Istri mana yang terima bila diduakan dengan orang yang ditolongnya? Apalagi alasannya karena untuk membungkam mulut orang yang mengatakannya mandul. Hingga akhirnya sang suami melakukan perbuatan yang sangat dibencinya.
"Baiklah, aku beri kau 2 pilihan, terima Ima dan anaknya, atau ..." Nafas Adnan tercekat saat hendak melanjutkan ucapannya.
"Aku pilih yang kedua, BERPISAH." potong Aileena cepat tanpa basa-basi membuat Adnan bagai tersambar petir di siang bolong.
'Hebat banget kamu, Mas. Kamu lebih memilih menjandakan istrimu sendiri demi janda lain.' lirih Aileena Nurliah.
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.12 CFD
Aileena dan Khanza kini tampak sedang berbelanja di sebuah supermarket. Semenjak kehamilannya, Aileena jadi lebih doyan makan. Karena itu ia selalu menyetok berbagai bahan makanan dan cemilan.
"Za, aku ke tempat buah dulu ya!" ujar Aileena pada Khanza yang sedang asik melihat berbagai macam Frozen food.
Khanza mengangguk seraya tersenyum,
"Hati-hati ya bunda. Jangan jauh-jauh juga, ntar diculik om-om ganteng, Tante kan jadi repot nyariin." canda Khanza sambil terkekeh.
"Kalau om-om'nya baik dan setia, terus cakep juga, nggak papa dong! Biar bunda bisa saingan sama Tante Khanza." sahutnya yang juga terkekeh.
Aileena pun segera berlalu menuju ke rak buah-buahan. Ia tampak memilih dengan cermat berbagai buah.
"Wah, mangganya ranum-ranum banget! Enak yang mana yah?" gumam Aileena seraya melihat beberapa jenis mangga yang ada di hadapannya.
"Enak yang ini, mangga Indramayu. Dagingnya bukan hanya tebal tapi juga kaya serat." cetus seseorang yang tiba-tiba saja berdiri di sampingnya.
Aileena pun segera menoleh ke arah sumber suara dan pupilnya sontak membola.
"Radika? Kamu ngapain di sini?" tanya Aileena penasaran saat melihat Radika lah yang berdiri di sampingnya.
"Menurut kamu?" tanyanya balik.
Aileena mendengus, "Ditanya malah balik nanya." ketus Aileena. "Oh, aku tau, kamu pasti sedang menemani pacar kamu belanja ya kan?" tebak Aileena.
Radika terkekeh, "Pacar dari Hongkong."
"Cie cie ... masih otw single mom eh udah dapet gebetan aja." ledek Khanza yang tiba-tiba sudah berdiri di dekat Aileena.
"Apaan sih, Za! Dia ini temen SMA aku dulu terus sekarang jadi dokter kandungan aku." seru Aileena.
Radika mengerutkan dahinya, 'Otw single mom? Apa dia sedang dalam proses perceraian?' batin Radika bertanya-tanya.
"Lebih dari temen juga boleh, siapa tau cocok kan kata kamu dia temen kamu dari SMA artinya udah kenal lama dong."
"Za ..." mata Aileena menajam membuat Khanza menyengir lebar.
"Canda ... canda ... gitu aja marah! Bumil nggak baik lho marah-marah, ya nggak dok!"
Radika tersenyum lebar, "Iya, benar kata temen kamu. Jadi mau beli mangga yang mana nih? Mau aku bantu pilihin?" tawar Radika.
"Pilihin deh, Ka, udah nggak mood soalnya gara-gara tuh kremesan pisang goreng."
"Astaga nagaaa , Ai, kamu tega bener sih ngatain gadis cantik nan imut kayak aku kremesan pisang goreng. Udah ah, mending aku ke stand makanan aja sambil icip-icip kalo aja bisa kenalan sama chef-nya." ujar Khanza mencebik membuat Aileena yang tadi cemberut jadi terkekeh.
"Silahkan, entar aku telepon Rama lho, terus aku bilangin, pacarnya lagi mau PDKT sama chef di supermarket."
