NovelToon NovelToon
CEO Dingin Itu Suamiku

CEO Dingin Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:51.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

“Damian, ah, jangan...”
"Itu geli, jangan seperti itu."
Arissa berdiri di depan ruangan kantor direktur Miracle group, dia mendengar suara Damian suaminya yang sedang bermesraan dengan wanita lain di dalam ruangan itu, suara manja wanita yang tengah bersama dengan suaminya itu seperti belati tajam yang menghujam jantungnya.
“Nyonya, direktur sekarang sedang sibuk, nanti akan saya sampaikan jika nyonya datang mengunjunginya...” Asisten pribadi Damian, Remi dengan wajah canggung dan penuh simpati menatap Arissa.


"Damian apa yang kamu...." Belum sempat Arissa menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bekap oleh bibir Damian.
Ciuman Damian kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Seperti hendak menelan Arissa bulat-bulat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 26

Arissa mencoba menekan perasaannya, dan kembali menyadarkan dirinya.

Ada atau tidaknya perempuan yang di cintai pria itu bukan urusannya lagi.

Sekarang dia dan Damian sudah tidak ada hubungannya sedikitpun. Jadi, dia harus baik-baik saja.

"Pak Damian, apa kamu bisa memberitahuku, perempuan yang kamu cintai itu, karakter dan ciri-cirinya seperti apa? Lalu apa warna kesukaannya." Tanya Arissa, dia harus tahu, agar dia bisa memberikan desain terbaik. Meskipun hatinya sedang terluka saat menanyakan hal itu.

Damian tampak berpikir, dia tidak punya perempuan yang di cintai.

"Pak Damian.." panggil Arissa karena tidak juga Damian menjawab.

Damian menatap Arissa, sesuatu terlintas di benaknya.

Hatinya sedikit tergerak, berdebar.

"Wajahnya kecil dan mungil. Matanya bulat bercahaya, alisnya hitam, buluh mata yang lentik. Bibirnya..." Damian menelan salivanya mengingat ciuman terakhirnya bersama Arissa.

"Warna kesukaannya, yang berwarna lembut." Ucap Damian sembari memperhatikan Arissa yang berdiri di depannya.

Soal warna kesukaan Arissa, Damian mengingat setiap kali bertemu dengan Arissa, Arissa selalu memakai pakaian yang berwarna lembut.

Tanpa Damian sadari, sebenarnya, hatinya sudah di curi oleh Arissa.

Arissa merasakan kegetiran hatinya, seperti di tusuk-tusuk. Sakit rasanya.

Dia tidak menyangka, jika pria arogan dan dingin itu, ternyata bisa begitu memperhatikan perempuan yang di cintainya.

"Arissa apa kamu mendengar ku?" Tanya Damian saat melihat Arissa hanya diam.

Dengan cepat Arissa kembali tersadar dari lamunannya, segera menundukkan mata, menutupi ekspresinya.

"Baik, akan aku buatkan desain interior untuk wanita mu itu." Kata Arissa penahan perih di hatinya.

"Kenapa kata-katamu terdengar begitu sinis sekali?" Kata Damian.

"Tidak, itu hanya perasaan mu saja." Arissa mengelak.

"Benarkah? Atau, jangan-jangan kamu cemburu." Damian mendekat.

"Ti...tidak..." Arissa menjadi gugup.

"Apa kamu menyukaiku?" Tanya Damian lagi.

Wajah Arissa menjadi merah.

Menyukai? Ya, aku bahkan pernah lebih dari sekedar menyukaimu..

"Tidak!" Arissa menjadi marah.

"Benarkah? Kalau begitu mari kita buktikan."

Damian lalu mengambil kesempatan dengan cepat mengecup bibir Arissa.

Kehangatan di bibirnya membuat Arissa terpaku, setelah itu, matanya melotot, kedua matanya dipenuhi dengan kemarahan, melotot melihat Damian yang tersenyum dengan entengnya.

