Revan Santiago adalah seorang pemuda biasa yang telah menjadi menantu mitralokal di keluarga Barnes. saat ini, dia sedang berjuang untuk mencari biaya untuk pengobatan ibunya dirumah sakit. ketika dia meminta bantuan kepada temannya, Revan bukan hanya tidak mendapatkan pinjaman namun, dia malah di pukuli hingga sekarat. dalam kondisi sekarat dia tiba-tiba mendapat warisan, "Selamat datang pewaris Dewa semesta!" tiba-tiba Revan mendengar suara seorang pria tua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Santiago, Kamu Terlalu Berhati Lembut
Setelah Revan berhasil menyembuhkan gadis kecil itu, Leon White akhirnya mengakui bahwa Revan memang lebih baik darinya. dan dengan tulus mengakui kehebatan Revan.
Saat dia melihat Revan mengunakan Teknik Jarum Kebangkitan, dia menyadari kesenjangan besar antara dirinya dan Revan.
"Tuan White, silahkan berdiri!" kata Revan sambil melangkah maju dan membantu pria tua itu berdiri. "Anda adalah seniorku. Saya tidak pantas menerima penghormatan seperti itu. Ngomong-ngomong, saya minta maaf atas tindakan yang telah saya lakukan barusan. Saya agak panik untuk menyelamatkan gadis kecil itu sehingga saya mengambil jarum emas itu tanpa persetujuan anda. Mohon maafkan saya ..."
Dokter Leon menggelengkan kepalanya dan berkata, "Anda pantas mendapatkannya. Saya menyadari bahwa, sebagai Grandmaster dan Dokter Nasional yang bisa menghasilkan keajaiban, saya tidak seharusnya menunjukan sikap angkuh dan meremehkan orang lain. saya seperti katak didasar sumur, tidak tahu seberapa tingginya langit.
"Anda tidak pernah menyatakan diri sebagai Grandmaster dan Dokter Nasional yang Menghasilkan keajaiban. Dunia lah yang telah mengakui kemampuan dan pencapaian anda dalam bidang medis.
Leon menatap Revan dan berkata, "Jika di bandingkan dengan anda, saya merasa sangat rendah, maka dari itu, ijinkan saya menjadi murid anda." Leon pun kembali berlutut.
Buk!
"Eh ..." Revan jadi bingung. saat ini, dia berada dalam posisi yang sulit.
"Saya akan berdiri sampai anda menerima saya sebagai murid anda!" Leon bersikeras untuk menjadikan Revan sebagai gurunya.
"Saya ..." Revan menjadi dilema. Namun, ketika dia melihat tekad pria tua itu, dia akhirnya menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baiklah ..."
"Terimakasih ... Mulai sekarang anda adalah guru saya!" Leon sangat bersemangat. Wajahnya berseri-seri seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru.
"Bangunlah ..." Revan merasa terganggu dengan sikap Leon. "Orang hebat, akan selalu di ganggu oleh penggemarnya!" gumam Revan dalam hati.
"Teknik yang anda gunakan barusan adalah Teknik Jarum Kebangkitan, bukan?" tanya Leon penasaran.
"Benar!" Revan mengangguk.
"Bisakah anda mengajari saya teknik tersebut?" tanya Leon dengan ekspresi memohon.
Mendengar permintaan Leon, Revan terdiam.
...
Disisi lain, Herry Samos tersenyum. "Revan tidak sombong atau di penuhi hawa nafsu. Dia adalah genius sejati!" pikirnya dalam hati.
Dia pun melangkah maju dan berkata, "Tuan Santiago, terimakasih banyak. mulai hari ini dan seterusnya, kamu adalah tamu kehormatan keluargaku. jika anda membutuhkan bantuanku di masa depan, jangan ragu untuk menghubungiku. Aku akan melakukan yang terbaik untuk anda."
Setelah berkata seperti itu, Herry pun memanggil Adolf.
Beberapa saat kemudian, Adolf masuk dan membawa sebuah kartu hitam dan menyerahkannya kepada Herry.
Herry kemudian mengulurkan tangannya dan menyerahkan kartu hitam itu dan berkata, "Ada seratus juta Dollar didalamnya. Ini adalah biaya pengobatan putriku!"
Seratus juta Dollar?
Revan tercengang.
Dalam hidupnya dia tidak pernah menghasilkan uang.
"Tuan Samos ini ..." Revan ingin menolak. Meskipun Lukas adiknya telah memperlakukannya dengan buruk sebelumnya dan sikap awal Herry yang suka memandang rendah orang lain. Namun, dia tidak ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memeras Herry. Jadi dia tidak berencana untuk meminta biaya pengobatan putrinya.
"Ini adalah hadiah kecil dari saya, karena anda telah menyelamatkan putriku. Tuan Santiago, tolong di terima!" kata Herry sambil menarik tangan Revan lalu meletakkan kartu hitam itu ditangannya.
Melihat ketulusan Herry, Revan pun menerimanya. Bagi Herry, mungkin seratus Juta ini bukanlah apa-apa. Namun baginya, ini adalah jumlah yang sangat besar.
Dia memang mampu melakukan. Banyak hal, namun di dunia ini orang tidak berdaya tanpa uang.
Beberapa hari yang lalu, dia memohon hingga di pukuli sampai sekarat hanya untuk mendapatkan pinjaman tiga ratus ribu Dollar untuk biaya operasi ibunya. Namun sekarang dia memiliki seratus juta Dollar. Hidup ini benar-benar tidak dapat di prediksi.
Setelah beberapa saat Revan mendongak dan melihat waktu, "Tuan Samos, ini sudah larut. Aku harus pamit!"
