Jingga lelah dengan kehidupan rumah tangganya, apalagi sejak mantan dari suaminya kembali.
Ia memilih untuk tidak berjuang dan berusaha mencari kebahagiaannya sendiri. dan kehadiran seorang Pria sederhana semakin membulatkan tekadnya, jika bahagianya mungkin bukan lagi pada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Flashback, Koa dan Jingga.
"Namanya Arkananta, dia juga sudah memiliki anak, ia menikah saat masih kuliah." Jelas Koa saat Ia mulai mengikuti satu persatu temanya dengan Akun Baru atas nama Jingga Marina.
Koa terlihat berusaha mengakrabkan Jingga dengan teman teman kuliahnya dulu.
"kenapa membuatku berteman dengan mereka? Mereka bukan teman temanku..."
"Apa kau tahu bagaimana jiwa seorang seniman? Mereka begitu lembut sehingga aku yakin mereka akan memperlakukanmu dengan baik sama sepertiku....suatu saat jika aku pergi Jauh....."
"AYAH!!!" Jingga memberengut kesal, wajahnya nampak begitu masam. Ia benci Jika Koa selalu mengungkit tentang kepergian.
"Astaga sayangkyuuuu......" Koa menarik Jingga yang hendak berdiri hingga wanita jatuh dipangkuannya.
Dengan wajah Sedih Jingga mengalungkan kedua tangannya dileher Koa, "Jangan suka bicara seperti itu aku tidak suka...." Jingga mulai sesegukan hingga Koa bisa merasa bahunya basah karena air mata sang istri.
"Sayangnya Koa.....Ayah lembayung Senja dan Biru Embun ini belum selesai bicara Sayangkyuuu...." Meski kasian namun namun ia juga gemas dengan tingkah istrinya yang manjanya kadang melebihi kedua putri mereka.
"Akukan bisa saja pergi keluar kota atau kemana kek....saat itu terjadi aku akan mengirim pesan pada teman temanku, Tolong awasi istriku di media sosial ya....jangan sampai dia genit genit, soalnya dia masih sangat muda dan cantik...."
"Iiiiihhh.....ayah! Apaan Sih, siapa juga yang genit. Pokoknya kemanapun kamu pergi aku akan ikut." Jingga bersungut sungut.
"Benarkah? Kalau aku ke alam baka Sayangku mau ikut juga?" Tanya Danish Jenaka, ia memang sangat suka menjahili Jingga. Wajah gemas Jingga ketika kesal membuatnya terhibur.
"Ikut! kalau kamu mati aku juga mau ikut!"
Flashback off.....
Danish menoleh saat melihat putrinya justru menangis tersedu sedu.
"Sayang....hei kenapa nak? Kenapa kakak Senja Nangis?" Danish segera memeluk Senja.
"Ibu sakit pa....ibuk Sakit gara gara kakak....kakak sudah membuat ibuk sakit...."Senja terus terisak sambil sesekali mengusap air mata dan ingusnya.
"Jingga Sakit?" Beo Danish. tak lama kemudian seorang wanita paruh baya turun dari arah tangga.
"Dokter Amanda!"
"Pak Danish Bratajaya!"
Danish menggendong Senja dan menghampiri Amanda.
Setelah berbincang sedikit akhirnya Danish tahu, Amanda adalah Ibu dari Arkananta. Sahabat Baik Koa saat kuliah dulu.
"Senja jangan nangis ya....senja sudah melakukan hal yang benar nak..." Dokter Amanda menepuk penuh sayang punggung kecil dalam gendongan Danish itu.
"Saya tidak menyangka Anda adalah mantan suami Jingga. Padahal dibukunya ia tidak menuliskan apapun, jadi Senja?"
"Senja Putriku Dok. Putri kandungku..."
"Jadi Insomnia anda selama ini karena perceraian, adalah...."
"Iya...karena aku bercerai dari Jingga."
Terdengar helaan nafas yang begitu berat dari bibir Dokter Amanda.
"Aku dari Klinik dan menemukan Buku Jingga disana, namun Dokter dan lainnya tidak bisa mengatakan apapun mengenai Jingga dan anda....Anda katanya pergi kerumah salah satu pasien...dan jangan bilang pasien itu Jingga?"Tatapan Danish penuh tanda tanya. Mereka kini sudah duduk saling berhadapan disofa ruang tamu.
tentunya dengan Senja yang terus memeluk tubuh ayahnya. Gadis kecil itu duduk disisi Danish.
"Kami memiliki kode etik untuk tidak membicarakan Identitas pasien lainnya kepada orang lain....tapi karena hubungan anda dengan Jingga sepertinya itu pengecualian."
"Jadi Jingga pasien anda?"
"Heem.....sejak setahun lalu."
"Bagaimana bisa?"
