5,5 tahun itu polos. Matanya yang besar dan bening menatap penuh keingintahuan pada Karel, menunggu penjelasan yang masuk akal tentang fenomena aneh bernama Jovanka itu.

"Nggak tau, lagi kena apes aja."

"Kasihan Ayah," ucap Eliana, iba. Nada bicaranya sungguh-sungguh, seperti anak kecil yang benar-benar prihatin dengan nasib ayahnya. "Pulang aja ke rumah Oma Ibun, kan di sana enggak ada penyihir."

Karel hanya menanggapi saran putrinya dengan senyum lembut. Senyum yang menyimpan banyak cerita yang belum bisa dia bagikan pada Eliana. Karena, dia tidak akan bisa merealisasikan hal tersebut. Kembali ke rumah hanya akan membuatnya semakin sulit move on. Rumah itu sudah terlalu penuh dengan kenangan, terlalu banyak jejak Kalea di setiap sudutnya. Setiap kali tidak bisa tidur, dia pasti akan pergi ke balkon kamar, memandang ke balkon sebelah dan membayangkan sosok Kalea ada di sana. Dalam kegelapan malam, dia akan terpaku, menatap kosong ke arah balkon yang dulu sering ditempati Kalea, berharap melihat siluet yang sudah tidak akan pernah ada lagi di sana. 

Dulu, sebelum Kalea menikah, mereka kerap menghabiskan malam di balkon masing-masing, mengobrol jarak jauh sambil sesekali menggibahi ART tetangga kompleks mereka yang tak sengaja kedapatan sedang mojok dengan sopir tetangga lain. Momen-momen sederhana yang pada waktu itu terasa biasa saja, tapi sekarang menjadi kenangan berharga yang terus menghantuinya.

Banyak kenangan tertinggal di rumah itu, dan Karel tidak bisa terus berkubang di dalamnya jika ingin segera menemukan kehidupannya sendiri. Dia tahu itu. Rasionalitasnya memahami bahwa untuk bisa melangkah maju, dia harus melepaskan masa lalu. Walaupun sampai saat ini dia masih belum bisa sepenuhnya lepas dari bayang-bayang kenangan masa lalu, setidaknya ada kemauan dari dalam dirinya untuk keluar membuka lembaran baru. Kemauan yang tipis, rapuh, tapi tetap ada dan dia coba pelihara sebaik mungkin.

Walaupun terkadang, dia cukup merasa kosong karena tidak ada lagi omelan-omelan Ibun menyambut pagi harinya, atau jokes receh Ayah yang terpaksa dia tertawakan agar pria itu tidak merasa sedih. Kehidupan di apartemen ini terasa lebih sepi, lebih sunyi, tapi setidaknya tidak terus-menerus mengingatkannya pada apa yang sudah hilang.

"Penyihirnya nggak jahat, kok. Kalau jahat, nanti Ayah usir pakai mantra ajaib." Dengan begitu, Karel menyudahi perihal penyihir. 

Keduanya lalu meneruskan langkah. Eliana masih memegang kendali atas leash di leher Sarang, sementara Karel memegang kendali dengan menggenggam erat tangan Eliana yang lain. 

"Ayah,"

"Apa, Sayang?"

"Ayah ingat Angelo, nggak?"

"Teman kamu yang bapaknya orang Italia itu?"

"Iya. Ingat, nggak?"

"Ingat. Kenapa emangnya?"

"Kemarin dia kasih El surat cinta, tahu."

Stop. Karel berhenti melangkah. Kepalanya menunduk, menatap balik putrinya yang mendongak menatapnya dengan mata boba yang berbinar. Mata yang begitu polos, begitu lugu, tidak mengerti kenapa informasi yang baru saja dia sampaikan itu membuat Ayahnya tiba-tiba seperti mematung.

"Dia kasih kamu apa?"

"Surat cinta," ulang Eliana. Segaris senyumnya melebar, menampilkan gigi-gigi putihnya yang kecil-kecil dan tertata rapi, seolah mendapatkan surat cinta di usia lima setengah tahun adalah pencapaian luar biasa yang patut dibanggakan.