"Banyak hal yang ingin aku lakukan, jadi aku tidak bisa menahanmu lebih lama disini. Aku akan mentraktir kamu untuk makan malam di lain waktu!"
"Baiklah!" Revan mengangguk.
Setelah keduanya berpamitan, Herry mengantar Revan kedepan vila. Namun, setelah melewati jalanan depan rumahnya, Revan seperti merasakan sesuatu dan menghentikan langkahnya. lalu mengamati sekeliling dan menemukan bahwa seluruh vila itu di selimuti oleh asap hitam.
"Tuan Samos, aku harus memperingatkan kamu tentang sesuatu." kata Revan dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Tuan Santiago, katakan saja!"
"Vila ini sepertinya harus di bersihkan!" kata Revan, "Seperti yang aku katakan sebelumnya bahwa ada sesuatu di rumah anda yang menjadi penyebab penyakit putrimu. sekarang, aku telah melihatnya sendiri. Aku menyarankan, untuk sementara, kalian pindah ketempat lain. Jika tidak, aku khawatir penyakit putri anda akan Kambu!"
Setelah mendengar itu, hati Herry hancur.
"Ini ..."
"Aku tahu, kamu tidak percaya dengan hal-hal seperti ini. tetapi, di dunia ini, ada banyak misteri yang sulit di terima oleh akal sehat manusia. Orang mungkin tidak percaya beberapa hal."
"Tuan Santiago, apakah ada cara untuk mengatasi masalah ini? Bukannya aku tidak ingin pindah dari sini. Namun ada beberapa rahasia yang tidak dapat aku ceritakan kepadamu." ujar Herry dengan ekspresi cemas.
"Begini saja, aku akan memberimu sesuatu dan pakaikan benda itu pada putri anda. itu dapat menangkap roh jahat!"
Revan kemudian mengeluarkan sebuah liontin giok dari sakunya dan menyerahkannya kepada Herry.
Revan membeli Liontin giok ini secara kebetulan saat sedang berjalan-jalan di pasar barang antik.
Dengan kemampuan ilahinya dia dapat dengan mudah mengetahui sebuah benda hanya dengan memfokuskan pandangannya pada benda tersebut.
Liontin giok akan menjadi imbalan atas seratus juta yang di berikan Herry padanya.sehingga mereka impas.
Herry mengambil Liontin giok itu dengan hati-hati, dan dia merasa sangat berterimakasih kepada Revan.
Putrimu akan baik-baik saja selama memakai liontin giok ini.
Saat mereka keluar dari halaman dan hendak melangkah keluar dari gerbang Mansion milik keluarga Samos, seseorang tiba-tiba bergegas menghampiri mereka dan berlutut sambil memeluk kaki Revan. "Revan, tolong, tolong selamatkan aku!"
Revan terkejut. karena situasi di malam hari, Revan tidak mengetahui orang itu, namun suaranya sangat akrab di telinganya.
Revan menundukkan kepalanya dan dan melihat seorang pria dengan wajah bengkak. Saat memperhatikannya dengan jelas dia pun berseru, "Martin?"
"Kenapa kamu ada disini?" tanya Revan. Dia kemudian menatap Herry.
"Dia berpura-pura menjadi dirimu. aku sudah mengusirnya. Jangan khawatir, keluarganya telah menghilang dari kota Renville. Jadi, dia tidak akan menimbulkan masalah untukmu dimasa depan" jelas Herry.
Setelah merenung sejenak, Revan akhirnya memahami apa yang terjadi.
"Revan, selamatkan aku!" Martin memeluk paha Revan sambil menangis sesenggukan. "Jika kamu bisa berbicara dengan Tuan Samos, aku berjanji tidak akan menganggu Laura lagu."
"Dia bahkan tidak memiliki hubungan denganmu!" Revan menarik kakinya sambil berkata dengan suara dingin.
Selama ini, Martin telah membebaninya dan tidak pernah berhenti untuk menyulitkannya. Situasi saat ini, memang pantas dia dapatkan.
"Aku minta maaf. Ini memang salahku!" kata Martin cemas. sikap angkuh yang selalu dia tunjukan pada Revan sebelumya sudah lenyap. Jika dia tahu bahwa Revan adalah tamu kehormatan keluarga Samos, bahkan jika dia memiliki seratus kali keberanian pun, dia tidak akan pernah berani mengusik Laura.
Jika dia kembali dan mengatakan kepada ayahnya bahwa keluarga mereka hancur karena dirinya, ayahnya pasti akan mematahkan tangan dan kakinya. Dia tidak ingin hal itu terjadi.
Setelah Revan menjauh darinya, Martin terus merangkak dan memohon, "Tuan Santiago, tolong selamatkan aku. Aku mohon padamu. Selama kamu bersedia membantuku, aku bersedia menjadi saksi, bahwa lukisan yang kamu peroleh dari pasar Barang Antik adalah lukisan asli!"
Revan mencibir, "Kamu pikir aku peduli apa pendapat keluarga Barnes padaku?"
"Tuan, maafkan aku. Aku sangat menyesal!" kata Martin tidak hentinya memohon kepada Revan sambil menampar dirinya dengan keras. Darah terus mengalir dari sudut mulutnya.
"Tuan Revan, kamu layak menyalakan saya yang bukan siapa-siapa. Kamu bisa memperlakukanku seperti anjing. tapi, bisakah kamu membiarkanku pergi? tolong kasihanilah aku!"
Revan menghela nafas panjang. Martin dulu sama menjijikan seperti kondisinya sekarang.
Revan pun menatap Herry dan berkata, "Tuan Samos, bisakah anda melepaskannya?"
Herry menghela nafas sambil berkata, "Tuan Santiago, kamu terlalu berhati lembut!"
...****************...