Transmigrasi Saviera

"Pa?" panggil Saviera kepada Gunawan.

"Ini sudah menjadi keputusan papa Saviera" yang tau kalau anaknya masih mempertahankan terkait apa yang baru saja ia sampaikan kepada Nola.

"Hmmm,,, baik lah, lebih baik kita istirahat dahulu" ucap Saviera.

"Hmm" ucap Gunawan setuju dengan apa yang di sampaikan Saviera.

Di dalam kamar, Saviera langsung mengaktifkan komputer miliknya. Ia akan mencari tahu tentang siapa dosen tadi, kenapa ia mengaku sebagai tantenya dan akan menyelidiki soal seseorang yang mengawasi dirinya.

Sedangkan Gunawan saat ini beristirahat di kamar yang pernah ia tempati bersama Emely. Ia ingin mengingat moment yang ia dan Emely lakukan di dalam kamar itu. Termasuk moment di saat ia melihat istrinya mengalami pecah ketuban karna anak di dalam kandungannya menginginkan untuk keluar lebih cepat dari pada tanggal yang sudah di tentukan dokter.

"Emely, setelah kepergianmu aku tidak pernah mengijinkan orang lain memasuki kamar kita, tapi kamu tenang saja,,, kamar kita selalu bersih sama saat kamu ada, kamu harus tau kalau aku selalu membersihkan kamar ini sendirian,,," ucap Gunawan sedih mengingat moment yang ia jalani bersama istrinya di kamar itu.

...****************...

"Kok rumah sepi amat?" ucap Sandra kepada adiknya yang baru saja pulang sekolah.

"Gak tau kak, mending kita istirahat dulu" ucap Yola adik Sandra (kalau sebelumnya ada nama adik Sandra, lalu namanya saat ini berbeda dengan cerita sebelumnya harap di maklumi ya,,, author lupa nama adik Sandra dan mager buat nyari lagi😁).

"Hmm,,, kamu dengar tidak ada suara tangis yang berasal dari kamar mama?" tanya Sandra kepada Yola.

"Hmm?? Eh,,, ia kak,,, siapa yang nangis di kamar mama? Apa mama menangis? Kalau ia karna apa?" ucap Yola penasaran.

"Lebih baik kita liat aja yuk" ucap Sandra lalu melangkahkan kaki menuju kamar yang di tempati mama dan papa tirinya itu.

Sandra yang sudah sampai di depan pintu kamar, kebetulan pintu kamar Nola tidak di tutup rapat jadi mereka bisa melihat Nola sedang mengemasi barangnya lalu memasukkannya ke dalam koper.

"Loh ma,,, kenapa ini?" tanya Sandra masuk tanpa izin kepada mamanya.

"Hikss,,, Sandra,,, Yolaa,,,, hiksss,,," tangis Nola pecah melihat kedatangan kedua anaknya itu.

"Loh-loh,,, mama kenapa? Ada apa sih ma?" tanya Yola penasaran kenapa mamanya seperti itu.

"Pa-pa, papa kalian mau menceraikan mama dan ia juga mengusir kita dari rumah ini" ucap Nola kepada anak-anaknya itu.

"HA?" kejut kakak beradik itu kompak.

"Hikss,,, lebih baik kalian segera kemasi barang-barang kalian, kita akan keluar dari rumah ini" ucap Nola.

"Kenapa kita harus keluar dari rumah ini ma? dan kenapa papa tiba-tiba gugat cerai mama dan ngusir kita semua ma?" tanya Sandra sebenarnya tidak ingin keluar dari rumah itu.

"Papa kalian pergi ke pemakaman istrinya bersama anaknya itu,,, mama tidak terima kalau papa kalian masih ke sana, lalu,,, papa kalian malah menggugat cerai mama dan mengusir kita semua" ucap Nola.

"Gak,,, aku gak mau keluar dari rumah ini,,,, papa mana ma? Aku mau bicara dengan papa" tanya Sandra kepada mamanya.

"Mungkin dia pergi ke kamar itu" ucap Nola lalu di angguki Sandra dan Yola paham apa yang di maksud kamar itu.

