Lanjutan Kings and Queens.
Amira Léopold, putri kesayangan Raja Arsyanendra Léopold adalah pemberontak sejati. Opa dan ayahnya sudah pusing dengan kelakuan putri Badung itu hingga suatu hari Amira nekad terbang ke New York dan ingin berkeliling Amerika dengan mobil ... sendirian. Tentu saja Arsya dan Sean ngereog hingga mengirimkan kepala keamanan kedutaan Belgia buat mengawal Amira. Putri Badung itu mengeyel tidak mau ada pengawal tapi Grady Daughetry adalah pengawal terlatih dan tetap mengawal kemana Amira pergi. Hingga keduanya sadar sama-sama saling jatuh cinta
8th generation of klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Park New York
Amira keluar dari ruang interogasi dengan wajah marah luar biasa. Hampir saja dirinya emosi menghajar pria itu hingga babak belur dan kalau perlu, saingan sakitnya dengan Grady. Namun dia masih ingat nama baiknya dan nama kedua Oomnya yang ada di dalam ruang interogasi.
Masih Amira pikir-pikir dulu macam Arsyanendra.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Nefa Blair ke keponakannya.
"Kalau nggak ingat di dalam ada Duo Oom Vampir, sudah aku hajar habis-habisan!" jawab Amira dengan nada geram.
"Daripada kamu masuk sel, papamu bisa ngereog, Mira," kekeh Omar Zidane yang langsung mendapatkan Salim dari Amira.
"Opa, macam Daddy tidak pernah masuk sel saja !" eyel Amira.
"Kamu tuh kalau dikasih tahu," ucap Nefa gemas.
"Ayo Mira, Opa antar kamu pulang."
Amira lalu merangkul lengan Omar Zidane. "Opa mau antar Amira ke rumah sakit? Kan Amira ada Imelda dan dua pengawal kiriman Oom Vampir Tiga."
"Memangnya Opa tidak boleh antar kamu?" kerling Omar Zidane.
"Suatu kehormatan diantar oleh direktur FBI," jawab Amira sambil menyenderkan kepalanya manja ke opanya.
"Kamu pulang sama Opa?" tanya Nefa.
"Lha Opa tadi yang menawarkan diri," balas Amira bingung.
"Ya sudah, kamu pulang saja. Urusan si Norman, biar Tante yang urus."
"Nefa ...."
"Ya Oom?"
"Oom bingung, kamu kan gen Blair tapi kalah sama gen Park. Anak-anak kamu kok jadi ikutan Junjun semua mukanya," ucap Omar Zidane.
Nefa pun cemberut. "Itulah Oom. Kekuatan vampir sangat kuat, bahkan gen Blair pun kalah. Mungkin gen Park lebih suka berkolaborasi dengan gen Giandra."
Omar Zidane terbahak. "Tapi Shana itu mirip Oma Shanum ya."
"Iya Oom. Daddy dan Oom Dam juga bilang begitu."
***
Kamar Rawat Grady
"Ya Tuhan, benarkah itu tuan putri?" tanya Anna dan Matthew bersamaan. "Cari apa? Dapat apa sekarang?"
"Itulah, bibi Anna. Aku juga tidak habis pikir !" jawab Amira yang datang bersama dengan Omar Zidane.
"Mr dan Mrs Daugherty, anda tidak perlu khawatir. Norman Oxana akan dihukum cukup lama karena selain melanggar hukum negara bagian New York, juga hukum federal," ucap Omar Zidane.
"Ya ampun, sampai direktur FBI turun gunung," senyum Anna.
"Karena kami kena protes keras dari Konsulat Jendral Belgia dan Arsya juga. Jadinya yaaaa ... Gitu deh!" jawab Omar Zidane.
"Oma Nadya sehat kan Opa?" tanya Amira.
"Alhamdulillah sehat dan masih kacau gitu deh."
Amira hanya tersenyum smirk mendengar salah satu Oma favoritnya masih saja tetap amburadul.
"Terima kasih, Direktur Zidane. Anda sudah mengurus sampai bisa menangkap pelakunya," ucap Grady tulus.
"Sudah seharusnya dia ditangkap, Grady. Karena obsesi buta, dia jadi tidak memikirkan akibatnya." Omar Zidane menepuk tangan Grady. "Cepat sembuh, karena kamu ... ditunggu Arsya di Brussels."
Mata biru Grady terbelalak dan langsung menoleh ke Amira yang hanya melengos seolah tidak mau ikutan.
Oke fix ! Aku bakalan diinterogasi habis-habisan ini oleh Raja Arsyanendra.
***
Menjelang sore, Amira kedatangan tamu yang merupakan sepupunya. Dua orang kakak beradik yang usianya masih belasan, datang bersama dengan Nefa Blair. Amira langsung memeluk Shana yang datang bersama dengan kakaknya.
"Eh, beneran lho. Kamu mirip Oma Shanum!" seru Amira. "Dom dan Pip nggak ikut? Tante Ray?"
"Idiiihhh Tante Ray. Dia lebih muda dari elu, Mira," cebik Pasha. "Hai Grady. Udah mendingan?"
"Lumayan Mr Park."
Shana melihat kondisi Grady. "Duh, aku masih nunggu tahun depan masuk Harvard Law School. Coba kalau sudah, ikut Eomma deh jadi pengacara kamu."
Grady tersenyum ke gadis remaja itu. "Tidak apa-apa, Miss Park."
Shana merasa kesal karena dia belum bisa membela Grady.
"Eomma sudah membela, Dik. Jadi kamu tenang saja, " ucap Pasha.
***
Brussels Belgia
"Jadi kamu mau ke New York?" tanya Sean.
"Jadi Daddy. Aku hanya ingin bawa pulang Amira." Arsyanendra menatap ayahnya. "Biar tidak seenaknya karena jadwal sebagai princess ditinggalkan begitu saja."
"Kenapa tidak kamu telepon saja dan suruh pulang?" tanya Zinnia.
"Mom, Amira itu sama denganku. Keras kepala. Harus diseret pulang !" jawab Arsyanendra. "Violet juga tidak bisa membawanya pulang karena Vio terlalu permisif."
"Sya, Amira kan memang suka dengan Grady," ucap Zinnia.
"Iya tapi ...."
"Sya, jangan galak-galak sama Amira. Semakin kamu ngotot, semakin Amira berontak lho." Zinnia sangat paham soal cucunya tapi memang Arsya dan Amira lebih sering bentrok dibandingkan Arsya dan Akira.
"Iya mommy," jawab Arsyanendra.
"Zee, kenapa kamu belain Amira sih?" tanya Sean.
"Sean, kamu tahu kan sifatnya Amira? Aku hanya mencegah keributan saja."
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
bakalan mulus nih jalan Grady sama princess Amira, kalo yang ngomong queen mother pasti raja Arsya nggak bakal pikir pikir dulu 😅😅😅
yg sok jd phlwan....bknnya dpt pnghrgaan,mlah cma dpt malu doang kn....mna pnjra mnnti....
sokoooorrr.....
makanya mau melakukan apapun itu pikir pikir dulu seperti raja Arsya, padahal kebanyakan gedubrakan dulu pikir belakangan😅😅🤭
mngkn tu pnjht bkln nyumbangin organ'ny dgn sukarela....😁😁😁