"Silahkan aja! Nggak takut, weeekkk ..."
Aileena lagi-lagi terkekeh membuat Radika terpana.
"Eh Ka, kamu tadi belum jawab pertanyaan aku deh, kamu ngapain ke sini?"
"Namanya ke supermarket, Na, ya belanja lah, mau ngapain lagi emang? Masa' mau cari pacar tapi kalo ada , nggak papa sih, aku mau." ujar Radika seraya tersenyum lebar.
"Kamu mah nggak perlu repot-repot cari pacar, di rumah sakit aja tinggal duduk tenang pasti banyak yang bakal mampirin."
"Itu mah pasien, bukan pacar Na, kamu ada-ada saja." ujar Radika seraya terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku belanja buat kebutuhan aku lah Na, aku kan tinggal sendiri jadi ya semua aku kerjakan sendiri termasuk masak. Nggak mungkin kan aku beli makanan jadi terus, yang ada bukannya kenyang sehat malah kenyang penyakit."
"Wah, kamu hebat Ka, kapan-kapan, aku mau dong nyicip masakan kamu. Anggap aja aku chef Renata yang akan memberi penilaian pada masakan kamu."
"Mau dimasakin terus tiap hari juga nggak masalah kok." sahut Radika sambil mengulum senyum.
"Hah!" seru Aileena dengan alis terangkat.
...***...
Weekend ini Aileena dan Khanza telah berjanji akan menikmati akhir pekan mereka di CFD Bundaran HI. Hari baru menunjukkan pukul 7 pagi, tapi jalanan sudah tampak ramai. Antusiasme warga pada Car Free Day lumayan tinggi. Terlihat dari banyaknya warga yang menikmati hari mereka dengan berolahraga, bersepeda, dan ada juga yang sibuk berswafoto bersama teman, kekasih, bahkan keluarga mereka di kawasan itu.
Khanza dan Aileena baru saja selesai bersepeda ria. Cuaca yang mendukung membuat akhir pekan mereka terasa lebih menyenangkan. Sambil menenggak jus botolan yang sempat mereka beli di minimarket tadi, mereka menikmati keramaian tanpa kendaraan berasap.
Baru saja mereka berdiri hendak membeli beberapa cemilan, tiba-tiba ada yang memanggil nama mereka berdua.
"Khanza ..."
"Aileena ..."
Mendengar nama mereka berdua dipanggil, Aileena dan Khanza pun menoleh ke arah sumber suara.
"Rama ..."
"Mas Fatur ..."
Seru Aileena dan Khanza bersamaan.
"Lho kok kalian bisa ada di sini?" tanya Aileena penasaran.
"Kami mau cari gebetan, kalo aja ketemu." canda Rama.
"Oh, bagus dong, aku juga mau cari cowok juga di sini!" balas Khanza dengan sudut bibir yang terangkat sebelah.
"Kalian berdua ini, tiap ketemu berantem Mulu sih! Kapan romantisnya coba?" delik Aileena.
"Romantis itu nggak boleh di depan orang yang jomblo, nanti yang jomblo pada ngiri, ya nggak yang?" ujar Rama seraya merangkul pundak Khanza.
"Yaps, beb, justru ini cara kami supaya makin gimana gitu. Berantem itu nggak melulu bermakna konotasi, Ai. " timpal Khanza seraya tersenyum lebar membuat Aileena mendengus .
"Ya udah Ai, gimana kalau kita cari makan aja berdua, tinggalin aja dua sejoli nyebelin itu."
"Boleh juga, mau makan apa Mas?" tanya Aileena seraya meninggalkan Khanza dan Rama yang tampak tergelak , menertawakan mereka berdua.
"Kamu pingin makan apa?" tanya Fatur.
"Kok malah tanya aku balik?" heran Aileena.
"Kan kamu sedang hamil Ai, kan biasanya perempuan hamil itu pingin sesuatu, ngidam gitu?" ujar Fatur.
Aileena sontak membulatkan netranya, "Mas tau aku sedang hamil? Emang kelihatan ya?" ujar Aileena seraya mengusap perutnya.
