NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:524
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.

Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.

Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.

Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 31 - THE PREPARATION

Ethelia pun menjawabku dengan mencoba menjelaskan semuanya yang pernah terjadi dulu di rumahnya, “Soalnya kan awalnya aku nemuin dia di balkon rumahku, jadi aku sama keluarga memutuskan buat nampung dia dulu karena katanya ga tahu orang tuanya di mana, kerjanya apa”

Ibuku langsung bertanya baik sambil menoleh ke arahnya, “Owalah, tapi ini udah ingat ya?”

Ethelia mengangguk mengiyakan dan menjawabnya kembali, “Iya sekarang dia baru ingat, dulunya kagak”

“Untung dulunya kamu gak keburu nikahi dia” kata ayahku kepada Ethelia sambil tersenyum lebar meledeknya.

Ethelia pun tertawa kecil lalu lanjut menjawabnya dengan bercerita sedikit, “Haha iya benar, aku udah pasrah banget berdoa ke Tuhan setiap hari biar gak nikah sama dia”

Aku yang sedang dari tadi memikirkan satu pertanyaan ini akhirnya bertanya kembali kepadanya dengan nada santai, “Tapi kan cincin itu ditujukan untuk kamu Lia, emang masih bisa kita pake?”

Ethelia langsung melihat ke wajahku lalu menjawabku sambil tersenyum santai, “Bisa soalnya waktu milih cincin juga yang milih si Leo ini”

Aku pun langsung menjawabnya dengan perasaan yang lega, “Owalah oke kalau begitu”

Ibuku pun bertanya kepada Leonardo kembali, “Oh iya ini Leo udah kasih tahu keluarga belum kalau besok bakal jadi nikah tertutup di gereja dekat sini”

“Belum kasih tau sih” jawab Leonardo sambil menunduk ke bawah.

“Gimana kasih tahunya tuh, kita gak ada yang punya nomornya” jawab Ethelia sambil menatap kami dengan serius.

Ayahku pun langsung berkata kepada kami karena barusan seperti sedang teringat suatu informasi yang penting, “Eh kayaknya kita punya deh, soalnya dua tahun lalu pas kita bayarin biaya rumah sakit kamu sebelum akhirnya orang tua kamu mengaku kalau kamu itu anak mereka, coba aku cek dulu ya”

Ethelia langsung menunjukkan ekspresi mukanya yang sangat kaget itu setelah mendengarkan apa yang baru saya ayahku katakan itu lalu langsung menatap ke arah kami dengan kebingungan dan bertanya, “Eh emangnya pernah? Baru tahu lho aku”

Aku yang baru saja teringat sebuah kejadian saat dua tahun lalu setelah mendengar apa yang ayahku katakan itu akhirnya menyadari jika sebelumnya aku dengan Leonardo benar-benar pernah bertemu dalam kondisi yang mengancam nyawa itu, “Iya sama aku juga baru ingat sih kalo pernah mengalami kejadian itu”

“Iya pernah kejadian tapi emang udah lama banget sih” jawab ibuku sambil menjelaskannya kepadaku dan Ethelia.

Ayahku lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya lalu mengecek nomor kontak yang ada di ponselnya tersebut dan ternyata setelah dicari, nomor kontak ibunya Leonardo pun ketemu.

Ayahku dengan tersenyum lebar menoleh ke arah kami dan berkata, “Eh ini udah ketemu, aku coba telepon ya”

“Iya yah” jawabku singkat mengiyakannya.

Ayahku itu pun langsung mulai menghubunginya dengan meneleponnya, setelah beberapa saat menunggu akhirnya ibunya Leonardo pun mengangkat panggilan telepon tersebut.

“Halo”

“Halo, apakah benar ini ibunya Leonardo?” tanya ayahku untuk memastikan.

“Iya benar, kenapa ya?” jawab ibunya Leonardo dengan nada bicaranya yang lembut seperti pada biasanya itu.

Ayahku pun langsung menjawab dan menjelaskan semuanya secara lengkap kepada ibunya Leonardo itu, “Kami dari keluarganya Nairiya yang nantinya akan jadi calon istri Leonardo dan kami ingin kasih tahu kalau besok akan diadakan acara pernikahannya di sebuah gereja yang ada di dekat rumah kami”

“Oh iya tapi memangnya sudah bisa direservasi satu hari sebelum hari pernikahannya kah?” tanya ibunya Leonardo itu dengan kebingungan.

Ayahku langsung menjawabnya dengan yakin, “Tenang aja kok, adik laki-lakiku adalah pendeta di sana jadi harusnya bisa”

Ibunya Leonardo pun bertanya kembali, “Owalah oke deh, untuk cincinnya sendiri apakah udah ada?”

Ayahku menjawabnya kembali dengan santai, “Iya kami sudah ada kok, santai aja”

“Oh oke deh, nanti lokasinya sharelok aja ya” kata ibunya Leonardo.

Ayahku pun berterima kasih kepadanya sebelum akhirnya ia menutup panggilan teleponnya itu, “Iya, terima kasih banyak ya, jangan lupa datang besok”

“Iya, terima kasih juga” jawab ibunya Leonardo dengan nada bicara yang dapat terdengar sangat bahagia itu.