Sedari awal mereka menginjakkan kaki di rumah mewah milik Gunawan itu, hanya satu kamar yang tidak bisa mereka masuki, yaitu kamar Gunawan dan Emely.

Tanpa memperdulikan tangisan sang mama, dua kakak beradik itu langsung pergi ke kamar yang di maksud sang mama.

Tok,,,, tok,,,

"Pa keluar pa,,," teriak Sandra di depan pintu kamar itu.

Gunawan yang mendengar pintu kamar itu di ketok sangat kencang membuatnya terjaga dari kesedihanya, ia langsung membuka pintu kamar itu. Disana ia melihat kedua anak tirinya yang selama ini ia biayain kehidupannya tapi malah berlaku yang tidak-tidak kepada anak kandungnya.

"Apa?" tanya Gunawan dingin.

"Pa,,,, apa papa serius ingin mengusir kami dan menceraikan mama?" tanya Sandra sedikit takut bila berhadapan dengan Gunawan.

"Ya, lebih baik kalian segera berkemas,,," ucap Gunawan.

"Loh kenapa pa? Apa gegara Saviera? Aku ngerasa papa berubah setelah kejadian Saviera masuk rumah sakit" ucap Sandra melepaskan apa yang selama ini ia tahan.

"Bukannya seharunya begitu?" ucap Gunawan sebenarnya tidak ingin menyakiti kedua anak tirinya itu meskipun ia tau kalau anak tirinya juga melukai Saviera, tapi kedua anak itu tidak bisa di salahkan mereka seperti itu di karenakan didikan dari orang tua yang salah.

"Pa kenapa papa berubah? Padahal sebelumnya papa selalu menyayangi kami dan tidak pernah menyakiti kami, lalu sekarang kenapa pa?" ucap Yola memainkan drama sedihnya.

"Kalian pikir papa tidak tau atas apa yang telah kalian lakukan di belakang papa?" ucap Gunawan tidak suka bermain drama receh.

Deg,,,,

Yola dan Sandra seketika langsung syok, pasalnya papanya mengetahui semua yang telah mereka lakukan dan sudah di pastikan kalau sang papa sudah mengetahui kalau mereka lah yang membuat Saviera masuk rumah sakit waktu itu.

"Kenapa diam? Kalian pikir,,, saya ini orang bodoh? kalian pikir saya akan menelantarkan anak kandung saya demi menghidupi kalian?" ucap Gunawan emosi karna teringat akan kejadian demi kejadian yang di alami Saviera di saat ia tidak di rumah.

"P-pa,,, papa bicara apa sih? Kami tidak pernah berlaku buruk kepada Saviera, tapi Saviera lah selalu berlaku buruk kepada kami" ucap Yola berbohong.

"Yola,,, kamu pikir saya orang bod** yang tidak tahu menahu tentang kejadian di rumah ini? Saya memasang cctv tersembunyi di rumah ini dan itu dapat menjadi bukti bahwa kalian melakukan tindakan pembunuhan berencana" ucap Gunawan.

"Pa,,,kami tidak pernah berniat seperti itu pa,, ampuni kami pa" ucap Sandra tiba-tiba takut karna rahasia mereka sudah di ketahui oleh Gunawan.

"Kalian tidak perlu memanggil saya papa, saya tidak sudi memelihara manusia yang tidak tau diri,," ucap Gunawan.

"Pa,,, kami berbuat demikian juga ada alasan pa" ucap Yola yang masih saja membela diri

"Alasan? Alasan apa?" tanya Gunawan.

"Kami tidak ingin papa berpaling dari kami, kami tidak pernah mendapatkan sosok seorang papa di dalam kehidupan kami lalu setelah mama menikah dengan papa kami baru merasa bahagia kalau kami telah mempunyai sosok papa di kehidupan kami,,, tapi di saat kami mengetahui kalau papa menikahi mama di karnakan ingin mama memberikan rasa kasih sayangnya kepada Saviera kami tidak terima pa! Kami tidak terima kasih sayang mama dan papa terbagi,,, karna itu kami berusaha membuat Saviera menyusul mamanya" ucap Yola