Oh, Tuhan... Karel merintih di dalam hati. Bahkan bocah kecil yang belum genap berusia enam tahun dan baru akan masuk SD dua tahun lagi itu memiliki seorang penggemar? Bahkan si kecil mungil yang masih suka merengek ketika tidak diizinkan makan cokelat malam-malam ini, mendapatkan surat cinta, dari bocah lain yang masih sama ingusannya? Yang masih suka nangis kalau jatuh dari ayunan? Yang masih harus diingatkan untuk cuci tangan sebelum makan?

Demi apa pun, di dunia apa sebenarnya Karel sedang tinggal saat ini? Kenapa di saat dirinya dewasa (sudah bangkotan kalau kata Gavin), dia justru harus menyaksikan kisah cinta bocah-bocah bau minyak telon ini, sedangkan kisah cintanya sendiri begitu menyedihkan? Kenapa bocah-bocah TK ini lebih lancar urusan percintaan dibanding dirinya yang sudah kepala tiga? Ironi macam apa ini?

Katanya, Tuhan itu adil, tapi kalau situasinya begini, di mana letak adilnya?

"Nggak boleh. Nggak ada cinta-cintaan, kamu masih kecil."

Minimal Ayah dulu yang punya pacar, El, baru kamu. Andai El bisa mendengar isi hati, gadis kecil itu pasti akan langsung mencak-mencak tidak terima. Pasti akan protes keras dengan suara cerewetnya, mengatakan bahwa dia sudah cukup besar untuk punya teman laki-laki. Tapi untungnya, Eliana tidak bisa membaca pikiran, jadi Karel bisa menyimpan keluh kesahnya sendiri tanpa harus berhadapan dengan protes putrinya yang pasti akan panjang dan melelahkan.

Bersambung.....

1
Zenun
Emak ama baba nya mah nyantuy🤭
Zenun
Udah mulai buka apartemen, nanti buka hati😁
Zenun
Kamu banyak takutnya Karel, mungkin Jovanka mah udah berserah diri😁
Zenun
asam lambungnya kumat
Zenun
Mingkin Jovanka pingsan di dalam
Zenun
Ayah harus minta maaf sama penyihir🤭
Zenun
Ntar kalo Elliana gede, kamu nikahin lagi
nowitsrain: Takut bgtttt
total 3 replies
Zenun
laaa.. kan ada babe Gavin😁
nowitsrain: Ya gapapa
total 1 replies
Zenun
iya betul Rel, harusnya dia anu ya
Zenun
dirimu minta maaf, malah tambah ngambek😁
Zenun
kayanya lebih ke arah ini😁
nowitsrain: Ssssttt tidak boleh suudzon
total 1 replies
Zenun
Coba jangan dipadamin, biar nanti berkobar api asmara
nowitsrain: Gosong, gosong deh tuh semua
total 1 replies
Zenun
Kan ada kamu, Karel🤭
nowitsrain: Harusnya ditinggal aja ya tuh si nakal
total 1 replies
Zenun
iya tu, tanggung jawab laaa
nowitsrain: Karel be like: coy, ini namanya pura-pura coy
total 1 replies
Zenun
Taklukin anaknya dulu coba😁
nowitsrain: Anaknya Masya Allah begitu 😌😌
total 1 replies
Zenun
Minimal move dulu, Karel🤭
nowitsrain: Udah move on tauu
total 1 replies
Zenun
kau harus menyiapkan seribu satu cara, kalau emang mau lanjut ama perasaan itu
nowitsrain: Awww ide bagussss
total 3 replies
Zenun
Dia santuy begitu karena Gavin sama kaya Karel, belum kelar sama masa lalu🏃‍♀️🏃‍♀️
nowitsrain: Stttt 🤫🤫
total 1 replies
Zenun
Kalo diramahin nanti kebawa perasaan😁
nowitsrain: 😌😌😌😌😌
total 1 replies
Zenun
Minta pijit Kalea enak kali ya
Zenun: hehehe
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!