"Tau ... belum keliatan sih, cuma ya tau aja."
"Wah, kayak orang yang udah pengalaman ngurusin perempuan hamil aja." ujar Aileena.
"Siapa? Aku? Enak aja. Aku tuh pernah dengar pas kamu lagi ngobrol sama pacarnya Rama itu, bukan karena aku sering ngurusin perempuan hamil. Berurusan dengan perempuan hamil aja baru kali ini, ya sama kamu."
"Oh ya? Kirain ...hahaha ..." Aileena terbahak
"Kirain apa?"
"Kirain aku, mas sering urusin perempuan hamil gitu, istrinya mungkin."
"Aku masih single , Aileena ...." geram Fatur lalu terkekeh. "Masih perjaka ting tong malah." tambahnya lagi.
"Udah kayak bel rumah aja ting tong ting tong ... Kita makan bubur ayam itu aja gimana, mas?" tanya Aileena seraya menunjuk sebuah gerobak penjual bubur ayam.
"Boleh juga. Tapi tempatnya ramai."
"Kalo ramai biasanya sih enak."
"Kamu duduk di sini aja, biar aku yang pesan. "
"Aku ikut aja deh, mas."
"Nggak usah, kamu itu lagi hamil Ai, nanti kamu kelelahan, belum lagi itu ramai banget, entar ada yang nabrak kamu, gimana? Kamu di sini aja ya!" bujuk Fatur.
Aileena menghela nafas, "Iya deh! Makasih ya mas."
Karena antrian pembeli bubur ayam lumayan panjang, Aileena pun menunggu cukup lama. Untuk mengusir rasa bosannya, ia memainkan ponselnya dengan membuka sosial media miliknya.
"Ai ... Aileena ..." terdengar suara lirih yang memanggil namanya. Aileena sangat hafal suara itu. Aileena sontak mengeraskan rahangnya sambil mendongakkan wajahnya menatap nyalang orang yang memanggil namanya itu.
"Ya, kenapa?" tanyanya dengan wajah datar.
"Kau masih marah pada, mas, Ai?" tanya Adnan lirih.
"Penting?" sinis Aileena.
"Ai, mas tau, mas salah, mas mohon maafin mas Ai, jujur, mas sangat kehilangan kamu, Ai." Ujar Adnan dengan wajah memelas.
"Maaf ya, yang lalu biarlah berlalu, tak usah ungkit lagi sebab itu hanya akan membuat luka ini makin berdarah." ujar Aileena sinis.
Malas bicara dengan Adnan yang membuat hatinya melemah sekaligus sakit, Aileena pun lantas berdiri, ia hendak menuju ke stand penjual bubur ayam, namun baru berapa langkah berjalan, tangannya dicekal Adnan.
"Lepasin, mas!" sergah Aileena tegas.
"Ai, bisa kita bicara berdua?"
Aileena menggeleng, "TIDAK." tegas Aileena.
"Ai ..."
"Lepaskan tanganmu dari Aileena." bentak Fatur dengan suara dinginnya membuat Adnan tersentak.
"Siapa kamu? Nggak usah ikut campur. Saya ingin bicara dengan istri saya." ujar Adnan dengan rahang mengeras.
"Istri? Kami nggak salah mas? Apa kamu amnesia? Kamu lupa kamu udah menjandakan aku demi janda itu?" pungkas Aileena membuat Adnan terdiam.
Lalu Aileena menyentak tangannya hingga terlepas dari cengkeraman Adnan. Lalu ia pun berlalu mengikuti langkah Fatur.
Sedangkan Fatur, tampak menyeringai saat melihat penampilan Adnan yang terlihat berantakan dengan lingkaran mata yang menghitam. Ia dapat melihat, pancaran cinta di mata Adnan untuk Aileena. Tapi sepertinya, Aileena sudah kadung kecewa hingga bicara berdua pun ia enggan.
...***...
...Happy reading 🥰🥰 🥰...
Janjangan Delima mantannya Radika.. dan Doni kk nya Radika.. 😱😱😱