"Pria busuk, hidung belang." Maki Arissa sambil melayangkan tangannya, tapi belum sempat tangannya mengenai pipi Damian, Damian sudah menahannya.

"Jangan marah, kalau kamu merasa rugi, kamu boleh mencium ku kembali." Ucapan yang membuat Arissa semakin berang.

"A...apa!" Marah Arissa.

Dia tak percaya dengan apa yang di dengarnya, pria itu memintanya untuk menciumnya kembali jika merasa rugi? dasar bajingan tengik! umpat Arissa dalam hati.

"Lalu kenapa kamu begitu marah?" Damian memasang wajah polos. Pura-pura tak mengerti.

"Apa begini caramu mencintai seorang perempuan? Baru saja tadi kamu mengatakan ada perempuan yang kamu cintai. Lalu, setelahnya kamu malah mencium perempuan lain! Apa kamu tidak merasa bersalah!" Ucap Arissa dengan tatapan tajamnya.

"Bagaimana caraku mencintai bukanlah urusanmu." Kata Damian.

Arissa hanya bisa menahan hati sambil menghela nafas kesal.

Tidak ada gunanya dia terus berdebat dengan pria busuk di depannya itu.

"Permintaanmu sudah aku tahu, sekarang antar aku kembali ke kantor, jam istirahat sebentar lagi habis." Kata Arissa yang mengalihkan topik. Dia tahu jika terus beradu mulut dengan Damian, masalah akan menjadi semakin rumit.

Meskipun dia merasa di rugikan karena pria itu lagi-lagi menciumnya.

"Aku akan mengantar mu pulang, tapi, cium aku dulu, setelahnya aku akan mengantar mu kembali ke kantor." Damian menunduk mensejajarkan tinggi badannya dengan Arissa lalu memajukan wajahnya ke depan wajah Arissa.

"Jangan mimpi!" Kesal Arissa,

Damian mengerutkan alis, membalikkan badan lalu duduk di sofa yang ada di samping, dengan gaya santai menghilangkan kakinya.

"Terserah saja kalau begitu, artinya kita tidak akan pergi dari tempat ini." Katanya.

Melihat Damian yang seperti itu membuat kemarahan yang ada di lubuk hati Arissa hampir meledak, dia mengepalkan tangan erat-erat karena merasa begitu di permainkan oleh Damian.

Arissa memejamkan mata, laku berpikir sejenak. Dia tidak bisa mendapatkan taksi di tempat yang terpencil itu.

Taksi online. Yah, dia bisa memesannya.

Arissa merogoh tasnya, mencari ponselnya.

Tidak ada, dia lupa, tadi dia meletakkan ponsel di atas meja kerja.

Dasar bodoh! Arissa mengutuk dirinya sendiri atas keteledorannya.

"Kalau aku mencium mu, kamu pasti akan mengantar ku kembali ke kantor kan?" Tanya Arissa.

Dia harus memasrahkan diri, dia tidak ingin lebih lama tinggal dengan pria itu.

"Aku berjanji." Damian tahu Arissa akan berkompromi, dia pun menunjukkan sebuah senyuman jahat atas kemenangannya.

Sebenarnya, Arissa tidak terlalu percaya pada Damian, tapi, meskipun dia tidak terlalu percaya, tapi sekarang dia tidak punya pilihan lain.

Dia memejamkan mata, melangkah dengan berani, selangkah demi selangkah berjalan mendekati Damian yang duduk di sofa.

Dia lebih baik menderita sekarang daripada menderita belakangan.

Arissa membungkuk, menundukkan kepala, lalu dengan cepat mendaratkan bibirnya di pipi Damian.

Setelah itu, cepat-cepat dia menarik bibirnya kembali.

Saat akan melangkah pergi karna sudah mencium Damian, pergelangan tangannya dipegang oleh Damian.

Dia lalu menarik Arissa, hingga Arissa terduduk di pangkuannya.