"Jingga adalah Istri Koa Danudara, sahabat putraku Arkananta mereka berdua seorang Pelukis, bedanya Arka memutuskan untuk melanjutkan S2 dan menjadi Dosen, sedangkan Koa memilih menjadi pelukis Jalanan karena saat itu ia kehilangan motivasi hidupnya. seluruh keluarganya tewas dalam kecelakaan kereta api." terdengar helaan nafas begitu berat dari bibìr Dokter Amanda, dan Danish cukup tercengang dengan Mirisnya kisah hidup seorang Koa.
"Entah itu firasat atau apalah tapi Koa yang lama tak ada kabar tiba tiba Menghubungi semua teman temannya, ia menceritakan bagaimana ia kini memiliki sebuah keluarga kecil bahagia. Tentunya semua teman-temannya senang mendengar Kehidupan Koa sekarang... Ia mengirim pesan setiap hari kepada Arka tentang hari harinya. Dan diakhir pesan ia selalu berkata jika esok pesan ku yang tak masuk tolong cek kondisi istri dan anak anakku. Koa seakan ketakutan dengan nasib keluarganya karena mereka tinggal jauh dari sanak kerabat...dan suatu ketika pesan itu benar benar tidak masuk. Arka langsung terbang ke Sulawesi....dan ternyata Benar Koa meninggal Dunia."
Deg!
Kenyataan apa ini? Mata Danish membulat mencoba mencerna apa yang dimaksud Dokter Amanda, dan hanya kata itu yang terngiang dikepalanya. Koa Danudara meninggal? Tapi bagaimana bisa?
Danish menatap Senja yang kini terlelap dipangkuannya, rasanya ia bahkan tak punya kekuatan untuk sekedar mengusap pucuk kepala putrinya.
Lagi lagi Danish menangis, dan dengan bibir bergetar ia kembali memastikan.
"Koa Danudara meninggal? Tapi Kata Jingga....."
"Kata Jingga dia masih hidup, benar kan? Bagi Jingga Koa Danudara tak pernah meninggalkannya....Semua berjalan dengan Baik saat Koa meninggal, Jingga bahkan menangani semua proses pemakaman Koa dibantu teman teman Suaminya. Jenazah Koa diterbangkan dari Sulawesi dengan Ambulance Privat Jet. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan Jingga. Lalu Koa dimakamkan berdekatan dengan semua anggota keluarga Jingga di Jakarta...semua berjalan dengan Baik, Sampai akhirnya Jingga kembali membawa anak anaknya kerumah mereka di pedesaan Sulawesi, dan saat itu ia mulai mengalami Depresi berat. Beruntung ia memiliki putri yang cerdas."Dokter Amanda mengusap pucuk kepala Senja tang terlelap, "Anak ini menghubungi Arka dan aku akhirnya menangani Jingga...Jingga Sembuh. bagaimanapun ia memiliki anak anak yang harus dijaga..Jingga mulai melakukan hal positif dengan membuka Galery, menulis, buku, dan ia meninggalkan Sulawesi....namun enam bulan yang lalu ia datang dengan senyum merekah sempurna sambil berkata Koa Danudara sudah kembali....."
"Ternyata Jingga mengalami Halusinasi.....tapi ia berhasil mengatur kesadarannya, Jingga menikmati Skizofrenia yang ia alami, aku tetap memberinya obat tapi tak pernah ia sentuh..namun Kemarin Senja justru membuat ibunya meminum obat, sehingga Halusinasi Jingga terganggu ia tak bisa mendapati Koa dimanapun...karena itulah sejak pagi ia histeris, namun kini ia sudah lebih tenang..."
"Koa.....sudah meninggal?" Gumam Danish masih dengan rasa tak percaya.
"Kau bahagia sekarang?"
"Aku sangat bahagia......karena Setiap saat masih bisa melihatnya, menatap matanya, mengusap wajahnya ,dan memeluknya erat aku sangat bahagia....."
Danish teringat dengan percakapannya bersama Jingga mengenai kebahagiaannya. Kini terjawab sudah, mengapa Jingga begitu kesakitan saat di Perkebunan...
'Mengapa kau mengambil kebahagiaan orang yang paling kucintai tuhan? Aku sudah memberinya luka...tapi mengapa malah orang yang memberinya kesembuhan yang kau ambil?' Jerit batin Danish....Rasa bersalah itu kembali menggerogotinya.
Mohon Maaf bagi yang sudah terlanjur naik dikapal Koa dan Jingga🥲🥲 kapalnya kehilangan nahkoda dan kini Jingga mendayung seorang diri.
semoga ada karya baru yg seindahhh ini... aamiin
semua karya author yg pernah aku baca keren semua... 👍👍👍
(sedih banyak penulis yang keren yang gak lanjut disini)
But , sedih banget pas baca kalau kemungkinan novel ini menjadi novel terakhir kakak di Noveltoon 😭
Kakak mau pindah kemana?