- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Gagal untuk kesekian kalinya
0o0__0o0
Di dalam lift Mike dan Lora sibuk saling adu Jambak dan juga adu umpatan.
"Akh..Lepas Lora, Lo mau buat gue botak ha" Sentak Mike sambil memegang tangan Lora yang semakin kuat menjambak rambutnya.
"Lo pikir pantat gue dan kepala gue tidak sakit hah ? Sekarang gantian, Gue akan buat Lo merasakan apa yang gue rasakan" Ucap Lora tersulut emosi.
Lora mendadak berani melawan Mike tanpa rasa takut sama sekali. Amarah-nya saat ini lebih mendominasi dari pada rasa takutnya.
"Rasakan ini..." Katanya meng-gebu semakin kuat menarik rambut Mike, bahkan di tangan Lora sudah banyak rambut Mike yang tercabut paksa dari kulit kepalanya.
"Aaaa...Anjing, Lepas Lora sebelum gue habis kesabaran" Ancamnya dengan suara dingin di sertai ringisan ngilu. Mike merasa pusing dan panas, bahkan wajah'nya kini memerah. Saking sakitnya jambakan dari tangan Lora.
"Kali ini ancaman Lo tidak berlaku burung hantu" Jawaban dengan memberi tatapan mengejek. Mike yang sudah habis kesabaran langsung meremas kuat gunung kembar Lora dengan kedua tangan'nya.
"Akh..Brengsek, Lepas Mike. Sakit" pekik Lora teriak kesakitan. Namun tangan Lora tidak mau melepaskan jambakan di rambut Mike. Justru Lora menariknya semakin kuat.
"Aaaa...Dasar Babi, Lepas Lora. Sebelum gue remukkan gunung kembar Lo ini" Ancamnya tidak main-main.
Ting..!
Pintu lift terbuka, dengan penuh dendam Lora menghantamkan Lututnya ke arah selangkangan Mike.
Bug..!
Lora menghantam penuh dengan kekuatan yang dia punya, setelahnya lora langsung mendorong kuat tubuh Mike sampai membentur dinding lift.
Bruk..!
Mike langsung jatuh terduduk dengan muka merah padam sampai menjalar ke seluruh badannya. Tangan memegang juniornya yang terasa nyut-nyutan. Wajahnya menegang kaku menahan rasa sakit yang tiada Tara.
Dengan santainya Lora keluar dari dalam lift, dia balik badan menatap Mike penuh dengan kemenangan.
"Mampus" Ejeknya di sertai senyum lembar. Mike menatap Lora sangat tajam, seakan ingin membunuhnya.
"Gue bales Lo, Tunggu aja" katanya dengan dingin.
Wleek..!
Lora menjulurkan lidahnya mengejek "By burung hantu, Semoga kedua Telor Lo tidak pecah" Katanya sambil tertawa ngakak. Lalu meninggalkan Mike begitu saja.
0o0__0o0
Jam 20.00 malam di kamar Rico yang biasa dia tempati bersama istrinya Maya. Kini di atas ranjang sudah ada Lora yang berada di bawah kukungan tubuh besar Rico.
Tubuh ke-dua nya kini sudah sama-sama polos tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya. Tatapan keduanya bertemu.
Rico memberikan tatapan lembut yang menenangkan, dia paham Lora mulai panik dan ketakutan untuk di masukin Pusaka'nya yang begitu besar.
Cup..!
Rico mengecup singkat kening Lora penuh sayang, Lora memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut bibir Papa Tirinya.
Rico mulai mencicipi setiap inci tubuh Lora tanpa ada yang terlewatkan dengan lidah dan bibirnya. Gerakan kombinasi antara mulut dan tangan Rico yang meng-gerayai tubuh'nya, mampu membuat Lora mengerang dan mendesah keras.
"Akh..Daddy, Jangan di gigit terlalu kuat" Ucapan'nya Lirih saat Rico mulai meng-gigit pucuk pink milik Lora yang sudah mencuat tegak.
Rico menghisap rakus sumber kehidupan-nya layaknya bayi yang ke hausan "ini akan semakin nikmat jika bisa mengeluarkan ASI. Tunggu Lora lulus SMA dulu baru aku buatkan laktasi" Ucapan'nya membatin.
