Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 35
"Nona yakin akan menemuinya?"tanya nicko yang ikut mengantar Ara ke kafe tempat Abimanyu menunggunya.
"Ya,"jawab Ara singkat. Nicko hanya menghela napas panjang.
"Saya hanya mengingatkan, jangan bermain-main dengan api, bagaimanapun juga Abimanyu adalah kakak ipar nona. Kalau timbul suatu masalah antara nona dengan nona Anggi, maka tuan muda juga akan ikut menanggung akibatnya,"ujar Nicko. Ara juga mengerti resikonya. Tetapi kali ini Ara juga ingin menyelesaikan masalahnya dengan Abimanyu hingga tuntas.
"Tapi Abimanyu tidak berhenti menghubungi ku,"ujar Ara. Bahkan Ara sudah sengaja mengulur waktu hingga hampir satu jam tetapi Abimanyu tetap berada di sana.
"Kak Nicko, kali ini aku mohon jangan katakan kepada kak Angga masalah ini,"pinta Ara. Dia sudah bertekad untuk menemui Abimanyu.
"Tidak lebih dari 15 menit,"ujar Nicko menyerah. Dia sudah memberikan waktu untuk Ara untuk menemui Abimanyu. Tapi dia juga tidak bisa memberikan banyak waktu karena Angga sudah memintanya untuk menjaga Ara.
"Terimakasih, kak,"ujar Ara langsung keluar dari mobil dan menemui Abimanyu. Nicko menghela napas.
"Kapan drama diantara mereka akan selesai."
"Maaf menunggu lama,"ujar Ara begitu sampai di tempat duduk abimanyu. Kedatangan Ara sungguh membuat Abimanyu merasa senang.
"Tidak apa-apa, aku akan menunggumu,"ujar Abimanyu dengan lembut.
"Hentikan semua ini, kak,"ujar Ara dengan nada serius. Dia sudah lelah berurusan dengan masa lalu yang ingin dia hapus ini.
"Apa maksudmu, Ara, apa yang telah aku lakukan sehingga aku harus berhenti,"tanya Abimanyu.
"Jangan menghubungi ku lagi, ini akan berakibat buruk. Kak Anggi bisa salah paham jika kita masih berkomunikasi dan bertemu secara sembunyi-sembunyi,"ujar Ara menerangkan.
"Aku hanya ingin meminta maaf secara langsung kepadamu, karena selama ini aku belum sempat mengatakan nya padamu secara langsung,"kata Abimanyu tulus.
"Kalau hanya itu yang ingin kakak katakan, aku sudah memaafkannya, namun aku tidak bisa kembali menjalin keakraban seperti dulu lagi, maaf...tapi aku harap kakak bisa mengerti posisi kita berdua, aku tidak ingin ada kesalahpahaman lagi,"ujar Ara.
"Aku...tahu,"ujar Abimanyu lemah. Dia memang tidak bisa mengembalikan sesuatu yang telah dia hancurkan sendiri. Sejak awal semua adalah salahnya karena terlambat menyadari perasaannya yang sesungguhnya.
"Kuharap ini adalah pertemuan terakhir kita seperti ini, jangan menghubungi ku lagi, aku pergi dulu, kak,"pamit Ara kepada Abimanyu. Namun lengan Ara buru-buru ditahan oleh Abimanyu.
"Tunggu, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Sesuatu yang benar-benar tulus dari lubuk hatiku. Aku mencintaimu, Ara. Aku benar-benar telah jatuh cinta padamu. Aku kehilanganmu sejak kamu pergi meninggalkan ku. Aku merasa ada yang hilang dalam hatiku. Maafkan aku."
Ara melepaskan tangan Abimanyu.
"Semua sudah terjadi, kak. Dan itu tidak bisa terulang kembali,"tutur Ara sebelum pergi meninggalkan Abimanyu sendiri di kafe.
Abimanyu mengusap wajahnya kasar.
Aku yang terlalu bodoh melepaskan mu , Ara. Aku yang terlalu bodoh.
**
"Tumben kamu bisa datang kemari?"tanya William tidak menyangka sepupunya ada waktu luang menerima ajakan minum nya.
"Sesekali tidak masalah,"jawab Kendra dengan tenang.
"Lagian sudah waktunya kamu mencari wanita untuk bersenang-senang,"ujar Alex, senior Kendra saat kuliah dan dia adalah pemilik klub malam yang terkenal di kota itu.
"Dia tidak lagi tertarik pada perempuan, bang,"sahut William, dokter yang satu ini memang butuh di hajar oleh Kendra. Celetukan nya membuat yang ada di ruangan itu diam-diam tersenyum. Tidak ada yang berani dengan Kendra. Mereka tahu seberapa kejam kendra kalau dia sudah marah.
"Diamlah, kalau kamu ingin mencari perempuan, pergilah,"ujar Kendra merasa risih dengan celotehan sepupunya itu.
Alvin dan Alex tampak menahan tawa melihat wajah William yang ditekuk karena amukan Kendra.