Setelah itu, ayahku langsung mematikan hubungan panggilan teleponnya itu dan menoleh ke arah kami dengan tersenyum lebar lalu berkata, “sudah ya semua, barusan udah aku hubungin juga”

Ethelia pun menoleh ke arah kami lalu bertanya kepada kedua orang tua kami, “Oh iya, berhubung karena orang tuanya Leonardo tidak mau menerima kembali anaknya itu jadi bolehkah kalau dia tinggal di sini saja untuk sementara?”

“Owalah boleh aja kok” jawab ibuku singkat

Ayahku menjawabnya dengan menjelaskan kepadanya, “Iya kan satu hari doang besoknya juga udah sah suami istri jadi ya udah lah gak papa juga”

Ethelia akhirnya tersenyum lega lalu beranjak dari sofa tersebut dan berkata kepada kami untuk izin pulang terlebih dulu, “Oke baguslah kalau begitu, aku balik ke rumah dulu ya”

“Iya hati-hati ya, bye-bye” jawabku sambil tersenyum senang ke Ethelia, kembaranku itu.

Ethelia pun tersenyum kembali ke arahku dan menjawab, “Makasih, bye-bye”

Lalu ia pun berjalan keluar rumah dan pergi menuju ke mobilnya yang sedang terparkir tepat di depan rumahku itu untuk pulang ke rumahnya.

Saat malam hari, kira-kira jam dinding telah menunjukkan pukul 8 malam. Setelah aku selesai mencuci piring dan perlengkapan makan lainnya di tempat cuci piring dekat dapur itu, aku melihat adanya Leonardo uang sedang bersama dengan ayahku menonton televisi dengan seru.

Di saat aku berjalan mendekati mereka ternyata aku melihat mereka sedang menonton sebuah pertandingan bola yang sangat sengit antara negara Jepang dengan Jerman. Aku yang sedang mengenakan piyama berwarna kuning itu pun tersenyum bahagia melihat mereka yang sedang akur menonton televisi bersama.

Semoga dengan kebersamaan keluarga ini, ia bisa merasakan kehangatan keluarga yang dulunya tidak pernah ia rasakan sama sekali di dalam lingkungan keluarganya sendiri.

Di sana kami semua telah selesai makan malam dan untuk mengisi waktu sebelum tidur, ibuku terlihat sedang merajut pakaian bayinya kembali di ruang tamu. Sedangkan ayahku dan Leonardo jelas sedang menonton pertandingan bola di sini. Veirena, kakak perempuanku itu sedang sibuk mengurusi data instalasi farmasinya itu di kamar.

Aku pun lanjut berjalan dan naik ke lantai dua rumahku untuk melanjutkan melakukan penerjemahan buku pelajaran berbahasa Inggris itu di kamarku.

Saat di dalam kamarku itu, aku pun langsung menyalakan laptopku di atas meja kerjaku itu dan mengirimkan pesan chat yang berisi kabar pernikahanku yang akan dilaksanakan besok kepada salah satu rekan kerjaku yaitu Relitha karena gabut.

“Tha, besok aku nikah secara tertutup lho”

Setelah beberapa saat aku mengirimkan pesan chat itu, tiba-tiba laptopku sudah nyala sepenuhnya. Aku pun langsung membuka dokumen file buku pelajaran berbahasa Inggris yang harus kuterjemahkan itu.

Tak lama setelah aku menerjemahkan beberapa, tiba-tiba notifikasi pesan chat di ponselku muncul dan itu dari Relitha. Aku pun langsung membuka pesan chat itu dan membacanya, aku sama sekali tidak menyangka jika ia akan membalas pesanku secepat ini.

“Alahh masa? Kamu pasti bohong kan”

Aku pun menjawab pesannya itu kembali dengan cepat.

“Tidak tha, ini beneran”

Lalu aku melihatnya yang statusnya langsung online dan sedang mengetik untuk membalas pesanku yang sebelumnya baru saja ia terima dan baca itu.

...-----------------------------------------------...

...Relitha (Rekan Penerjemah)...

...-----------------------------------------------...

Relitha

“Tidak mungkin lah, mendadak banget, bercanda ya kamu?”

^^^Aku^^^

^^^“Serius lho ini, besok aku sama Leonardo mau nikah di gereja secara tertutup”^^^

Relitha

“Hah? Beneran rupanya? Woi dasar pengkhianat, aku aja belum menikah”

^^^Aku^^^

^^^“Iya tha, doain ya besok lancar aja”^^^

Relitha

“AMINN…”

“Eh sumpah dadakan banget tapi”

^^^Aku^^^

^^^“Iya ada urusan internal soalnya”^^^

Relitha

“Oh oke deh kalau begitu, aku boleh ikut gak?”

^^^Aku^^^

^^^“Maaf ya tha, gak boleh soalnya khusus keluarga aja”^^^

Relitha

“Owalah oke”

^^^Aku^^^

^^^“Eh kamu lagi ngapain sekarang?”^^^

Relitha

“Nungguin pacar belanja di mini market”

“Eh dia udah balik deh, aku off bentar ya”

^^^Aku^^^

^^^“Oke”^^^

Setelah selesai mengobrol lewat pesan chat di ponsel dengan Relitha, aku pun langsung mematikan ponselku itu lalu kembali melakukan pekerjaanku, yaitu menerjemahkan sebuah file dokumen buku pelajaran berbahasa Inggris itu. 

1
Sinho
sedikit saran, tolong dikurangi kata 'itu' terlalu banyak dan aneh, semangat kak
Alpha Betha
Lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!