NovelToon NovelToon
Di Nikahi Duda Anak 1

Di Nikahi Duda Anak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Beda Usia / Pengasuh
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Sabrina Rasmah

Kirana Larasati, gadis yang baru saja lulus SMA, harus menghadapi kenyataan pahit. Adiknya menderita sakit kanker, namun masalah ekonomi membuat adiknya terpaksa dirawat di rumah sendiri. Kirana ingin bekerja dan membantu orang tuanya. Suatu hari, tetangganya bernama Lilis menawarkannya pekerjaan sebagai pengasuh anak.
Kirana bertemu dengan Bastian Rajendra, seorang duda yang memiliki satu anak perempuan bernama Freya Launa.
Awalnya, Kirana hanya berniat bekerja untuk mendapatkan uang demi pengobatan adiknya. Namun, kedekatan Kirana dengan Freya, serta tanggung jawabnya yang besar, membuat Bastian mengambil keputusan tak terduga. Bastian menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengan janji akan menanggung seluruh biaya pengobatan adiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Sabrina Rasmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

satu malam lagi

Bastian sudah duduk di kursi kebesarannya di meja makan. Tangannya sibuk menyesuaikan jam tangan mewahnya, sementara matanya tertuju pada tablet yang menampilkan jadwal rapat. Suasana di meja makan terasa sangat kaku, terutama setelah kejadian "handuk" tadi pagi.

Kirana membantu Freya duduk, lalu ia sendiri duduk dengan gerakan serba salah. Ia berusaha tidak menatap ke arah Bastian, fokus sepenuhnya pada piring nasi goreng di depannya.

"Kirana," panggil Bastian tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangan dari tabletnya. Suaranya berat dan tetap dingin, seolah tak ada rasa malu yang tersisa dari kejadian tadi.

"I-iya, Tuan?" jawab Kirana, sedikit tersentak.

"Hari ini saya ada pertemuan di luar kota, jadi saya nanti pulang terlambat," ucap Bastian singkat. Ia akhirnya mendongak, menatap Kirana dengan tatapan tajam yang sulit dibaca. "Ajak Freya bermain bersama dan jangan lupa bimbing dia belajar."

Kirana mengangguk patuh. "Baik, Tuan. Saya mengerti."

Bastian terdiam sejenak, ia tampak menimbang-nimbang sesuatu sebelum kembali melanjutkan bicaranya. "Dan satu lagi... malam ini kau tidur di kamar Freya lagi saja. Dia sepertinya lebih tenang jika kau ada di sampingnya."

Mendengar itu, pipi Kirana kembali memanas. Ingatannya melayang pada momen semalam saat mereka bertiga berada di atas kasur yang sama. Tidur di sana lagi? Berarti nanti kalau dia pulang malam, dia bakal masuk ke kamar Freya juga dong? batin Kirana bergejolak.

"Kenapa diam? Kau keberatan?" tanya Bastian dengan satu alis terangkat.

"Eh, tidak Tuan! Saya... saya bersedia," jawab Kirana cepat-cepat agar tidak terlihat gugup.

"Horeee! Kak Kirana bobo sama Freya lagi!" seru Freya riang sambil bertepuk tangan, membuat suasana yang tadinya tegang menjadi sedikit lebih cair.

Bastian berdiri, merapikan jasnya yang tak berkerut sedikit pun. "Bagus. Saya berangkat sekarang."

Ia mengusap kepala Freya, lalu melirik Kirana sekilas sebelum melangkah pergi. Kirana hanya bisa menghela napas panjang setelah punggung lebar itu menghilang di balik pintu.

"Pulang terlambat, ya?" gumam Kirana pelan. "Ya sudah, artinya hari ini aku bebas dari tatapan 'kulkas' itu untuk beberapa jam lebih lama."

Namun, di dalam hatinya, Kirana merasa ada sesuatu yang aneh. Meskipun ia kesal dengan sikap kaku Bastian, ada rasa tanggung jawab dan... sedikit rasa penasaran yang mulai tumbuh di hatinya tentang pria yang dipanggilnya 'Kelinci Gede' itu.

Setelah kepergian Bastian, suasana rumah terasa jauh lebih rileks. Kirana segera menjalankan tugasnya mengantar Freya ke sekolah. Sepulangnya dari sekolah, Kirana menghabiskan waktu sepenuhnya bersama Freya. Mereka belajar mewarnai, membaca buku cerita, dan bermain boneka di ruang tengah.

"Kak Kirana, nanti malam Ayah pulangnya jam berapa?" tanya Freya sambil menyandarkan kepalanya di pangkuan Kirana saat mereka sedang menonton kartun di sore hari.

"Ayah bilang pulangnya agak terlambat karena ada urusan di luar kota, Sayang. Kenapa? Freya kangen ya?" Kirana mengusap lembut rambut bocah itu.

"Iya. Tapi Freya senang ada Kak Kirana. Biasanya kalau Ayah pulang telat, Freya cuma sama Mbak Lilis, tapi Mbak Lilis sering sibuk di dapur," jawab Freya polos.

Mendengar itu, hati Kirana mencelos. Ia menyadari bahwa di balik kemewahan rumah ini, Freya mungkin sering merasa kesepian. Ayahnya yang terlalu sibuk bekerja dan sifatnya yang dingin tentu bukan teman bermain yang ideal bagi anak sekecil itu.

1
Sri Wahyuni Abuzar
kenapa siih harus ada kata² umpatan B2
di bab sblm nya jg gitu aku masih diem..eeh ini ketemu lg..kesel sm majikan boleh² aja tp g mesti ngebatin dengan kata² kotor.
Nur Sabrina Rasmah
bener bener posesif banget ya , mas Bastian ke Kirana🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!