Rico mulai mengelus Liang Lora yang sudah sangat basah. Elusan jari tangan Rico membuat tubuh Lora melenguh panjang. Rico mulai memasukan satu jari telunjuknya kedalam Liang'nya.
Satu jari telunjuk-nya tenggelam ke dalam sana, Rico langsung bergerak maju mundur dengan pelan, tanpa memberi Lora waktu.
"Aaaaaa...Daddy" Rasa sakit dan geli bercampur jadi satu. Namun rasanya sangat nikmat hingga mampu membuat'nya mendesah keras.
"Ini sempit banget baby" Ucapan'nya sambil mempercepat gerakan maju-mundur jarinya di dalam sana.
Bibir Rico menghisap Pucuk pink Lora yang sebelah kiri belum sempat dia jamah.
"Owhh...Daddy...Ahh'' Lora mendesah keras dengan tubuh blingsatan di atas ranjang. Ia merasa bagian inti tubuhnya mulai berkedut-kedut.
Rico melepas hisapan'nya pada pucuk pink'nya, Ia bisa merasakan jarinya tersedot semakin dalam. "sangat sempit, Tahan, ini akan sakit sedikit. Daddy tambahkan 1 jari lagi" Ucapnya serak.
Kini dua jari Rico sudah tenggelam di dalam bagian inti tubuh milik Lora. Lora langsung mencengkram kuat sprei dengan kedua tangan'nya.
"Akh..Daddy Sakit'' Lora teriak sambil merintih kesakitan. Dia merasa bagian inti tubuh'nya robek. Rasanya sungguh sangat sakit.
Rico mendiamkan dua jarinya tenggelam di dalam sana "Tahan baby, biar jalan masuknya nanti lebih terbuka" Ucapan'nya ambigu. Lora jelas tidak paham dengan maksud perkataan-nya.
Lora memejamkan matanya rapat, saat Rico mulai menggerakkan kedua jari tangannya dengan pelan. Lora merasakan sakit, perih dan ngilu bercampur jadi satu.
Gerakan tangan Rico mulai sedikit cepat, Ia bisa merasakan sempitnya Liang milik Lora. Rasanya kedua jarinya diremas sangat kuat.
"Akh..Enggh..! Deddy Lebih Cepat lagi" Pinta-nya dengan suara serak. Rasanya sangat nikmat bercampur dengan rasa perih.
"As you wish Baby" Balasnya dengan suara bariton yang terdengar sexy di telinga Lora. Rico bergerak maju-mundur dengan sangat cepat, sesuai dengan permintaan Lora.
Aaaahh...!
Suara desahan merdu Lora membuat Rico semakin terangsang dan sangat bergairah. Namun Rico menahan sekuat tenaga.
Rico membuat Lora mengerang kenikmatan sebelum nanti meng-gempur dengan Pusaka'nya. "Aku tidak bisa jamin akan bisa berhenti nantinya, Baby" Ucapan'nya serak.
Lora tidak peduli dengan ucapan Papa Tirinya, dia begitu menikmati permainan tangan Rico. Bahkan kini lidah mulai menghisap daging kecil yang ada di luarnya.
"Enggh.. Ahh..Daddy, Lora tidak kuat ingin pipis" katanya memberi tahu dengan suara serak. sungguh Lora tidak berdaya akibat permainan tangan dan mulut Rico di bawah sana.
Rico menarik kepalanya, dia menatap wajah Lora yang nampak sangat menggoda disaat terselimuti oleh napsu.
Jari tangan Rico bergerak semakin cepat di bawah bawah sana "Keluarkan Baby, jangan di tahan," Ucapan'nya saat merasa kedua jarinya semakin tersedot ke dalam.
Lora semakin membuka lebar paha-nya saat merasa bagian inti tubuh'nya semakin berkedut cepat. Di tambah gerakan tangan Rico yang semakin cepat.
Hingga akhirnya Lora melenguh kuat dan mencapai pelepasan-nya dengan puas. Nafas'nya memburu naik turun, dengan tubuh yang langsung melemas seperti jelly.