Tanpa aba-aba, dia langsung menundukkan kepala mencium bibir Arissa, sebelah tangannya di belakang kepala menekan agar Arissa menempel padanya.

Arissa dengan cepat menutup erat bibirnya, tidak membiarkan Damian menciumnya lebih dalam, kedua tangannya tidak berhenti mendorong, ingin memberontak dan lepas dari ciuman itu

Damian yang merasakan perlawanan Arissa, tangan sebelah yang ada di pinggang Arissa semakin kencang menekan. Lalu mulutnya memaksa membuka bibir Arissa.

Arissa sudah tidak bisa bertahan, dan akhirnya pertahanannya terbobol. Kini lidah Damian bisa dengan bebas menjelaja di dalam mulut Arissa.

Bibir merah Arissa membuat Damian tidak tahan, rasa manis bibir Arissa seperti manisnya bunga membuat dia ketagihan.

"Damian cukup!" Sergah Arissa yang sudah bisa melepaskan diri.

Dia langsung berdiri, dan menjauh dari Damian.

Sejujurnya, tadi, dia hampir saja terbuai.

Jika dia tidak bisa menyadarkan dirinya dengan cepat, dia juga pasti sudah akan hanyut di dalam ciuman itu.

Arissa menatap Damian dengan mata berkaca-kaca, sebentar lagi, sepertinya dia akan menangis.

Bukan menangis karena ciuman itu, tapi, karena dia sepertinya akan kalah dengan perasaannya.

Dia sangat takut itu terjadi, dia takut jika kembali jatuh cinta pad Damian. Dia takut kembali kecewa. Seperti dulu, menjadi istri Damian yang tidak pernah dianggap sebagai istri oleh Damian.

Damian lalu berdiri, menghampiri Arissa.

"Jadilah milikku..." Ucap Damian yang membuat air mata Arissa kini jatuh tidak tertahan lagi.

Campur aduk dia rasakan. Seakan di permainkan oleh takdir, dan juga oleh Damian.

Saat dia ingin lepas, kenapa pria itu datang dan membuat hatinya menjadi tidak tentram?

......................

Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.

1
Karin Iza
👍🏻
Mar lina
sabar...
kita ikuti
ceritanya thor
apakah dirimu lagi sibuk?
semoga author sehat " ya
🙏🙏🙏
di tunggu up nya...
Sh
Author kemana 1 minggu ini ? ditunggu updatenya tiap hari...semoga hanya kesibukan bukan lagi sakit...sehat selalu ya Author Maple
Sh
daripada dicium Damian mending coum duluan..bisa di pipi lagi...eh ternyata dicium Damian dengan panas juga...Enak di Damian ini....
Maria Mariati
hehhhh kapan itu kebuka Meraka berdua bosan ink nunggu nya
Asyatun 1
lanjut
partini
is ok muter muter aja dulu yg sweet
Maria Mariati
aku juga gedek Ama kalian berdua ,si Arisa masa ga engeh sih kalo si Damian usah tahu,dah lah thorr bikin Damian ngejar2 Arisa biar, Arisa tmbah gedek tapi makin sayang 😂😂😂
Sri Rahayu
lagi thor
partini
tambah nekat pastinya,,semoga bang Dami selalu waspada klw bininya dlm bahaya
Asyatun 1
lanjut
partini
oh my baru baca dah habisss panjang dikit lagi atuh Thor
kaki novel
/Drool/seru
Fina
double up untuk hari ini thor
Mar lina
bikin Arisa & Damain
bersatu lagi thor
bikin sebucin bucinnya
mereka ber 2
lanjut thor ceritanya
Maria Mariati: satukan mereka thorr,buat Damian ngaku
total 1 replies
partini
👍👍👍👍
Ddek Aish
ayo Damian mau bilang apa istrikah atau kekasih
partini
kenapa mirip RCTI Thor
Yunita aristya
lanjut
partini
bilang ga yah kalau itu istrinya
semoga iya biar terkejut
Maria Mariati: capek dah kucing2 an Mulu si Arisa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!