Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Makan Malam
"Nona, tuan Arthur sudah menunggu Nona di meja makan," ucap salah seorang pelayan yang datang ke kamar tempat di mana Amanda berada saat ini.
Dia baru saja selesai mandi dan itu pun dibantu oleh beberapa pelayan. Hidupnya benar-benar seperti seorang putri kerajaan saat ini karena hanya mandi pun dia harus dibantu oleh beberapa orang. Tapi Amanda belum mengetahui apa yang akan terjadi padanya setelah ini karena dia melihat bahwa laki-laki itu bukan laki-laki sembarangan dan sikapnya sangat tempramental, kasar dan juga kejam.
Melihat salah satu pelayan itu datang menghampirinya membuat Amanda langsung berdiri untuk pergi bersamanya.
"Apa tidak apa-apa jika aku makan bersamanya?" tanya Amanda karena dia takut dengan Arthur. Dia takut jika laki-laki itu tidak ingin makan malam bersamanya dan merasa terganggu dengan dirinya.
"Tidak Nona. Tuan Arthur sudah memerintahkan pada kami untuk membawa anda datang ke meja makan." selain tersebut memberitahukan pada Amanda bahwa dirinya memang sudah ditunggu.
Mereka berdua berjalan menuruni satu per satu anak tangga melingkar yang ada di rumah mewah ini. Rumah yang sangat megah penuh dengan kemewahan.
Saat sampai di meja makan, Amanda melihat jika Arthur sudah berada di kursinya dengan kedua tangan yang terkepal erat. Melihatnya yang seperti itu membuat Amanda menjadi takut, tapi dia harus berani menghadapinya karena bagaimana pun dia tidak akan bisa lepas dari laki-laki itu sebelum kakaknya datang. Amanda sangat berharap jika Arinda bisa mempertanggung jawabkan semuanya.
"Se-"
"Kau harus tahu bahwa kau itu bukan siapa-siapa hingga berani membuatku menunggu!" ucapkan terus saat dia melihat Amanda yang baru saja datang.
Dia menatap ke arah Amanda yang diketahuinya adalah Arinda dan saat melihat Amanda, Arthur semakin bingung karena tahunya Arinda tidak pernah memakai pakaian seperti itu karena bisanya dia akan memakai pakaian yang cukup seksi dan terbuka, tapi kali ini semua tertutup dengan begitu rapat tanpa celah sedikit pun.
Arthur terus menatap pada Amanda hingga membuatnya tidak berani untuk menatap ke arah laki-laki itu. Dia menundukkan kepalanya saat Arthur terus saja menatap tajam padanya.
"Duduk!" titah Arthur dan barulah Amanda duduk di kursinya.
Saat makan malam berlangsung, Arthur terus saja menatap pada Arinda karena dia ingin tahu apa yang berbeda dari dirinya. Wanita itu benar-benar terlihat sangat berbeda sekali. Dia hanya tinggal menunggu kabar dari anak buahnya tentang apa yang diinginkannya dan dia yakin bahwa ada yang salah di sini.
Sedikit pun tidak ada yang lepas dari pengawasan mata tajam Arthur. Dia terus saya memperhatikan setiap gerakan Amanda karena dia memang yakin jika ada yang berbeda di dalam diri wanita itu.
Sepanjang acara makan malam, tidak sepatah kata pun keluar dari bibir mereka berdua. Baik Arthur atau pun Amanda, keduanya sama-sama diam dan tidak bereaksi apa pun sampai Arthur mengatakan sesuatu yang membuat Amanda kaget.
"Ayahmu sudah berada di dalam penjara! Dia harus mempertanggung jawabkan semuanya karena telah berani menipuku!"
Deg!
Jantung Amanda seperti berhenti berdetak ketika dia mendengar berita tentang ayahnya. Dia bingung apa yang harus di lakukannya saat ini. Arinda belum ketemu dan ayahnya sudah berada didalam penjara. Lalu apa yang harus di lakukannya saat ini?"
"Kau juga akan menjadi istriku besok! Aku akan menikahimu dan membuat hidupmu seperti di neraka! Akan ku buat kau menangis dan memohon ampun untuk membayar setiap kesalahan mu padaku!"
***