Rico membiarkan jarinya tenggelam di dalam sana, dia sangat menikmati kedutan dan sedotan saat-saat pencapaian pelepasan-nya.
"Akh..Ini aja sungguh nikmat, Bagaimana dengan milik ku Nantinya jika tenggelam di dalam sini'' Ucapan'nya membatin.
Rico menarik keluar dua jarinya, dia melebarkan pahanya lalu mem-bawah kepalanya tenggelam di bawah sana.
"Warnanya begitu sangat cantik seperti orang'nya" Katanya sambil mengamati bentuk dan warna bagian inti milik Lora yang berwana pink dan tembem.
Rico langsung menjulurkan lidahnya menyapu bersih lelehan selai putih milik Lora "Sangat nikmat, rasanya bunga kuncup memang tidak bisa di ragukan lagi kelezatan'nya" Ucapan'nya membatin.
Rico mengusap rakus lelehan selai itu Sampai bersih tak tersisa, Bahkan Lidahnya masuk ke dalam Liang-nya dan menyedot habis selai yang tertinggal di dalam sana.
"Aaaah..Daddy ngapain di bawah sana ? kenapa rasa begitu sangat nikmat" Ucapan'nya dengan nafas tertahan. Jantungnya berdebar dengan keringat membasahi tubuhnya.
"Emmm...Rico mengerang sendiri, Pusaka'nya semakin tegak lurus meminta keadilan. Dia menarik kepalanya, rasanya sudah tidak kuat menahan Napsu'nya lagi.
"Daddy sudah tidak kuat menahan lagi, Kamu tahan sebentar, ini akan terasa sakit. Daddy janji setelahnya kamu akan merasakan kenikmatan tiada Tara" Katanya menjelaskan dengan lembut.
Lora hanya mengangguk pasrah, dia tidak bisa membayangkan Pusaka besar penuh urat itu akan memasuki miliknya yang begitu sangat sempit.
Enggh..!
Mereka berdua mengerang bersama, saat Rico mulai meng-gesekan ujung kepala Pusaka'nya di bagian inti tubuh'nya.
Rico mulai mendorong masuk ke dalam, namun ternyata begitu sangat sulit. Liang Lora terlalu sempit untuk ukuran jumbo pusaka milik'nya.
"Akh..Sial ! Ternyata sesulit ini untuk memasuki mu, Baby" Geram Rico Karena berkali-kali percobaan-nya selalu meleset dan tidak tepat sasaran.
"Daddy..Lora takut. Itu punya Deddy terlalu besar dan tidak muat masuk ke dalam milik ku" Cicitnya dengan suara bergetar.
Rico Terdiam sejenak untuk menarik nafas "Sabar Baby, Daddy akan pelan-pelan, Pusaka'nya pasti akan muat di dalam sana." Jawab'nya mencoba memberi pengertian pada Lora.
Lora mengangguk ragu-ragu, tubuh'nya Rasa'nya sudah panas dingin. Rasa takut dan rasa penasaran bercampur jadi satu. Lora membuang nafas'nya perlahan, Ia mencoba untuk menenangkan diri.
Cup..!
Rico mengecup sekilas bibir Lora "Daddy coba lagi, Kamu tahan sakitnya hanya sebentar'' Ucapan'nya dengan serak lembut.
Rico menuntun kembali Pusaka'nya ke dalam bagian inti tubuh'nya, dia menekan perlahan-lahan sampai akhirnya ujung kepala'nya berhasil masuk.
"Ahkkkkkk...Daddy.." Lora mengerang sakit dengan mata terpejam rapat. Rico mengukung tubuh Lora dan bersiap mendorong Pusaka'nya semakin dalam.
Rica menarik kedua tangan Lora ke arah leher'nya "Gigit atau cakar Deddy kalau kamu tidak kuat menahan rasa sakitnya'' Ucapan'nya dengan suara lembut.
Lora mengangguk singkat dengan tangan memeluk leher Rico semakin erat. Rico mengambil ancang-ancang untuk menerobos pertahanan Lora.
Namun..."
Tok..! Tok..! Tok..!
0o0__0o0
ayo semangat Lora, kamu pasti bisa